Senin, 28 Desember 2009

Metodologi Penelitian Sejarah



A. Dasar-Dasar Penelitian Sejarah
1.Tahap Penelitian Sejarah
Sejarah sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa–peristiwa atau kejadian–kejadian yang terjadi pada masa lampau dalam lingkup kehidupan manusia. Peristiwa atau kejadian pada masa lampau menjadi unsur yang sangat penting dalam penelitian yang dilakukan oleh para ahli sejarah untuk mengungkap tabir sejarah. Dalam usaha menyingkap tabir sejarah para ahli melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut :

a.Pencarian Informasi Sejarah
Sejarah sebagai suatu perstiwa yang telah terjadi dalam lingkup kehidupan manusia pada masa lampau akan meninggalkan goresan yang mewarnai kehidupan manusia. Goresan tersebut bersifat positif maupun negatif. Peristiwa atau kejadian sejarah di masa lampau yang telah diceritakan secara turun–temurun terkadang menjadi sebuah cerita rakyat, legenda atau mitos. Oleh karena itu informasi sejarah seperti itu cukup sulit dibuktikan kebenarannya secara ilmiah.
b.Pengumpulan Sumber–Sumber Sejarah
Sejarah sebagai suatu peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau tidak mungkin dapat diketahui begitu saja tanpa adanya sumber-sumber sejarah yang mendukung. Pengumpulan sumber-sumber sejarah dapat dilakukan melalui sumber lisan,sumber tertulis maupun sumber benda.

2.Heuristik Dalam Sejarah
Heuristik merupakan bagian dari penelitian sejarah. Istilah heuristic berasal dari bahasa Yunani heurisken yang berarti menemukan. Heuristik adalah upaya penelitian yang mendalam untuk menghimpun jejak-jejak sejarah / mengumpulkan dokumen-dokumen agar dapat mengetahui segala bentuk peristiwa atau kejadian bersejarah dimasa lampau.
Dokumen-dokumen tersebut merupakan data yang sangat berharga sehingga dapat dijadikan dasar untuk menelusuri peristiwa-peristiwa sejarah yang telah terjadi pada masa lampau. Jejak-jejak sejarah biasanya dapat ditemukan secara kebetulan oleh masyarakat. Banyak benda-benda budaya peninggalan masa lalu ditemukan secara tidak sengaja. Dari informasi penemuan itulah akhirnya para ahli / sejarawan melakukan penelitian lebih lanjut.
Bahkan tanpa informasi yang berhasil diterima dari masyarakat, para ahli / sejarawan sangat sulit untuk menemukan jejak sejarah tentang masa lampau.

3.Verifikasi Dalam Sejarah
Vertifikasi didalam sejarah memiliki arti pemeriksaan terhadap kebenaran laporan tentang suatu peristiwa sejarah. Vertifikasi diperlukan untuk meneliti kembali data-data atau laporan-laporan dari suatu peristiwa yang telah terjadi. Suatu peristiwa bersejarah memiliki data-data atau laporan-laporan yang tidak sedikit jumlahnya sehingga para peneliti harus berhati-hati dalam mempelajari kembali data-data yang diperoleh.
Selanjutnya informasi tersebut dibahas untuk menentukan kebenaran data / laporan dari suatu peristiwa sejarah. Sebagai contoh peristiwa serangan umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta. Dalam perkembangannya terjadi perdebatan mengenai siapakah tokoh yang menggagas serangan umum itu ? Dari pertanyaan itu muncul penafsiran tentang tokoh-tokoh sebagai penggagas serangan umum itu, yaitu:
•Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai penguasa atas kerajaan Yogyakarta
•Jenderal Sudirman yang berhasil menghimpun kembali kekuatan TNI.
•Letkol Suharto pada saat itu sebagai Komandan Brigade X kota Yogyakarta yang berinisiatif melancarkan serangan umum itu untuk membuktikan bahwa pasukan TNI masih kuat.
Apalagi kedatangan Belanda di Yogyakarta mengikut sertakan wartawan. Alasan Belanda menyerang Yogyakarta adalah untuk menumpas kaum pemberontak yang dilakukan oleh Bangsa Indonesia. Sebelum sumber-sumber sejarah terkumpul digunakan sebagai pendukung sebuah karya tulis, sebelumnya dilakukan penelitian terlebih dahulu, baik dari seegi kebenaran materi atau isi maupun keasliannya dalam ilmu sejarah disebut KRITIK. Kritik tersebut meliputi :
a.Kritik Intern
Yaitu kritik terhadap isi dari suatu peninggalan sejarah,seperti isi prasasti,isi kitab kuno,isi dokumen dan sebagainya.
b.Kritik Ekstern
Yaitu kritik terhadap keaslian dari sumber-sumber sejarah yang ada. Seperti : tipologi, stratifikasi, dan kimiawi.

oTipologi sendiri artinya penentuan ketuaan berdasarkan bentuk dan benda peninggalan tersebut. Pada umumnya semakin sederhana bentuk peninggalan sejarah, semakin tua usia benda tersebut.
oStratifikasi yaitu penentuan umur relatif suatu benda berdasarkan lapisan tanah tempat benda tersebut ditemukan. Pada umumnya lapisan yang paling atas adalah lapisan yang paling muda,sedangkan lapisan yang paling bawah adalah lapisan yang paling tua.
oKimiawi yaitu penentuan ketuaan suatu peninggalan berdasarkan unsur-unsur kimia yang terkandung pada benda tersebut.

4.Interpretasi Dalam Sejarah
Interpretasi dalam sejarah mempunyai arti penafsiran terhadap suatu peristiwa atau memberikan pandangan teoritis terhadap suatu peristiwa sejarah. Sejarah sebagai suatu peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau, tetapi tidak semua data yang terkumpul dapat dijadikan sarana pendukung untuk mengungkapkan suatu peristiwa sejarah. Dari data tersebut diinterpretasikan sehingga data-data yang terkumpul dapat mengungkap kebenaran suatu peristiwa bersejarah. Dengan demikian, sesuatu yang tersirat dan tersurat dalam peninggalan tersebut dapat dikomunikasikan.
Contohnya : Prasasti Yupa menyebutkan bahwa Raja Mulawarman melakukan penyembelihan hewan korban disebuah tempat yang bernama Waprakeswara.
Karena waprakeswara adalah tempat pemujaan terhadap dewa Siwa, maka sejarawan menginterpretasikan bahwa Raja Mulawarman beragama Hindhu Siwa (pemuja dewa siwa sebagai dewa utana)

5.Sumber – Sumber Sejarah
Peristiwa yang terjadi dimasa lampau dapat terungkap jika ada sumber-sumber yang mendukung. Sumber sejarah terdiri atas :
a.Sumber Lisan
Yaitu keterangan langsung dari para pelaku atau saksi dari peristiwa yang terjadi dimasa lampau atau dari orang yang menerima keterangan secara lisan. Kelemahan dari sumber lisan ini yaitu sering kali ada unsur–unsur subjektifitas didalamnya.
b.Sumber Tertulis
Yaitu sumber sejarah yang diperoleh melalui peninggalan – peninggalan tertulis yang mencatat peristiwa yang terjadi dimasa lampau.
Contohnya :
oprasasti
okronik
obabad
ohikayat
osurat
olaporan
onotulen rapat
opiagam
onaskah
oarsip
osurat kabar
Pararaton sumber sejarah Kerajaan Singasari. Negarakertagama sumber sejarah Kerajaan Singasari dan Majapahit. Babad Tanah Jawi sumber sejarah Kerajaan Mataram Islam.
c.Sumber Benda
Yaitu sumber sejarah yang diperoleh dari peninggalan benda –benda kebudayaan. Sumber sejarah itu belum dapat menginformasikan secara pasti kebenaran yang diceritakan sehingga para ahli hanya dapat menafsirkan sebagian kecil dari peristiwa atau kejadian tersebut.
Contohnya :
ofosil
osenjata
operalatan hidup
operhiasan, dll.
d.Sumber Rekaman
Sumber rekaman bisa berupa rekaman kaset audio meupun rekaman kaset video. Misalnya : rekaman peristiwa sekitar proklamasi, dan rekaman demonstrasi mahasiswa menuntut reformasi. Agar mendapatkan bukti dan fakta sejarah yang benar harus memperhatikan segi terpercayanya sumber, kuatnya sumber, dan sahihnya sumber.

6.Bukti dan Fakta Sejarah
Sejarah suatu masyarakat atau bangsa dimasa lampau berhasil diketahui melalui penemuan bukti- bukti atau fakta- fakta yang menunjukkan terjadinya suatu peristiwa di masa lampau itu. Bukti dan fakta sejarah dapat diketahui melalui 3 sumber yaitu :
a.Sumber Primer
Bukti dan fakta tentang peristiwa sejarah diuraikan oleh para pelaku yang mengalami suatu peristiwa sejarah. Biasanya pelaku tersebut menyembunyikan atau menenggelamkan bukti-bukti atau fakta-fakta yang melemahkan kedudukannya dalam peristiwa sejarah. Hal serupa berlaku pula pada pernyataan saksi suatu peristiwa sejarah. Para saksi didalam mengungkapkan suatu peristiwa sejarah juga tidak terlepas dari unsur subjektivitas. Hal ini disebabkan adanya unsur keberpihakkan dari para saksi tersebut atau juga disebabkan oleh latar belakang keahlian yang dimiliki oleh saksi.
Contoh : Prasasti, kronik, piagam dll.

b.Sumber Sekunder
Bukti dan fakta tentang peristiwa sejarah duiraikan oleh seseorang yang bukan pelaku atau saksi dari peristiwa tersebut. Akibatnya kebenaran dari peristiwa tersebut semakin berkurang. Berdasarkan informasi prasasti itu, para ahli mencoba untuk membuat penafsiran tentang keseluruhan keadaan pada masa itu, baik tentang perkembangan sistem pemerintahan kerajaan, kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan kepercayaan masyarakat dari kerajaan-kerajaan bersangkutan. Berdasarkan bukti dan fakta dari sumber sekunder itu, kebenaran tentang suatu peristiwa sejarah tidak dapat diketahui secara keseluruhan. Keterkaitan peristiwa yang satu dengan peristiwa berikutnya dapat diketahui oleh generasi penerus dari suatu bangsa.
Contoh : prasasti Tinulad (tiruan), Laporan penelitian, dan
terjemahan kitab- kitab kuno.

c.Sumber Tersier
Yaitu berupa buku- buku sejarah yang disusun berdasarkan laporan penelitian langsung.

7.Artefak Dalam Sejarah
Artefak merupakan peralatan atau alat- alat yang dibuat oleh manusia untuk membantu kehidupannya. Peralatan atau alat-alat itu merupakan hasil kebudayaan manusia yang dapat menunjukkan bahwa manusia memiliki kelebihan dari makhluk-makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki oleh manusia itu adalah berupa akal dan pikiran untuk berkembang melebihi generasi terdahulu. Tingkat perkembangan kebudayaan manusia dapat diketahiu melalui alat-alat kebudayaan yang digunakan oleh manusia.

8.Fakta Mental dalam Sejarah
Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia yang ditulis W.J.S Poerwadarminta menyatakan bahwa mental itu :
Hal yang menyangkut batin atau watak manusia yang bukan bersifat badan atau tenaga.
Hal yang menyangkut bukan hanya pembangunan fisik yang perlu diperhatikan, melainkan juga pembangunan rohani atau batin.
Hal yang menyangkut trauma atau guncangan jiwa yang sangat membekas dalam kehidupan si korban.
Dari uraian di atas, maka mental terkait dengan masalah batin, rohani, dan watak manusia. Oleh karena itu, mental dapat menentukan baik buruknya perjalanan kehidupan manusia, masyarakat atau bangsa.
Contohnya : peristiwa peeperangan yang selalu menyisakan tragedi dan derita akan mempengaruhi mental masyarakat yang mengalaminya. Fakta mental memberikan gambaran yang pasti akibat perang yang ditimbulkannya sehingga akhirnya hanya akan menyisakan kehidupan yang sangat memprihatinkan.

9.Fakta Sosial dalam Sejarah
Sejarah tidak dapat dipisahkan dari fakta- fakta sosial yang muncul dalam kehidupan masyarakat. Karena munculnya suatu peristiwa bersejarah dapat dipengaruhi oleh masalah-masalah sosial yang terjadi dalam lingkungan kehidupan masyarakat. Bahkan, masalah yang muncul dan berkembang di masyarakat kerap kali menimbulkan suatu peritiswa, baik peristiwa itu merupakan peristiwa kecil maupun peristiwa besar.
Contohnya :
Masalah sosial yang dibatasi pada masa orde baru (di bawah kepemimpinan Presiden Suharto) tertanam kuat dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Ruang lingkup kehidupan sosial masyarakat yang sangat terbatas itu dijadikan dasar perjuangan untuk menentang kekuasaan orde baru. Bahkan kehidupan sosial dari masyarakat Indonesia yang sangat memprihatinkan itu menarik perhatian kalangan intelektual muda, yaitu kalangan mahasiswa.Puncak demonstrasi yang dilakukan oleh kalangan mahasiswa yang ditandai dengan berhentinya Presiden Suharto dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia pada tanggal 21 Mei 1998 dan digantikan oleh wakil Presiden B.J Habibie menjadi Presiden Republik Indonesia. Presiden Habibie menjabat sebagai presiden hingga terpilihnya presiden berikutnya melalui sidang MPR hasil pemilihan umum tahun 1999.

Masalah-masalah sosial sering muncul setelah terjadi suatu peristiwa bersejarah, seperti pada perang Dunia I dan II, perang Asia Timur Raya atau Perang Pasifik. Peperangan yang telah terjadi memporak-porandakan tatanan sosial dalam kehidupan suatu masyarakat atau bangsa. Hubungan sosial yang pernah terputus akibat peperangan mulai dibenahi kembali, sehingga dapat memunculkan jalinan hubungan sosial yang lebih erat dari masa sebelumnya.
Berdasarkan uraian dan contoh- contoh tersebut di atas, maka pengertian sosial berkenaan dengan kehidupan suatu kelompok masyarakat maupun bangsa berguna untuk menjaga agar hubungan sosial tetap terjaga dengan baik, perlu adanya komunikasi sosial antara masyarakat dalam mencapai tujuan dari masyarakat bersangkutan atau menunjang pembangunan di segala sektor kehidupan masyarakat tersebut. Di samping itu, pengertian sosial dalam kehidupan masyarakat merupakan suatu proses belajar dari seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati budaya masyarakat di lingkungannya. Misalnya, seorang yang baru tinggal pada suatu lingkungan kelompok masyarakat maka mengetahui dapat dan tradisi masyarakat tersebut.Dengan mengetahui tradisi masyarakat tersebut, maka akan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
Dengan demikian, fakta sosial merupakan suatu bukti yang muncul dari lingkungan sosial masyarakat untuk mencapai tujuan dari masyarakat yang bersangkutan.Sehingga di dalam upaya mencapai tujuan itu sering muncul peristiwa- peristiwa atau kejadian- kejadian. Bukti- bukti yang muncul dari peristiwa- peristiwa itulah yang dapat dikenal dengan fakta sosial dalam ilmu sejarah.

Jejak-jejak Masa Lampau


Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa besar di dunia tidak terbentuk dalam waktu sekejap. Bangsa Indonesia memerlukan waktu ratusan tahun atau bahkan ribuan tahun untuk dapat menjadi bangsa Indonesia seperti saat ini.
Wilayah nusantara yang terdiri atas ribuan pulau jelas memiliki sejarahnya sendiri-sendiri. Ada proses yang berbeda pada tiap wilayah dalam menciptakan kebudayaan dan karakteristik masyarakat.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau telah meninggalkan jejak-jejak sejarah. Jejak-jejak yang ditinggalkan tersebut berguna agar pertistiwa yang telah terjadi dapat diketahui atau disampaikan kepada generasi berikutnya. Jejak-jejak masa lampau dapat berupa artefak, dokumen, monumen, bangunan bersejarah, kebudayaan daerah, prasasti, maupun saksi-saksi sejarah.

A.Jejak-Jejak Masa Lampau yang Berupa Artefak Jejak-jejak masa lampau yang berupa artefak berasal dari jaman prasejarah dimana belum dikenal bukti-bukti berupa tulisan. Artefak merupakan benda-benda atau alat-alat hasil kebudayaan manusia yang terbuat dari batu, tanah liat, dan perunggu. Berikut ini beberapa artefak yang ditemukan di bumi Nusantara tercinta.
1.Kapak Genggam
Alat ini berupa batu yang dibentuk menyerupai kapak.Alat tersebut belum bertangkai, sehingga cara memegangnya dengan cara digenggam.
2.Kapak Persegi
Alat berbentuk segi empat memanjang dan sisi depannya di asah hingga tajam. Alat ini berfungsi sebagai cangkul.
3.Sarkofagus
Sarkofagus berupa kubur batu. Bentuknya seperti lesung namun diberi tutup.
4.Bejana perunggu
Bejana berunggu berupa benda berbentuk seperti gitar spanyol yang tidak bertangkai. Permukaan luar benda tersebut di hiasi pula anyaman simetris.

B.Jejak-jejak masa lampau yang berupa dokumen
Peristwa-peristiwa penting di masa lampau ada yang berupa dokumen penting.Berikut ini adalah beberapa dokumen penting dari masa lampau.
1.Naskah teks proklamasi kemerdekaan indonesia
Naskah Teks Proklamasi ditulis tangan oleh Ir.Soekarno di rumah laksamana Tadashi Maeda. Naskah ini kemudian di ketik olah Sayuti Melik.
2.Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret)
Dokumen ini merpakan awal adanya orde baru di bawah pimpinan Soeharto. Dokumen ini menjadi salah satu sejarah penting bagi kehidupan bangsa indonesia.

C.Jejak-jejak masa lampau yang berupa monumen
Monumen merupakan bangunan yang di bangun dengan tujuan untuk membangkitkan kenangan atau kesan yang mudah terlupakan atas suatu peristiwa.Berikut ini adalah beberapa monumen yang ada di Indonesia.
1.MONAS (Monumen Nasional)
Monas berada di ibu kota Republik Indonesia yaitu Jakarta. Monumen ini di bangun untuk memperingati peristiwa–peristiwa seputar proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.
2.Tugu Pahlawan
Tugu Pahlawan berada di Surabaya, Jawa Timur. Monumen ini dibangun untuk memperingati sekaligus mengenang semangat juang arek-arek Surabaya dalam mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia.
3.Monumen Tugu Muda
Monumen Tugu Muda berada di Semarang, Jawa Tengah. Monumen ini dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 5 Hari di Semarang.
4.Monumen Pancasila Sakti
Monumen Pancasila Sakti terletak di Jakarta. Monumen ini dibangun guna mengenang para pahlawan Revolusi yang menjadi korban G 30 S/PKI.

D.Jejak-Jejak Masa Lampau yang Berupa Bangunan Bersejarah
Bangunan-bangunan bersejarah yang menjadi jejak-jejak masa lampau bangsa Indonesia berupa candi-candi maupun bangunan yang lain.
1.Candi-candi
a.Candi Kalasan
Candi Kalasan dibangun oleh Raka I Panang Karan dari kerajaan Mataram Kuno sebagai persembahan pada Dewi Tara.
b.Candi Jawi
Candi setinggi 24 m ini dibangun atas perintah Kertanegara, Raja Singosari. Candi ini difungsikan sebagai tempat pendharmaan Kertanegara.
c.Candi Borobudur
Candi setinggi 42 m ini dibangun atas perintah Raja Wisnu pada tahun 770 masehi dan selesai di tahun 842 masehi pada masa pemerintahan Samarattungga.
d.Candi Sumberawan
Candi ini dibangun sebagai penghargaan atas kunjungan Hayam Wuruk ke wilayah kaki Gunung Arjuna.

2.Bangunan Bersejarah Bercorak Islam
Nisan Makam Sultan Malik As-Shaleh
Makam Malik Al-Saleh merupakan bukti atau jejak sejarah yang menunjukan masuknya Islam di Indonesia
Masjid Agung Demak
Masjid Demak dibangun oleh Wali Songo. Bangunan cungkupnya (atap masjid) yang menyerupai Pura di Hindu menunjukan akulturasi budaya Islam dengan Hindu serta budaya lokal Indonesia
Masjid Kudus
Masjid ini didirikan oleh Sunan Kudus.Bentuk bangunan masjid ini memiliki ciri khusus, yaitu bagian menaranya menyerupai Candi Hindu
Batu Nisan Ratu Nahrasiyah dari Samudera Pasai
Nisan ini berhiaskan kaligrafi kutipan surat yasin dan ayat kursi.

E.Jejak-Jejak Masa Lampau yang Berupa Prasasti
Prasasti merupakan peninggalan tertulis yang dipahatkan pada batu/logam.Terdapat kurang lebih 3000 prasasti telah ditemukan yang berasal dari zaman Indonesia klasik. Berikut adalah beberapa prasasti yang merupakan Jejak-Jejak Masa Lampau Bangsa Indonesia.

1.Prasasti Yupa
Prasasti Yupa dari Kerajaan Kutai. Huruf yang digunakan adalah huruf pallawa dan Bahasa Sansekerta. Prasasti dibuat atas perintah Raja Mulawarman.
2.Prasasti Ciaruteun
Prasasti Ciaruteun ditemukan di dekat muara Cisadane. Prasasti yang ditulis pada batu besar di sertai cap sepasang telapak kaki ini merupakan peninggalan kerajaan Tarumanegara.
3.Prasasti Tugu
Prasasti Tugu ditemukan di Desa Tugu Cilincing, Jakarta Utara. Prasasti ini merupakan prasasti Tarumanegara yang terpanjang dan terpenting.

F.Jejak-Jejak Mas Lampau yang Berupa Kebudayaan
Bangsa Indonesia terdiri atas banyak suku. Tiap suku dari suatu daerah memiliki karakteristik dan kebudayaan yang berbeda dari suku daerah lain. Kebudayaan ini pun terbentuknya juga perlu proses.Berikut ini kebudayaan-kebudayaan daerah yang juga menjadi Jejak-jejak Masa Lampau bangsa Indonesia.
1.Upacara-upacara
a.Upacara Pembakaran mayat di Bali yang disebut Ngaben
b.Upacara Penguburan di Tebing
c.Upacara Perkawinan Suku Minangkabau yang menganut matrilineal
2.Lagu Daerah
a.Lir ilir
b.Cing Cangkeling
c.Cublak-cublak Suweng
3.Pakaian dan Perhiasan
4.Obat-obatan Tradisional
5.Kitab-kitab Kuno

a.Kitab Bharatayudha karangan Mpu Sedah dan Mpu Panuluh
b.Kitab Negarakertagama karangan Mpu Prapanca
c.Kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular
d.Kitab Pararaton

G.Jejak-Jejak Masa Lampau yang Berupa Saksi-saksi Sejarah
Saksi sejarah adalah seseorang yang pernah melihat atau menyaksikan terjadinya suatu peristiwa, tetapi bukan orang yang terlibat langsung dalam peristiwa tersebut. Berikut ini saksi-saksi sejarah yang juga merupakan bagian dari jejak masa lampau.
1.A.H. Nasution
Beliau adalah jenderal yang lolos dari penculikan yang dilakukan oleh Dewan Jenderal bentukan PKI.
2.B.M. Diah
B.M. Diah merupakan salah satu saksi sejarah pada awal Kemerdekaan Indonesia.
3.Des Alwi
Des Alwi merupakan seseorang yang kerap mendokumentasikan peristiwa-peristiwa penting pada masa pemerintahan Soekarno dan Soeharto.
4.Ahmad Soebarjo
Ahmad Soebarjo adalah tokoh dari Golongan Tua yang berhasil meyakinkan Golongan Muda agar mau melepaskan Bung Karno dan Bung Hatta dari Rengasdengklok. Selanjutnya beliau juga turut andil dalam penyusunan Teks Proklamasi.
5.Chaerul Saleh
Chaerul Saleh merupakan tokoh dari Golongan Muda. Chaerul Saleh-lah yang mendengar berita kekalahan Jepang dari Radio BBC Inggris. Beliau dan teman-temannya melihatnya sebagai peluang untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

H.Menulis Kembali Jejak-jejak Masa Lampau Bangsa Indonesia
Dalam menulis kisah sejarah dari jejak-jejak masa lampau dipilih topik untuk membatasi objek penulisan yaitu topik yang workable, artinya topik yang dapat dikerjakan dalam waktu dan biaya yang tersedia sesuai dengan kebutuhan sehingga tidak terlalu luas/terlalu sempit. Pemilihan topik juga didasarkan pada :
a.Kedekatan Emosional
Kedekatan emosional akan memberikan dorongan yang besar bagi terselesaikannya penulisan sejarah.Begitu juga seseorang yang berkaitan dengan kota, organisasi,birokrasi, tokoh, peristiwa, dan perusahaan. Hal terpenting dalam pemilihan topik yang sedang dikerjakan diyakini berharga dan bermanfaat.
b.Kedekatan Intelektual
Seseorang yang memiliki kedekatan emosional juga akan memiliki kedekatan intelektual. Seorang yang tertarik terhadap masalah pedesaan, tentunya akan membaca buku apa saja yang berhubungan dengan desa, petani, tanah, geografi pedesaan, dan ekonomi pedesaan. Dengan demikian, seseorang tersebut sudah memiliki konsep tentang permasalahan penelitian yang akan dihadapi.

Sabtu, 26 Desember 2009

Tradisi Pra Aksara & Tradisi Sejarah


PendahuluanSalah satu fungsi sejarah adalah untuk memberikan identitas pada masyarakatnya. Sebuah masyarakat dengan kebudayaan, nilai, norma, tradisi, dan adat istiadat yang sama, pasti memiliki jejak sejarah di masa lampau. Kisah sejarah dianggap perlu untuk menunjukkan jati diri, untuk membedakan dengan msyarakat lain. Kisah sejarah juga dianggap perlu sebagai pengalaman kolektif bersama di masa lampau, bahkan sering kali garis keturunan yang sama sehingga dapat mempererat rasa solidaritas diantara anggota masyarakat secara turun–temurun.


Oleh karena itu, suatu kisah sejarah yang dapat menjelaskan keberadaan suatu kolektif dianggap perlu, baik pada masyarakat sebelum maupun sesudah mengenal tulisan. Tradisi sejarah terbagi dalam 2 masa, yaitu Masa Praaksara dan Masa Aksara.
Kehidupan masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan disebut juga dengan kehidupan masyarakat Indonesia zaman prasejarah. Zaman prasejarah sejak manusia ada sampai manusia mengenal tulisan. Zaman itu merupakan suatu zaman yang sangat panjang dalam sejarah kehidupan manusia.
Manusia yang hidup pada zaman prasejarah belum mengenal tulisan. Akibatnya, generasi selanjutnya serta para peneliti tidak mungkin menemukan adanya bukti-bukti tertulis mengenai kehidupan mereka. Mereka hanya meninggalkan benda-benda kebudayaan. Melalui benda-benda ini, para ahli meneliti kehidupan mereka. Para ahli, misalnya, mencoba mengamati secara seksama benda-benda itu dengan cara merekonstruksinya. Kemudian mereka membuat penafsiran atau perkiraan tentang kehidupan pada masa itu. Meski demikian, karena hasilnya hanya berupa penafsiran atau perkiraan belaka, situasi dan kehidupan seperti apa yang sesungguhnya terjadi tetap tidak tersingkap secara penuh.
Namun, bukan berarti bahwa para ahli tidak memberi sumbangan apa-apa. Bagaimanapun juga mereka telah berusaha agar hasil penelitian mereka bisa sedekat mungkin menggambarkan kehidupan manusia pada masa itu. Dan memang, benda-benda itulah yang merupakan satu-satunya bukti yang bisa diteliti.
Secara khusus dalam kehidupan bersama sebagai bangsa, ada dua aspek utama dari peninggalan masa lalu yang tidak boleh dilupakan. Pertama, peninggalan masa lalu yang bersifat material yaitu segala benda buatan manusia sebagai perwujudan dari akalnya. Hasil-hasil ini dapat diraba dan dilihat, misalnya benda-benda kebudayaan.
Kedua, peninggalan masa lalu yang bersifat nonmaterial yaitu terdiri atas alam pikiran dan kumpulan perasaan yang tersusun teratur, misalnya pandangan atau falsafah hidup, cita-cita, etos, nilai, norma, dan lain-lain. Kedua aspek ini tidak bisa dipisah-pisahkan.
Benda-benda material yang diciptakan merupakan cerminan atau pantulan konkret dari pandangan, etos, atau cita-cita hidup suatu bangsa. Dengan kata lain, apa yang dihasilkan merupakan wujud dari apa yang dipikirkan. Setiap bangsa mempunyai cara sendiri-sendiri untuk membuat dua aspek kebudayaan ini tidak dilupakan. Istilah yang sering digunakan untuk menjelaskan pewarisan kebudayaan dari satu generasi ke generasi disebut sosialisasi.
Perkembangan teknologi cetak, computer, dan komunikasi dewasa ini memungkinkan untuk mengarsip peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk bisa diolah kembali oleh generasi yang akan datang. Dengan demikian, yang diwariskan tidak hanya benda-benda material, tetapi juga benda-benda nonmaterial. Namun, perkembangan ini tidak terjadi pada masyarakat sebelum mengenal tulisan. Kebudayaan mereka hanya diwariskan secara lisan dan melalui benda-benda kebudayaan.
Ada beberapa cara untuk mewariskan masa lalu pada masyarakat ini, diantaranya :
1.Melalui Keluarga
2.Melalui Masyarakat

a.Melalui Keluarga
Keluarga merupakan dunia sosial yang pertama sekaligus yang paling berkesinambungan bagi seseorang. Di sinilah hubungan sosial intim yang langgeng pertama kali dibangun. Pewarisan oleh keluarga dilakukan secara bertahap, mulai dari yang sederhana dan mudah dipahami menuju ke sesuatu yang kompleks atau rumit. Yang diwariskan adalah kebudayaan material dan kebudayaan nonmaterial. Namun yang sering menjadi pokok perhatian keluarga adalah kebudayaan nonmaterial, seperti pengetahuan dan kepercayaan, nilai, norma, bahasa, dan cerita dongeng.
Nilai mengacu pada gagasan abstrak mengenai apa yang dianggap masyarakat baik, benar, dan diinginkan. Norma adalah perwujudan konkret dari nilai-nilai. Norma mencakup kebiasaan (folkway), adat-istiadat (mores), dan hukum. Bahasa mencakup bahasa tubuh (gestures) dan bahasa verbal. Keluarga mewariskan semuanya ini melalui sosialisasi.
Di bawah ini, ada dua cara sosialisasi dalam keluarga pada masyarakat sebelum mengenal tulisan, yaitu :
Adat-istiadat Setiap keluarga memiliki adat-istiadat atau kebiasaan. Tradisi dan adat kebiasaan tersebut diwariskan kepada seorang anak melalui sosialisasi, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Cerita dongeng Cerita dongeng juga salah satu cara untuk mewariskan masa lalu. Biasanya generasi tua akan menceritakan dongeng-dongeng kepada generasi yang lebih muda. Pada cerita dongeng disisipkan pesan-pesan mengenai sesuatu yang dipandang baik untuk dilakukan maupun mengenai sesuatu dipandang tidak baik dan tidak boleh dilakukan.

b.Melalui Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok orang yang memiliki kesamaan budaya (yang diwariskan dari generasi ke generasi), wilayah, identitas, dan berinteraksi dalam suatu hubungan sosial yang terstruktur. Masing-masing anggota dalam masyarakat saling membutuhkan, saling mengisi dan saling melengkapi.
Hal ini disebabkan karena tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri tanpa orang lain. Baik secara langsung maupun tidak langsung, masyarakat memiliki caranya sendiri-sendiri untuk mewariskan masa lalu.
Masing-masing masyarakat memiliki adat-istiadat yang berbeda satu sama lain. Peyimpangan akan membuat seseorang disisihkan dari lingkungan masyarakat. Sementara itu, masyarakat tidak akan pernah lepas dari masa lalunya. Masa lalunya memberikan suatu gambaran tentang kehidupan masyarakat sehingga bisa dijadikan pedoman hidup.

Seorang sarjana berkebangsaan Belanda, Dr. J.L. Brandes, menemukan 10 pokok kehidupan masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan atau sebelum masuknya Hindu-Budha. Salah satu diantaranya adalah pertunjukan wayang. Pertunjukan wayang dilakukan dengan tujuan mendatangkan roh nenek moyang. Dalam pertunjukan wayang juga dinyatakan tentang baik-buruk kehidupan yang dilalui oleh masyarakat, bahkan pada cerita wayang dibahas sebab akibat dari perilaku manusia secara keseluruhan. Pertunjukan wayang sering mengambil lakon cerita tentang kehidupan seorang manusia dalam masyarakat, atau membandingkan kehidupan antar masyarakat. Sampai saat ini, seni wayang masih digemari oleh masyarakat Jawa.
Penelitian seorang sarjana berkebangsaan Perancis, G. Coedes, menyatakan bahwa masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan atau sebelum masuknya Hindu-Budha telah memiliki 10 unsur pokok peradaban. Salah satu dari 10 unsur pokok peradaban itu adalah kepercayaan.


Kepercayaan itu berbentuk animisme, dinamisme dan pemujaan terhadap roh nenek moyang atau roh leluhur. Contohnya, tugu batu (menhir) yang didirikan oleh masyarakat sebagai tanda penghormatan kepada roh leluhur atau roh nenek moyang. Tugu batu itu dikeramatkan oleh masyarakat, bahkan masyarakat menganggap bahwa tugu batu itu memiliki roh atau jiwa atau kekuatan gaib. Oleh karena itu, secara turun-temurun atau dari generasi ke generasi mereka tetap melakukan pemujaan terhadap roh nenek moyang atau roh leluhur melalui tugu batu tersebut. Selain itu terdapat juga benda-benda yang memiliki kekuatan gaib dalam bentuk senjata atau benda-benda lain.

Unsur-unsur Peradaban Masyarakat Indonesia
Berdasarkan penelitian seorang sarjana Perancis yang bernama Coedes dalam bidang peradaban Masyarakat Indonesia sebelum pengaruh Hindu-Budha terdapat 10 unsur peradaban yang dimiliki di antaranya :
1.Memelihara ternak (sapi, unggas, dan lain-lain)
2.Mengenal keterampilan teknik undagi (perundagian)
3.Mengenal pengetahuan pelayaran di samudera luas
4.Sistem kekerabatan matrilineal
5.Kepercayaan animisme, dinamisme, dan pemujaan roh leluhur
6.Mengenal organisasi pembagian air untuk pertanian (irigasi)
7.Kepandaian membuat barang-barang dari tanah liat seperti gerabah atau tembikar
8.Kepercayaan kepada penguasa gunung
9.Cara pemakaman pada dolmen atau kubur batu
10.Mitologi pertentangan antara dua unsur kosmos

Sedangkan sarjana purbakala Dr. Brandes menyatakan bahwa menjelang masuknya pengaruh Hindu-Budha atau menjelang kehidupan masyarakat Indonesia mengenal tulisan, telah memiliki 10 unsur pokok kebudayaan asli Indonesia, yaitu :
1.Bercocok tanam padi( bersawah)
2.Mengenal prinsip dasar permainan wayang, dengan maksud untuk mendatangkan roh nenek moyang.
3.Mengenal seni gamelan yang terbuat dari perunggu
4.Pandai membatik (tulisan hias)
5.Pola susunan masyarakat macapat, susunan suatu ibukota selalu terdapat tanah lapang atau alun-alun yang dikelilingi oleh istana (keraton), bangunan tempat pemujaan atau upacara agama. Sebuah pasar dan sebuah rumah penjara
6.Telah mengenal alat tukar dalam perdagangan
7.Membuat barang-barang dari logam, terutama perunggu
8.Memiliki kemampuan yang tinggi dalam pelayaran (sebagai bangsa bahari)
9.Mengenal pengetahuan astronomi
10.Susunan masyarakat yang teratur
Jadi, berdasarkan sisa-sisa peninggalan yang ditemukan maka dapat diungkapkan bahwa kehidupan masyarakat nenek moyang Indonesia pada zaman sebelum masuknya pengaruh Hindu-Budha telah memiliki tingkat kebudayaan yang tinggi.

Dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa masyarakat bangsa Indonesia pada masa itu adalah :
Masyarakat agraris – religius dengan bercocok tanam padi
Memiliki tingkat peradaban yang tinggi (teknologi perundagian) dan pelayaran
Hidup dalam kelompok berdasarkan asas kehidupan gotong royong musyawarah dan mufakat
Merupakan masyarakat komunal dengan asas kesejahteraan bersama

Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Sebelum Mengenal Tulisan
Beberapa unsur-unsur kebudayaan masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan atau sebelum pengaruh Hindu-Budha, antara lain :
a.Sistem Kepercayaan
Sistem kepercayaan dalam masyarakat Indonesia diperkirakan mulai tumbuh pada masa berburu dan mengumpulkan makanan. Hal ini dibuktikan dengan penemuan lukisan-lukisan pada dinding-dinding goa di Sulawesi Selatan. Lukisan itu berbentuk cap tangan merah dengan jari-jari yang direntangkan. Lukisan itu diartikan sebagai sumber kekuatan atau symbol jari tidak lengkap yang merupakan tanda berkabung dan penghormatan terhadap roh nenek moyang. Kepercayaan terhadap roh nenek moyang ini terus berkembang pada masa bercocok tanam hingga masa perundagian. Hal ini tampak dari makin kompleksnya bentuk upacara-upacara penghormatan, sesaji, dan penguburan.selain penghormatan terhadap roh nenek moyang, ada juga kepercayaan terhadap kekuatan alam,.Adanya kepercayaan semacam ini antara lain terungkap dengan adanya bangunan megalithikum yang dianggap memiliki kekuatan, misalnya sarkofagus. Corak kepercayaan seperti ini dinamakan dinamisme. Corak kepercayaan ini mengakibatkan adanya kepercayaan yang bercorak animisme, yang dianggap unsur-unsur utama alam menyerupai roh.

b.Sistem Kemasyarakatan
Ketika manusia hidup bercocok tanam dan jumlahnya bertambah besar, sistem kemasyarakatan mulai tumbuh. Gotong royong dirasakan sebagai kewajiban yang mendasar dalam menjalani kegiatan hidup, seperti menebang hutan, menangkap ikan, menebar benih, dan lain-lain. Demi menjaga hidup bersama yang harmonis, manusia menyadari perlunya aturan-aturan yang perlu disepakati bersama. Agar aturan ini ditaati, ditentukan seorang pemimpin yang bertugas menjamin terlaksananya kepentingan bersama.
Sistem kemasyarakatan terus berkembang khususnya pada masa perundagian. Pada masa ini sistem kemasyarakatan menjadi lebih kompleks. Masyarakat terbagi menjadi kelompok-kelompok tertentu sesuai dengan bidang keahliannya. Uniknya tugas yang ditangani membuat masing-masing kelompok memiliki aturan sendiri. Meskipun demikian, tetap ada aturan umum yang menjamin keharmonisan hubungan masing-masing kelompok.
c.Pertanian
Sistem persawahan mulai dikenal bangsa Indonesia sejak zaman neoltikum, yakni sejak manusia menetap secara permanen. Perkiraan ini sangat logis mengingat proses bersawah yang cukup lama mengharuskan manusia menetap di suatu tempat dengan waktu relatif lama. Kehidupan gotong royong teraktualisasikan dalam sistem persawahan ini. Semangat gotong royong dalam sistem persawahan terlihat dalam tata pengaturan air dan tanggul. Pada masa perundagian, kemampuan bersawah semakin berkembang mengingat sudah adanya spesialisasi pekerjaan dalam masyarakat.
d.Kemampuan Berlayar
Kemampuan berlayar sudah dialami cukup lama oleh bangsa Indonesia. Kemamapuan berlayar ini terus berkembang di tanah yang baru, mengingat kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau. Kemampuan berlayar ini selanjutnya menjadi dasar dari kemampuan berdagang, itulah sebabnya, sejak awal masehi, bangsa Indonesia sudah mulai berkiprah dalam jalur pelayaran perdagangan internasional.
e.Ilmu Pengetahuan
Sebelum pengaruh Hindu-Budha, masyarakat Indonesia telah mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi. Juga mengenal ilmu astronomi (ilmu perbintangan) sebagai petunjuk arah dalam pelayaran atau sebagai petunjuk waktu dalam bidang pertanian. Oleh karena itu, mereka telah dapat mengetahui secara teratur waktu bercocok tanam, panen, atau saat yang tepat untuk berlayar dan menangkap ikan.
f.Organisasi Sosial
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat hidup sendiri tanpa kelompok masyarakatnya. Hubungan masyarakat dalam suatu kelompok sukunya sangat erat. Pola kerjasama dalam hidup bergotong royong dalam suatu kelompok suku sudah terjalin dengan baik.
g.Teknologi
Sejak masa prasejarah, masyarakat Indonesia telah mengenal teknik pengecoran logam. Masyarakat juga telah mengenal teknik pembuatan perahu bercadik. Pembuatan perahu bercadik ini sesuai dengan kondisi alam Indonesia yang terdiri dari berbagai pulau besar dan kecil yang dihubungkan oleh lautan. Perahu bercadik itu dapat digunakan sebagai sarana transportasi dan sarana dalam perdagangan.
h.Sistem Ekonomi
Masyarakat pada setiap daerah tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya. Untuk itu, mereka menjadi hubungan perdagangan dengan daerah-daerah lainnya. Hubungan perdagangan yang mereka kenal pada saat itu adalah sistem barter, yaitu pertukaran barang dengan barang.
i.Kesenian
Masyarakat prasejarah telah mengenal kesenian sebagai hiburan untuk mengisi waktu senggang. Waktu senggang itulah yang mereka pergunakan untuk mewujudkan dan menyalurkan jiwa seni mereka seperti seni membuat batik, seni membuat gamelan, seni wayang dan lain-lain. Namun, seni wayang biasanya dipertunjukan setelah panen dengan lakon cerita tentang kehidupan alam sekitar mereka.

A.Masa Pra Aksara
Pada masyarakat yang belum mengenal tulisan (illiterate), pewarisan ingatan tentang peristiwa masa lampau dilakukan melalui tradisi lisan dari generasi ke generasi. Setiap generasi biasanya, selain mewarisi ingatan masa lampau dari generasi sebelumnya, juga mewariskan pengetahuan tersebut kepada generasi berikutnya. Tradisi lisan dapat dianggap sebagai sebuah kesaksian sejarah yang sangat berguna bagi penulisan sejarah.
Sering kali sebuah tradisi lisan mengisahkan pengalaman masa lampau jauh ke belakang di mulai sejak adanya manusia pertama sampai terciptanya suatu kolektif yang di kenal sebagai masyarakat ataupun suku bangsa. Tradisi lisan merupakan sumber sejarah yang merekam masa lampau. Tradisi lisan juga mengandung kejadian nilai-nilai, moral, keagamaan, adat-istiadat, cerita-cerita khayal, peribahasa, nyanyian, mantra dan sebagainya.
Karya dalam tradisi lisan biasanya dikenal sebagai bagian folklor. Pengungkapan tradisi lisan sering kali digunakan secara lugas dalam bentuk pepatah, tembang, mitos, legenda, dongeng dan diwariskan sebagai milik bersama serta sebagai simbol identitas bersama.Tradisi lisan dalam bentuk mitos, legenda atau dongeng melukiskan kondisi fakta mental (mentifact) dari masyarakat pendukungnya. Tradisi lisan sebagai ingatan kolektif sering kali disalin dalam bentuk tulisan. Selanjutnya kalian dapat memahami tradisi masyarakat sebelum mengenal tulisan (pra aksara) hingga mengenal aksara (masa aksara) melalui tulisan berikut ini yang dimulai dari Folklor.

a.Folklor
Kata folklor berasal dari bahasa Inggris yaitu folklore, yang berasal dari dua kata dasar yakni folk dan lore. Menurut Alan Dundes, folk adalah sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri pengenalan fisik, sosial, dan kebudayaan yang sama sehingga mereka dapat dibedakan dari kelompok yang lain. Ciri-ciri itu meliputi kesamaan warna kulit, bentuk rambut, mata pencaharian, bahasa, taraf pendidikan dan agama. Kata Lore menunjuk pada tradisi folk, yaitu sebagian kebudayaan yang diwariskan secara lisan atau pengingat (mnemonic device). Folklore adalah bagian dari kebudayaan yang disebarkan dan diwariskan secara tradisional, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan alat bantu pengingat. Secara keseluruhan Folklore merupakan istilah umum untuk aspek material, spiritual, dan verbal dari suatu kebudayaan yang disampaikan secara oral melalui pengamatan maupun peniruan.
Ciri – ciri folklor :
Penyebaran dan pewarisan secara lisan.
Bersifat tradisional.
Sistem penyebarannya relatif tetap.
Ada dalam versi yang berbeda, karena penyampaian secara lisan memungkinkan adanya perubahan di dalamnya.
Bersifat anonim, karena penciptanya tidak diketahui lagi.
Biasanya mempunyai rumus atau berpola.
Memiliki suatu fungsi dalam kehidupan bermasyarakat.
Bersifat pralogis, karena logikanya sendiri tidak sesuai dengan logika umum.
Menjadi milik bersama (colective) masyarakat tertentu.
Pada umumnya bersifat lugu atau polos.
Fungsi folklor :
Sebagai sistem proyeksi, yakni sebagai alat pencerminan angan – angan suatu kelompok.
Sebagai alat pengesahan pranata – pranata dan lembaga – lembaga kebudayaan.
Sebagai alat pendidikan anak – anak.
Sebagai alat pemaksa dan penggagas norma – norma agar masyarakat selalu mematuhinya.

Tujuh unsur kebudayaan universal :
1)Sistem mata pencaharian hidup (ekonomi).
2)Sistem perlengkapan dan peralatan hidup (teknologi).
3)Sistem kemasyarakatan.
4)Bahasa.
5)Kesenian.
6)Sistem pengetahuan.
7)Sistem religi.

Menurut Koentjaraningrat setiap unsur kebudayaan universal tersebut mempunyai tiga wujud, yaitu:
1)Wujud sistem budaya.
2)Wujud sistem sosial.
3)Wujud kebudayaan fisik.
Jan Harold Brunvand (ahli folklor Amerika Serikat) membagi folklor ke dalam tiga kelompok besar, yaitu:
1.Folklor Lisan.
Dikenal juga dengan fakta mental (mentifact) yang meliputi :
a.Bahasa rakyat.
b.Ungkapan tradisional.
c.Pertanyaan tradisional.
d.Sajak dan puisi rakyat.
e.Cerita prosa rakyat.
Mite (myth).
Legenda (legend).
Dongeng (folktale).
f.Nyanyian rakyat.
2.Folklor Sebagian Lisan.
Dikenal juga sebagai fakta sosial (sosiofact) yang meliputi :
a.Kepercayaan dan takhayul.
b.Permainan dan hibuaran rakyat.
c.Teater rakyat.
d.Tari rakyat.
e.Adat kebiasaan.
f.Upacara tradisional.
g.Pesta rakyat tradisional.
3.Folklor Bukan Lisan.
Dikenal juga sebagai artefak (artifact) yang meliputi :
a.Arsitektur rakyat.
b.Kerajinan tangan rakyat.
c.Pakaian rakyat.
d.Obat – obatan rakyat.
e.Alat musik tradisional.
f.Peralatan dan senjata khas tradisional.
g.Makanan dan minuman khas daerah.
h.Gerak isyarat tradisional.

a.Mitos.
Mitos ada cerita prosa rakyat yang tokohnya para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain (khayal) pada masa lampau dan dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya.
Selain berasal dari Indonesia, ada pula yang berasal dari luar negeri. Mitos yang berasal dari luar negeri pada umumnya sudah mengalami pengolahan lebih lanjut sehingga tidak terasa asing lagi.
Mitos di Indonesia biasanya menceritakan terjadinya alam semesta (cosmogany), trjadinya susunan para dewa, dunia dewata (pantheon), dan sebagainya.

b.Legenda.
Legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh empunya cerita sebgai suatu yang benar-benar terjadi. Legenda sering kali dipandang sebagai sejarah kolektif (folk history).
Jan Harold Brunvand menggolongkan legenda menjadi empat kelompok, yaitu:
1.Legenda Keagamaan
Legenda keagamaan adalah legenda orang orang yang dianggap suci atau saleh. Cerita-cerita tersebut dikenal sebagai hagiografi urgent of the saint yang berarti cerita mengenai orang-orang suci. Di Jawa hagiografi menceritakan tentang riwayat hidup para wali penyebar Islam pada masa yang paling awal. Salah satu contohnya adalah legenda wali sembilan (wali songo) Legenda tentang mereka mudah dikenali sebab makam-makamnya diziarahi pada peringatan kematianya (haul) yang disebut keramat atau punden
2.Legenda Alam Gaib.
Legenda alam gaib biasanya berbentuk kisah yang dianggap benar-benar terjadi dan pernah dialami seseorang. Fungsinya adalah untuk meneguhkan kebenaran ”takhayul” atau kepercayaan rakyat.
Legenda semacam ini biasanya terbentuk kisah yang benar-benar terjadi dan pernah dialami seseorang, legenda semacam ini adalah untuk meneguhkan kebenaran “takhayul” atau kepercayaan rakyat, contoh legenda ini yaitu kepercayaan terhadap adanya hantu, genderuwo, dan sundel bolong
3.Legenda Perseorangan.
Legenda perseorangan adalah cerita mengenai tokoh-tokoh tertentu yang dianggap benar-benar terjadi. Di Indonesia legenda semacam ini banyak sekali. Di Jawa Timur legenda yang paling terkenal adalah legenda tokoh Panji.
4.Legenda Setempat.
Legenda setempat adalah cerita yang berhubungan dengan suatu tempat,nama tempat dan bentuk topografi, yaitu bentuk permukaan suatu tempat, berbukit-bukit, berjurang dan sebagainya.Legenda setempat yang berhubungan dengan suatu tempat misalnya legenda Kuningan.

c.Dongeng.
Dongeng adalah cerita pendek kolektif kesusatraan lisan. Cerita prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi. Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan, walaupun banyak juga yang melukiskan kebenaran, berisikan pelajaran (moral), atau bahkan sindiran.
Dongeng terbagi menjadi dua, yaitu:
1.Dongeng Binatang
Dongeng binatang adalah dongeng yang ditokohi oleh binatang, baik binatang peliharaan maupun binatang liar.
Bentuk khusus dongeng binatang adalah fabel, yaitu dongeng binatang yang mengandung pesan moral.
2.Dongeng Biasa
Dongeng biasa adalah dongeng yang ditokohi oleh manusia dan biasanya adalah kisah duka seseorang. Di Indonesia dongeng biasa yang populer adalah yang bertipe “cinderella” yaitu seorang wanita yang tak ada harapan (unpromissing heroin). Dongeng biasa yang bertipe cinderella ini bersifat universal karena tersebar ke segala penjuru dunia. Motif-motif dalam dongeng, misalnya : ibu tiri yang kejam; tokoh wanita yang disiksa oleh kakak-kakak dan ibu tirinya; penolong gaib; bertemu dengan pangeran; pembuktian identitas; menikah dengan pangeran.

d.Upacara Adat
Upacara yang berkembang di masyrakat biasanya didasari oleh adanya keyakinan agama, ataupun kepercayaan mereka. Dimaksudkan untuk mendapatkan kemurahan hati para dewa dan untuk menghindarkan diri dari kemarahan para dewa yang sering kali diwujudkan dengan berbagai malapetaka dan bencana alam.
Adakalanya upacara itu terkait dengan legenda yang berkembang dikalangan masyarakatnya tentang asal usul keturunan mereka sehingga upacara itu juga sebagai alat legitimasi tentang keberadaan mereka seperti yang tertuang dalam cerita rakyat.
Upacara Adat secara umum terdiri dari :
•Upacara pemujaan terhadap roh nenek moyang/roh leluhur
•Upacara yang berhubungan dengan kehidupan manusia, seperti : upacara sebelum kelahiran, upacara kelahiran, dan upacara perkawinan
•Upacara yang berhubungan dengan kematian, seperti : upacara 7 hari, upacara 40 hari, dll
•Upacara yang berhubungan dengan alam semesta, seperti : upacara meminta hujan, upacara panen, nyadran, dll

e.Nyanyian Rakyat (folksongs)
Nyanyian rakyat adalah salah satu bentuk folklor yang terdiri dari kata-kata dan lagu. Beredar secara lisan diantara masyrakat tertentu dan berbentuk tradisional serta memiliki variasi. Kata–kata dan lagu merupakan satu bentuk kesatuan yang tak terpisahkan. Tetapi, teks yang sama tidak selalu dinyanyikan dengan lagu yang sama. Sebaliknya, lagu yang sama sering dipergunakan untuk menyanyikan beberapa teks nyanyian rakyat yang berbeda. Perbedaan nyanyian rakyat dengan nyanyian pop dan klasik, yaitu:
1.Bentuk dan isi nyanyian rakyat mudah berubah–ubah.
2.tempat peredaran nyanyian rakyat lebih luas.
3.umur nyanyian rakyat lebih panjang dari pada nyanyian pop.
4.penyebaran nyanyian rakyat dilakukan secara lisan.
Nyanyian rakyat berfungsi sebagai :
a.Pelipur lara
b.Pembangkit semangat
c.Memelihara sejarah setempat
d.Protes sosial terhadap ketidakadilan dalam masyarakat, negara bahkan dunia


2.Masa Aksara.
a.Munculnya Tradisi Tulisan di Indonesia
Sebuah naskah kuno yang dapat menghubungkan antara tradisi lisan dengan tradisi tulisan adalah tentang asal-usul abjad Jawa yang lebih dikenal dengan Legenda Aji Saka. Beberapa ahli memiliki kesimpulan yang hampir sama, bahwa legenda Aji Saka ini memiliki hubungan dengan penggunaan kalender Saka yang digunakan di Jawa sebelum kalender Islam dan kalender Jawa diperkenalkan oleh Sultan Agung pada tahun 1633 M. Prasasti tertua yang ditemukan di Nusantara berasal dari abad ke -5 masehi, tarumanegara.namun, keduanya masih menggunakan bahasa sansakerta dan huruf pallawa.
Prasasti dinoyo dari Malang Jawa Timur yang berangka tahun 760 masehi. Sedangkan kitab sastra kakawin Ramayana yang merupakan epos tertua menurut Stutterheim baru ditulis akhir abad ke-9 Masehi.

b.Rekaman Tertulis Dalam Tradisi Sejarah Masyarakat Berbagai Daerah di Indonesia.
Cerita-cerita dari berbagai daerah dapat memberi petunjuk ke arah fakta-fakta sejarah dari suatu suku bangsa. Setelah suku bangsa yang bersangkutan mengenal tulisan tradisional dan mempunyai suatu kesusastraan tradisional, maka petunjuk ke arah fakta-fakta sejarah itu semakin banyak dan semakin jelas. Terdapat ribuan naskah-naskah hasil karya kesusastraan tradisional yang sampai pada kita sekarang. Naskah-naskah yang banyak dikenal dalam tradisi tulis berupa : kakawin, serat, babad, piwulang, primbon, suluk, tembang, dongeng, dan sebagainya. Karya-karya itu menurut James Dananjaya dapat digolongkan sebagai folklor yang dapat digunakan sebagai sumber penulisan sejarah.

1.Prasasti.
Prasasti merupakan peninggalan tertulis yang dipahatkan pada batu atau logam. Ada sekitar 3000 prasasti telah ditemukan yang berasal dari zaman Indonesia klasik. Prasasti merupakan dokumen resmi yang dikeluarkan oleh raja atau pejabat tinggi kerajaan.
Prasasti-prasasti ini pada umumnya mempunyai bentuk dan susunan yang hampir serupa, yaitu :diawali dengan uraian pembebasan tanah disertai dengan angka tahun, batas serta ukuran tanah yang dibebaskan, daftar orang-orang yang diserahi melaksanakan tugas, hadiah-hadiah yang disediakan untuk keselamatan, selanjutnya upacara-upacara yang dilakukan dan akhirnya kutukan-kutukan terhadap mereka yang tidak mentaati apa yang ditetapkan oleh raja.
Pada abad ke-4 sampai dengan ke-8 prasasti di Nusantara menggunakan huruf pallawa dan bahasa sansakerta, prasasti-prasasti tersebut biasa ditulis dalam bentuk syair dengan menggunakan kaidah-kaidah dari India.
Prasasti-prasasti yupa yang dikeluarkan oleh raja mulawarman di Kutai, kalimantan timur, menunjukan proses penghinduan. Akan tetapi, di Sumatra prasasti-prasasti Sriwijaya sudah ditulis dengan bahasa melayu kuno. Huruf pallawa di Indonesia berubah menjadi huruf Kawi (Jawa kuno).bentuk huruf atau simbol-simbol yang digunakan dalam huruf Kawi merupakan bentuk khas Jawa.
Pada umumnya prasasti berisi tentang :
Penghormatan kepada dewa.
Angka tahun dan penanggalan.
Menyebut nama raja.
Perintah kepada pegawai tinggi.
Penetapan daerah sima (daerah bebas pajak).
Sambhada (sebab musabab suatu daerah dijadikan daerah sima).
Para saksi.
Desa perbatasan daerah sima (wanua tpisring)
Hadiah yang diberikan dari daerah sima kepada raja, pendeta, dan para saksi.
Jalannya upacara.
Tontonan yang diadakan.
Kutukan atau sumpah serapah kepada yang melanggar peraturan.

Berdasarkan bahasa dan tulisan yang dipergunakan, prasasti di Indonesia dapat dibagi sebagai berikut:
a.Prasasti berbahasa Sansekerta.
Prasasti yang menggunkan bahasa sansekerta. Digunakan oleh kerjaan dari abad ke-5 sampai ke-9.
Menggunakan tiga jenis huruf, yaitu:
1)Huruf Pallawa.
2)Huruf Pra – Nagari atau huruf Siddham.
3)Huruf Jawa kuno (kawi)

b.Prasasti berbahasa Jawa Kuno.
Prasasti yang menggunakan bahasa Jawa Kuno. Dipakai pada abad ke-10.
Menggunakan dua jenis huruf, yaitu:
1)Huruf Jawa kuno.
2)Huruf Pra – Nagari (Siddham).

c.Prasasti berbahasa Melayu Kuno.
Prasasti yang menggunakan bahasa Melayu Kuno.

d.Prasasti berbahasa Bali Kuno.
Prasasti yang menggunakan bahasa Bali Kuno, merupakan peninggalan kerajaan di Bali.

2.Kitab Kuno
Kitab merupakan sebuah karya sastra para pujangga pada masa lampau yang dapat dijadikan petunjuk untuk menyingkap suatu peristiwa sejarah. Kerajaan-kerajaan besar di masa lampau memberikan kedudukan yang istimewa kepada para pujangga. Namun tulisan-tulisan para pujangga itu tidak terlepas dari pengaruh kekuasaan, sehingga tulisan itu seringkali tidak netral. Kitab Kuno di Indonesia dapat dibedakan menjadi 2 yaitu Zaman Hindu-Budha dan Zaman Islam.
1)Zaman Hindu – Budha.
Pada zaman kerajaan Hindu – Budha berkembang di Indonesia, kesusastraan di bagi menjadi:
Zaman Mataram (abad ke – 9 dan ke – 10).
Zaman Kediri (abad ke – 11 dan ke – 12).
Zaman Majapahit I (abad ke – 14), dengan bahasa jawa kuno.
Zaman Majapahit II (abad ke – 15 dan ke – 16), dengan bahasa Jawa Tengahan. Sebagian berkembang di Bali.
Hasil – hasil kesustraan zaman Indonesia klasik ditulis dalam bentuk gancaran (prosa) dan tembang (syair).

Ditinjau dari segi isi, maka kitab – kitab kuno dari zaman Hindu – Budha dapat dibagi menjadi sebagai berikut:
Tutur atau kitab keagamaan.
Sastra atau kitab hukum, termasuk di dalamnya kitab – kitab, sasana yang berisi peraturan – peraturan untuk golongan masyarakat tertentu.
Wiracarita atau cerita kepahlawanan.Kitab sejarah.
Hasil–hasil kesusastraan dari zaman Majapahit yang dimaksud sebagai kitab sejarah selain kitab sastra adalah sebagai berikut :
a.Nagarakertagama.
Kitab ini mempunyai peran besar dalam penulisan sejarah Indonesia. Kitab ini menguraikan sejarah kerajaan Singosari dan Majapahit.
b.Pararaton.
Diperkirakan kitab ini berasal dari tradisi lisan sehingga tidak ditemukan nama pengarangnya.
c.Sundayana.
Kitab ini menceritakan nasib raja Sunda, Sri Baduga Maharaja yang datang ke Majapahit untuk mengantarkan putrinya.
d.Panji Wijayakrama.
Kitab ini menceritakan tentang riwayat Raden Wijaya sampai dengan menjadi raja Majapahit.
e.Ranggalawe.
Mengisahkan tentang pembrontakan Ranggalawe dari Tuban terhadap raja Jayanegara.
f.Sorandaka.
Mengisahkan pemberontakan Sora terhadap raja Jayanegara.
g.Pamancangah.
Mengesahkan sejarah para Dewa Agung dari kerajaan Gelgel (Bali).
h.Usana Jawa.
Menceritakan penaklukan Bali oleh Gajah Mada dan Arya Damar.
i.Usana Bali.
Menceritakan kekacauan di Bali disebabkan mengganasnya seorang raksasa bernama Maya Danawa.

2)Zaman Islam
Kesusastran zaman Islam banyak berkembang di daerah Selat Malaka dan Jawa. Beberapa contoh Kitab Kuno Zaman Islam diantaranya, yaitu :
Hikayat.
Karya sastra yang isinya beraneka ragam. Pada hakekatnya Hikayat adalah cerita dongeng belaka. Banyak bersifat supranatural, seperti : Hikayat Raja Pasai dan Hikayat Silsilah Perak.
Babad, diantara beberapa Kitab Kuno yang dapat dikatakan sebagai Babad yaitu :
Hikayat Raja Pasai
Melihat isinya kitab ini digolongkan sebagai Babad karena kitab ini dimaksudkan sebagai sejarah tradisional. Kitab ini berisi tentang sejarah Kerajaan Pasai dari awal berdiri hingga ditaklukkan Kerajaan Majapahit.

Sejarah Melayu.
Kitab ini ditulis Bendhara Tun Muhammad, Patih Kerajaan Johar, atas perintah dari Raja Abdullah. Kitab ini dimaksudkan untuk sejarah.

Hikayat Hasanuddin.
Hikayat ini disebut juga Daftar Sejarah Cirebon dan Kitab Silsilah Segala Maulana di tanah Jawa. Kitab ini merupakan saduran dari Kitab Banten Rante-rante mengisahkan Parawali di Jawa serta keturunan mereka.

c. Perkembangan Penulisan Sejarah di Indonesia.
Historiografi (penulisan sejarah) Indonesia dibagi dalam tiga jenis, antara lain sebagai berikut.
Historiografi Tradisional
1)Historiografi Tradisional Kuno
Historiografi tradisional kuno mempunyai cirri-ciri sebagai berikut
a)Merupakan hasil terjemahan kebudayaan Hindu
b)Bersifat religiomagis
c)Bersifat keraton sentries
d)Untuk menaikkan martabat kasta brahmana
2)Historiografi Tradisional Tengah
Histiriografi tradisional tengah mempunyai cirri-ciri sebagai berikut.
a)Peristiwa terjadi di luar keraton
b)Bersifat etnosentris, berbentuk khas Jawa
c)Bersifat naratif konsepsional
d)Bersifat nonofficial
3) Historiografi Tradisional Baru
Historiografi tradisional baru mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a)Unsur-unsurnya bergaya Islam Jawa (mitologis)
b)Bersifat kronologi
c)Bersifat etnosentris
d)Bersifat feodalistik

Historiografi Kolonial
Historiografi kolonial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1) Sudut pandangnya Eropasentris atau Nerlandosentris
2) Isinya tentang kejadian-kejadian di Belanda
3) Tokoh-tokoh sejarahnya merupakan orang-orang Belanda
4) Orang-orang Indonesia hanya dianggap sebagai objek sejarah
Historiografi ini pada saat Indonesia berada di bawah pemerintahan colonial sehingga penulisan sejarah digunakan untuk kepentingan penjajah. Tokoh-tokoh penulis Belanda tentang sejarah Indonesia antara lain J.J. Meinsma, A. Pompe, Stepel, dan De Graaf.

Historiografi Nasional
1)Seminar Sejarah Nasional I
Seminar ini diselenggarakan pada tahun 1957 di Yogyakarta, karena melihat pentingnya penyusunan Sejarah Nasional Indonesia. Muhammad Yamin dan Soedjatmiko mengemukakan perlu adanya penggantian sudut pandang sejarah. Hal tersebut diperjelas oleh Sartono Kartodirdjo tentang metodologi penulisan Sejarah Nasional Indonesia.
2)Seminar Sejarah Nasional II
Seminar ini juga diselenggarakan di Yogyakarta pada tahun 1970. pada waktu itu Sartono Kartodirdjo kembali memberikan pendapatnya tentang ciri-ciri historiografi nasional Indonesia.
Ciri-ciri historiografi nasional Indonesia menurut Sartono Kartodirdjo antara lain sebagai berikut.
a)Memperhatikan berbagai aspek kehidupan masyarakat di Indonesia
b)Menggunakan pendekatan dari berbagai ilmu
c)Menerapkan sejarah analitis
d)Tidak mengabaikan sejarah lokal

Prinsip Dasar Ilmu Sejarah

1.Apakah Sejarah itu ?
Umumnya sejarah dikenal sebagai informasi mengenai kejadian yang sudah lampau. Dengan mempelajari sejarah kita akan mendapat gambaran tentang kehidupan masyarakat di masa lampau atau mengetahui peristiwa–peristiwa yang terjadi di masa lampau. Peristiwa maupun kejadian di masa lampau dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa di masa yang akan datang.

2.Arti Sejarah
Dan secara etimologi kata sejarah berasal dari Bahasa Arab yaitu dari kata Syajarotun dan akhirnya menjadi kata Sejarah, yang artinya adalah pohon. Pohon memiliki makna filosofis, yaitu patah tumbuh hilang berganti. Jadi sejarah sama artinya dengan pohon yang terus berkembang dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih kompleks atau ke tingkat yang lebih maju.
Dalam Bahasa Arab sendiri ilmu yang mempelajari kisah–kisah pada masa lalu disebut Tarikh. Dalam Bahasa Inggris kata sejarah dikenal dengan sebutan History yang berasal dari Bahasa Yunani yaitu Istoria. Menurut orang Yunani history adalah catatan tentang orang pandai, artinya hanya orang pandai yang mampu mengambil peran besar bagi masyarakatnya. Sedangkan dalam Bahasa Jerman kata sejarah disebut Geschicht, yang artinya sesuatu yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia.

Dibawah ini pengertian sejarah menurut para ahli sejarah.
a.Herodotus
Dikenal dengan sebutan The Father of History mengemukakan bahwa “Sejarah tidak berkembang ke arah depan dengan tujuan pasti, melainkan bergerak seperti garis lingkaran yang tinggi rendahnya diakibatkan oleh keadaan manusia”.
b.Ibnu Khaldun
Di bukunya yang berjudul “Mukadimah” dijelaskan bahwa sejarah adalah “Catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia dan tentang perubahan – perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu”.
c.W.J.S Poerwadarminta
Dalam bukunya Kamus Umum Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa sejarah mengandung tiga pengertian sebagai berikut:

Sejarah berarti silsilah atau asal usul
Sejarah berarti kejadian atau peristiwa yang benar–benar terjadi pada masa lampau.
Sejarah berarti ilmu, pengetahuan, cerita pelajaran tentang kejadian atau peristiwa yang benar–benar terjadi pada masa lampau.
d.R. Moh. Ali
Di dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia menegaskan pengertian sejarah sebagai berikut:
Jumlah perubahan–perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan disekitar kita.
Cerita tentang perubahan–perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan–perubahan kejadian dan peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia.
Sebagai bagian dari ilmu sosial, sejarah memiliki ciri tersendiri, khususnya dalam sudut pandang maupun model.

Sejarah ada setelah manusia ada di muka bumi. Sejarah mempunyai sifat yang spesifik dibanding ilmu lainnya yaitu :
1)Masa lalu yang dilukiskan menurut urutan waktu atau kronologis.
2)Ada hubungan sebab akibat atau kausalitas.
3)Peristiwa sejarah menyangkut masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang (tiga dimensi).
4)Kebenarannya bersifat sementara (merupakan hipotesis) yang akan gugur apabila ditemukan data pembuktian yang baru.


B. Peristiwa yang abadi
Peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa abadi, karena peristiwa tersebut tidak berubah–ubah dan tetap dikenang sepanjang masa.

C. Peristiwa yang penting / Peristiwa besar
Peristiwa sejarah merupakan peristiwa penting dan dapat dijadikan momentum, karena mempunyai arti dalam menentukan kehidupan orang banyak

Unsur penting dalam sejarah:
•Manusia
•Waktu
•Tempat / Ruang
•Perubahan
•Keberlanjutan

1. Sejarah sebagai Peristiwa, Kisah, Ilmu dan Seni
a. Sejarah Sebagai Peristiwa
Karena peristiwa sejarah itu benar–benar ada dan terjadi, kemudian kejadian sejarah dianggap sebagai kenyataan sejarah. Peristiwa – peristiwa yang telah terjadi di masa lampau menjadi materi yang sangat penting dalam pembahasan ilmu sejarah. Tidak setiap peristiwa tercatat dalam catatan sejarah. Yang tercatat adalah hanya peristiwa yang unik, yang hanya sekali terjadi, dan merupakan peristiwa penting seperti yang tercatat pada ciri–ciri sejarah di halaman sebelumnya.

a.Sejarah sebagai Kisah
Sejarah sebagai Kisah itu tidak pernah lepas dari peristiwa–peristiwa sejarah yang telah terjadi di masa lampau yang berupa ingatan manusia yang bersifat oral history karena peristiwa–peristiwa dan kejadian–kejadian yang telah terjadi di masa lampau.
Dalam bentuk kisah sejarah inilah peristiwa masa lalu di hadirkan kembali sebagai data sejarah.

b.Sejarah sebagai Ilmu
Berikut ini adalah para ilmuwan yang berpendapat mengenai sejarah. Menurut Burry, sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan, tidak kurang dan tidak lebih. York Powell menyatakan bahwa sejarah bukanlah sekedar suatu cerita yang indah, instruktif, dan mengasyikkan, tetapi merupakan cabang ilmu pengetahuan.

1. Empiris
Ilmu sejarah termasuk ilmu – ilmu empiris. Kata empiris berasal dari kata Yunani empeiria yang berarti pengalaman. Jadi dapat kita simpulkan bahwa empiris artinya sejarah itu diperoleh dari hasil penelitian, percobaan, dan pengamatan yang telah dilakukan.

2.Memiliki Objek
Sejarah memiliki objek sebagai bahan kajiannya. Adapun objek sejarah adalah manusia dengan waktu. Dengan kata objek sejarah adalah kehidupan masa lampau namun dapat dikaitkan dengan masa sekarang dan masa yang akan datang. Akan tetapi objek sejarah lebih ditekankan kepada manusia dalam sudut pandang waktu.

3.Memiliki Teori
Dalam bahasa Yunani theoria berarti renungan. Jadi sejarah mempunyai teori artinya berisi satu kumpulan tentang kaidah pokok suatu ilmu. Ada banyak teori, seperti teori tentang nasionalisme, teori geopolitik, teori Challenge and Response oleh Arnold Toynbee, teori konflik sosial dari Karl Marx, dan teori Future Shock oleh Alfin Tofler.
4. Memiliki Metode
Methodos dalam bahasa Yunani berarti cara. Dari situlah sejarah dipisahkan, ada sejarah ilmiah dan ada sejarah populer. Sejarah ilmiah yang juga dikenal sebagai sejarah akademis dalam pembahasannya lebih banyak menggunakan metode ilmiah sehingga terkesan kaku untuk dibaca. Sedangkan sejarah populer dengan berlandaskan kesusastraan menjadi lebih menarik untuk di baca. Dalam penelitian, sejarah mempunyai metode tersendiri yaitu :

oHeuristik
Istilah heuristik berasal dari bahasa Yunani heurisken yang artinya menemukan. Dalam kata heuristik berarti tahap pencarian sumber sejarah baik sumber lisan, tertulis, atau benda. Selain itu, dikenal dua macam sumber yaitu sumber primer dan sumber sekunder.

oVerifikasi
Tahap mengkritik isi sumber dalam ilmu sejarah.

Kritik Intern adalah kritik terhadap isi dari suatu peninggalan sejarah, seperti isi prasasti, isi kitab kuno, isi dokumen dll.
Kritik Ekstern adalah kritik terhadap keaslian dari sumber – sumber sejarah yang ada. Dengan cara :
Tipologi, yaitu penentuan berdasarkan bentuk (tipe) dari benda peninggalan.Stratifikasi, yaitu penentuan umur relatif suatu benda berdasarkan lapisan tanah tempat benda tersebut ditemukan.Kimiawi, yaitu penentuan berdasarkan unsur – unsur kimia.

oInterpretasi
Tahap penafsiran fakta – fakta sejarah sudah di dapatkan. Penafsiran ini dapat dilakukan melalui cara analisis & sintesis.
oHistoriografi
Tahap penulisan kembali suatu peristiwa sejarah sebagai sebuah bentuk catatan sejarah atau dalam kata lain historiografi merupakan penghubung dari data menjadi sejarah.

c.Sejarah Sebagai Seni
Sejarah dikatakan sebagai seni sebab dalam rangka penulisan sejarah, seorang sejarawan memerlukan intuisi, imajinasi, emosi, dan gaya bahasa selain itu juga disajikan dengan memperhatikan keindahan bahasa dan seni penulisan.
Intuisi
Yaitu pemahaman langsung dan insting selama masa penelitian berlangsung. Dalam hal ini, cara kerja sejarawan sama dengan cara kerja seorang seniman.
Imajinasi
Dalam melakukan pekerjaannya seorang sejarawan harus dapat membayangkan apa yang sebenarnya terjadi, apa yang sedang terjadi, dan apa yang terjadi sesudah itu.
Emosi
Pada masa penulisan sejarah zaman Romantik, yaitu pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19, sejarah dianggap sebagai cabang dari sastra. Akibatnya, dalam penulisan sejarah disamakan dengan menulis sastra. Oleh karena itu, dalam penulisan sejarah harus dengan keterlibatan emosional.

Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang baik, bukan berati gaya bahasa yang berbunga-bunga. Sering kali gaya bahasa yang lugas justru lebih menarik. Gaya bahasa yang berbelit – belit dan tidak sistematis merupakan gaya bahasa yang buruk.


2.Periodisasi, Kronologi, Kronik, Historiografi
a.Periodisasi
Periodisasi bisa diartikan sebagai pembagian menurut zaman. Hal ini di maksudkan untuk mempermudah dalam memahami perkembangan yang terjadi dalam sejarah perkembangan manusia. Pembuatan periodisasi dalam sejarah bisa didasarkan pada urutan abad, hasil teknologi kebudayaan, ataupun menurut pengertian dinasti dan juga taraf perkembangan ekonomi.

b.Kronologi
Kronologi dapat diartikan urutan waktu dari sejumlah kejadian atau peristiwa.Peristiwa sejarah akan selalu berlangsung sesuai dengan urutan waktu sehingga peristiwa-peristiwa sejarah tidak terjadi secara melompat-lompat urutan waktunya atau bahkan berbalik urutan waktunya (anakronis).

c.Kronik
Kata kronik ditemukan dalam sejarah dinasti – dinasti dan kerajaan Cina. Pada dasarnya merupakan daftar angka tahun dengan pernyataan peristiwa.Kronik diartikan juga bahan-bahan yang masih saling lepas.

d.Historiografi
Historiografi merupakan suatu upaya untuk menyampaikan suatu peristiwa kepada masyarakat umum dalam bentuk tulisan yang disusun secara ilmiah dengan menggunakan metode-metode tertentu.
Historiografi memiliki tujuan :
a.Sekedar kemenangan pribadi
b.Koreksi
c.Kisah kepahlawanan
d.Sebagai apologi

6.Kegunaan Sejarah
Dengan dimensi yang luas, apa guna mempelajari sejarah? Maka pada kajian kali ini kalian akan mendapatkan kegunaan dari sejarah.
Secara garis besar ada dua guna sejarah, yaitu guna intrinsik yakni bermanfaat bagi sejarah itu sendiri, dan guna ekstrinsik, yakni bermanfaat bagi penikmat/ pemakai sejarah.

1)Guna Intrinsik mencakup:
-Sejarah sebagai ilmu
-Sejarah sebagai cara untuk mengetahui masa lalu
-Sejarah sebagai pernyataan pendapat
-Sejarah sebagai profesi.

2)Guna Ekstrinsik meliputi:
-Sejarah sebagai pendidikan moral
-Sejarah sebagai pendidikan penalaran
-Sejarah sebagai pendidikan politik
-Sejarah sebagai pendidikan kebijakan
-Sejarah sebagai pendidikan perubahan
-Sejarah sebagai pendidikan masa depan
-Sejarah sebagai pendidikan keindahan
-Sejarah sebagai ilmu bantu
-Sejarah sebagai latarbelakang
-Sejarah sebagai bukti.

Kegunaan Sejarah dalam kehidupan masyarakat :
a.Memberikan Kesadaran Waktu
b.Memberikan Pelajaran yang Baik
c.Memperkokoh Rasa Kebangsaan (Nasionalisme)
d.Memberikan ketegasan Identitas Nasional dan Kepribadian Suatu Bangsa
e.Sumber Inspirasi
f.Sarana Rekreatif.

Kita sering bingung dan bertanya apa fungsi sejarah pada masa sekarang, ditengah konflik di kalangan masyarakat dan penyelenggara negara? Juga ditengah gejolak disintegrasi bangsa, yang menurut penyelenggara negara dianggap sebagai gerakan separatisme? Setidaknya terdapat tiga fungsi sejarah:
1.Membangun kembali penghargaan dan komitmen terhadap heterogenitas antar etnis dan golongan
2.Memberikan identitas dan perspektif nasional ditengah masyarakat global
3.Memberikan inspirasi sekaligus cerminan betapa bangsa ini dibangun lewat proses sejarah yang begitu lama dan unik.

Selasa, 22 Desember 2009

Sejarah Cinta



Cinta berawal dari......mata turun ke hati...dihati itulah cinta berbunga menjadi memiliki...semoga engkau memiliki cintaku