Senin, 24 Mei 2010

DI BALIK TABIR NAZI : EVOLUSI

Nazisme lahir di tengah konflik politik yang dialami Jerman setelah Perang Dunia Pertama. Pemimpin Partai Nazi adalah Adolf Hitler, sosok yang sangat ambisius dan agresif. Hitler memiliki pandangan sangat rasis. Ia sangat meyakini keunggulan bangsa Jerman atau “Arya” di atas ras-ras lain. Ia memimpikan ras “Arya” Jerman akan segera mendirikan imperium yang bertahan selama seribu tahun.
Teori evolusi Darwin muncul untuk memberikan landasan ilmiah bagi teori rasis Hitler. Hitler juga mendapatkan dukungan ideologis dari karya Heinrich von Treitschke, sejarahwan rasis Jerman. Treitschke sangat dipengaruhi oleh teori evolusi Darwin dan mendasarkan pandangan rasisnya pada Darwinisme. Ia berkata: “Bangsa-bangsa hanya dapat berevolusi melalui perjuangan sengit, seperti pandangan Darwin tentang ‘Perjuangan Untuk Mempertahankan Hidup’”. Hitler juga memperoleh inspirasi dari teori Darwin tentang “Perjuangan untuk Bertahan Hidup”. Judul buku terkenalnya “Mein Kampf”, yang berarti “Perjuangan Saya”, hanyalah pencerminan konsep Darwin ini.

Hitler, sebagaimana Darwin, menganggap ras-ras selain Eropa sedikit lebih dari kera dan menambahkan: “Hapuskan bangsa Jerman Nordik dan tak ada yang tersisa kecuali tarian kera”. Dasar berpijak pandangan evolusionis kaum Nazi ada pada konsep “Eugenics”. Eugenics berarti “perbaikan” ras manusia dengan membuang orang-orang berpenyakit dan cacat, serta memperbanyak jumlah individu sehat. Menurut teori Eugenics, ras manusia dapat diperbaiki dengan cara yang sama sebagaimana hewan berkualitas baik dapat dihasilkan melalui perkawinan hewan-hewan yang sehat.
Sebagaimana dapat diduga, pendukung eugenics adalah para Darwinis. Pemimpin gerakan eugenics di Inggris adalah sepupu Charles Darwin, yakni Francis Galton, dan anaknya, Leonard Darwin.
Jelas bahwa teori eugenics adalah akibat alamiah dari Darwinisme. Fakta ini juga tampak sangat jelas di berbagai publikasi yang menyebarluaskan sains aneh ini, diantara kutipan berbunyi: “Eugenics adalah pengaturan mandiri evolusi manusia”.
Yang pertama mendukung dan menganjurkan eugenics di Jerman adalah Ernst Haeckel, ilmuwan biologi evolusionis terkenal. Ia mencetuskan teori “rekapitulasi”, yang menyatakan bahwa embryo spesies berbeda, menyerupai satu sama lain. Di kemudian hari diketahui bahwa Haeckel telah memalsukan gambar-gambar yang ia gunakan untuk menyebarkan teorinya. Haeckel memalsukan gambar-gambar untuk menunjukkan bahwa embryo ikan, manusia atau ayam mirip satu sama lain. Beberapa bagian dari embryo ia hilangkan dan beberapa lainnya ia rubah. Bahkan Haeckel sendiri kemudian mengaku bahwa gambar-gambar yang dibuatnya adalah palsu. Tapi, kalangan evolusionis mengabaikan pemalsuan ini demi mempertahankan teori tersebut.
Selain membuat pemalsuan ilmiah, Haeckel juga menyebarkan propaganda Eugenics. Ia manganjurkan agar bayi-bayi cacat baru lahir segera dibunuh untuk mempercepat proses evolusi pada masyarakat manusia. Ia melangkah lebih jauh dan mengusulkan agar orang-orang cacat, lemah mental dan berpenyakit genetis hendaknya langsung dibunuh saja. Jika tidak, kata Haeckel, mereka ini akan membebani masyarakat dan memperlambat evolusi.
Haeckel meninggal tahun 1919, namun kaum Nazi mewarisi gagasan biadabnya. Tak lama setelah Hitler meraih kekuasaan, ia menerapkan kebijakan Eugenics. Mereka yang lemah mental, cacat, dan berpenyakit keturunan dikumpulkan dalam “pusat-pusat sterilisasi” khusus. Orang-orang ini dianggap parasit yang megancam kemurnian ras Jerman dan menghambat kemajuan evolusi. Dalam waktu singkat, orang-orang ini kemudian dibunuh atas perintah rahasia Hitler.
Dalam upayanya mempercepat evolusi ras Jerman, Hitler telah membunuh banyak orang. Selain itu, ia melaksanakan hal lain yang “diperlukan” dalam Eugenics. Muda mudi berambut pirang dan bermata biru, yang dianggap mewakili ras murni Jerman, dianjurkan untuk saling berhubungan seks. Pada tahun 1935, ladang-ladang khusus reproduksi manusia didirikan. Perwira SS Nazi sering mengunjungi ladang ini, yang didalamnya tinggal wanita muda yang memiliki kriteria ras “Arya”. Bayi-bayi haram yang lahir di ladang-ladang ini akan menjadi prajurit masa depan Imperium Jerman.
Dalam rangka memperbaiki keunggulan ras Arya, kaum Nazi menggunakan konsep Darwin. Darwin menyatakan bahwa ukuran tengkorak manusia membesar tatkala ia menaiki tangga evolusi. Kaum Nazi sangat mempercayai gagasan ini dan mengadakan pengukuran tengkorak untuk menunjukkan bahwa Jerman adalah ras unggul. Di seluruh Jerman Nazi, pengukuran dilakukan demi membuktikan bahwa tengkorak Jerman lebih besar dibanding ras-ras lain. Ciri fisik seperti gigi, mata dan rambut diperiksa berdasarkan kriteria evolusionis. Mereka yang kedapatan berukuran di luar kriteria resmi ras Jerman dibinasakan menurut kebijakan Eugenics Nazi.
Semua kebijakan aneh ini diterapkan atas nama Darwinisme. Michael Grodin, sejarahwan Amerika dan penulis buku, The Nazi Doctors and the Nurenberg Code menyatakan fakta ini. Saya pikir apa yang telah terjadi adalah adanya kesesuaian sempurna antara ideologi Nazi dan Darwinisme Sosial dan pemurnian ras ketika terjadi perkembangan di peralihan abad ke-20. Dan para dokter beranggapan bahwa terdapat penyimpangan sosial dan penyimpangan perilaku yang berhubungan secara genetis. Dan terdapat gen baik dan gen buruk. Dan Darwinisme social ini berkembang di seluruh dunia. Para dokter Nazi berkiblat ke Amerika Serikat tempat dimana mereka belajar seluk beluk pemurnian ras ini.
George Stein, peneliti asal Amerika, menjelaskan hal ini dalam majalah American Scientist, “Sosialisme nasional, atau apapun namanya, pada intinya adalah usaha pertama kali yang secara sadar dilakukan untuk membangun komunitas politis di atas sebuah landasan satu kebijakan yang jelas”, kebijakan yang sejalan penuh dengan fakta ilmiah revolusi Darwin.
Sir Arthur Keith, seorang evolusionis terkenal berkata tentang Hitler: “Pemimpin Jerman, Hitler, adalah seorang evolusionis; ia dengan sengaja menjadikan Jerman sejalan dengan teori evolusi”. Alasan penting lain mengapa Hitler meyakini evolusi adalah bahwa ia menganggap teori ini sebagai senjata melawan agama. Hitler sangat anti terhadap keyakinan monoteistik. Ajaran agama seperti cinta, kasih sayang dan kelembutan sangatlah bertentangan dengan model ras Arya yang bengis dan kejam. Itulah mengapa, sejak Nazi merebut kekuasaan tahun 1933, mereka bertujuan mengembalikan agama paganisme kuno pada masyarakat Jerman. Swastika, simbul yang berasal dari kebudayaan pagan kuno, menjadi simbul bagi perubahan ini.
Perayaan-perayaan Nazi di setiap penjuru Jerman ternyata merupakan penghidupan kembali ritual-ritual pagan kuno.
Seperti disebutkan sebelumnya, teori evolusi sendiri adalah warisan dari kebudayaan pagan. Di sini kita saksikan kaitan tak terpisahkan antara Paganisme, Darwinisme dan Nazisme. Semua pembunuhan yang dilakukan Nazi berawal dari kepercayaan pagan ini. Kaum Nazi menghidupkan kembali kebudayaan biadab pagan dan mendapat dukungan kuat dari teori atheis Darwin untuk membenarkannya.
Sebaliknya, kekejaman, pembunuhan dan kerusakan di bumi sangat dilarang dan dikutuk oleh agama. Dalam Alqur’an, Allah menyeru manusia kepada keadilan, kasing sayang dan kelembutan. Kekejaman dan kesombongan adalah perbuatan terkutuk. Sebagaimana Allah firmankan ayat-Nya; “…dan Allah tidak menyukai kebinasaan”. (QS. Al-Baqarah [2]:205).
Benito Musolini, diktator Italia dan termasuk sekutu terpenting Hitler, juga terinspirasi oleh teori evolusi. Di masa mudanya, ia menulis artikel yang menyanjung Darwin sebagai ilmuwan terbesar yang pernah ada. Setelah meraih kekuasaan, Italia fasis menduduki Ethiopia. Ia membenarkan pendudukannya atas Ethiopia dengan pandangan rasis Darwin dan gagasan tentang perjuangan untuk bertahan hidup. Menurut Mussolini, Ethiopia adalah bangsa kelas rendah sebab mereka termasuk ras hitam; karenanya, diperintah oleh ras unggul seperti Italia sudah merupakan akibat alamiah dari evolusi. Mussolini juga terpengaruh oleh pemikiran bahwa bangsa-bangsa berevolusi melalui peperangan. Menurut Mussolini, “keengganan Inggris untuk turut dalam kancah peperangan hanya membuktikan kemunduran evolusi Imperium Inggris”.
Akhirnya, imperium Nazi kalah dalam Perang Dunia Kedua dan tercatat dalam sejarah sebagai pembunuh jutaan rakyat tak berdosa. Di sisi lain, Mussolini dihukum mati oleh rakyatnya sendiri. Tetapi sungguh memprihatinkan bahwa pemikiran Darwinis, yang menyediakan landasan berpijak bagi ideologi Nazi, masih tetap bercokol.

Teknik Belajar Fotografi

Apakah Anda tertarik untuk belajar fotografi agar bisa menghasilkan karya yang indah? Atau Anda ingin menjadi juru foto yang hebat agar bisa berkembang menjadi bisnis yang menguntungkan?
Belajar fotografi, dari asal katanya adalah Photography (bahasa Inggris), dari 2 kata, yaitu Photo (cahaya) dan Graph (tulisan/lukisan).
Fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya.
Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada cahaya, berarti tidak ada foto yang bisa dibuat.
Belajar fotografi, pada prinsipnya adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya.
Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan, yang selanjutnya disebut lensa.

Fotografi berarti teknik melukis dengan cahaya. Mungkin Anda bisa mempelajari teori dasar fotografi bisa dilakukan dalam semalam. Tapi, itu saja tentu saja tidak cukup. Satu hal yang wajib dilakukan jika ingin belajar fotografi adalah mempraktekkan teknik fotografi yang telah didapat. Jangan pernah malas untuk mengasah kemampuan. Prinsipnya, semakin banyak berlatih, maka kemampuan Anda semakin meningkat.
Sebelum mengambil gambar sebuah objek, ada banyak hal yang harus Anda perhatikan. Hal terpenting ketika belajar fotografi adalah cepat mengenali karakteristik objek. Apakah termasuk objek diam atau bergerak. Tentu saja teknik yang digunakan untuk kedua objek ini akan berbeda. Untuk objek bergerak, dituntut skill yang lebih tinggi jika dibandingkan objek diam.
Anda bisa belajar fotografi dari pacuan kuda, misalnya. Anda bisa memilih posisi rintangan besi, yaitu ketika kuda melompat, sehingga kecepatan larinya berkurang. Posisi ini juga terlihat menarik. Sedangkan untuk objek diam, Anda dituntut untuk mampu mengeset pencahayaan dan komposisi. Tujuannya tentunya tidak lain agar foto yang dihasilkan enak dan bermakna.
Berikut 4 Dasar dalam belajar Fotografi :
Composition
Untuk menghasilkan gambar yang menarik, bermain dengan komposisi itu dibutuhkan. Kadang bagi pemula, objek foto selalu ditempatkan ditengah, padahal sebenarnya tidak demikian. Objek foto dapat diletakkan dan dibuat semenarik mungkin, asal menyatu dengan elemen sekitarnya. Setiap orang berbeda dalam menentukan komposisi, semua itu bergantung pada sense dan banyak berlatih.
Depth of Field
Menentukan ketajaman objek yang akan difotonya. Apakah objek tersebut dibuat fokus semuanya atau hanya objek utama saja yang focus, sedangkan objek lainnya tidak.
Exposure
Hasil foto sangat ditentukan oleh pencahayaan yang pas, tidak underexposureataupun highexposure.
Focus
Foto yang baik adalah foto yang fokus. Untuk mendapatkannya, Anda harus rajin berlatih. Selain itu, Anda juga dituntut untuk mengenal kamera yang akan dipakai.
Berikut tips singkat dalam belajar fotografi agar bisa membuat foto yang baik :
Pilih objek yang menarik, yang akan menjadi pusat perhatian.
Pilih latar belakang yang tidak mengganggu objek utama.
Waktu terbaik untuk foto outdoor adalah pagi atau sore, karena cahaya matahari mengenal objek lebih baik.
Tentukan angle atau sudut pengambilan foto yang paling baik. Tidak ada salahnya mencoba beberapa angle untuk mendapatkan hasil yang baik.

Selasa, 20 April 2010

Sejarah Televisi

Dalam penemuan televisi, terdapat banyak pihak, penemu maupun inovator yang terlibat, baik perorangan maupun badan usaha. Televisi adalah karya massal yang dikembangkan dari tahun ke tahun. Awal dari televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, hukum gelombang elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik.
1876 – George Carey menciptakan selenium camera yang digambarkan dapat membuat seseorang melihat gelombang listrik. Belakangan, Eugen Goldstein menyebut tembakan gelombang sinar dalam tabung hampa itu dinamakan sebagai sinar katoda.
1884 – Paul Nipkov, Ilmuwan Jerman, berhasil mengirim gambar elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut teleskop elektrik dengan resolusi 18 garis.
1888 – Freidrich Reinitzeer, ahli botani Austria, menemukan cairan kristal (liquid crystals), yang kelak menjadi bahan baku pembuatan LCD. Namun LCD baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun kemudian.
1897 – Tabung Sinar Katoda (CRT) pertama diciptakan ilmuwan Jerman, Karl Ferdinand Braun. Ia membuat CRT dengan layar berpendar bila terkena sinar. Inilah yang menjadi dassar televisi layar tabung.
1900 – Istilah Televisi pertama kali dikemukakan Constatin Perskyl dari Rusia pada acara International Congress of Electricity yang pertama dalam Pameran Teknologi Dunia di Paris.
1907 – Campbell Swinton dan Boris Rosing dalam percobaan terpisah menggunakan sinar katoda untuk mengirim gambar.
1927 – Philo T Farnsworth ilmuwan asal Utah, Amerika Serikat mengembangkan televisi modern pertama saat berusia 21 tahun. Gagasannya tentang image dissector tube menjadi dasar kerja televisi.
1929 – Vladimir Zworykin dari Rusia menyempurnakan tabung katoda yang dinamakan kinescope. Temuannya mengembangkan teknologi yang dimiliki CRT.
1940 – Peter Goldmark menciptakan televisi warna dengan resolusi mencapai 343 garis.
1958 – Sebuah karya tulis ilmiah pertama tentang LCD sebagai tampilan dikemukakan Dr. Glenn Brown.

1964 – Prototipe sel tunggal display Televisi Plasma pertamakali diciptakan Donald Bitzer dan Gene Slottow. Langkah ini dilanjutkan Larry Weber.
1967 – James Fergason menemukan teknik twisted nematic, layar LCD yang lebih praktis.
1968 – Layar LCD pertama kali diperkenalkan lembaga RCA yang dipimpin George Heilmeier.
1975 – Larry Weber dari Universitas Illionis mulai merancang layar plasma berwarna.
1979 – Para Ilmuwan dari perusahaan Kodak berhasil menciptakan tampilan jenis baru organic light emitting diode (OLED). Sejak itu, mereka terus mengembangkan jenis televisi OLED. Sementara itu, Walter Spear dan Peter Le Comber membuat display warna LCD dari bahan thin film transfer yang ringan.
1981 – Stasiun televisi Jepang, NHK, mendemonstrasikan teknologi HDTV dengan resolusi mencapai 1.125 garis.
1987 – Kodak mematenkan temuan OLED sebagai peralatan display pertama kali.
1995 – Setelah
puluhan tahun melakukan penelitian, akhirnya proyek layar plasma Larry Weber selesai. Ia berhasil menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang. Larry Weber kemudian megadakan riset dengan investasi senilai 26 juta dolar Amerika Serikat dari perusahaan Matsushita.
dekade 2000- Masing masing jenis teknologi layar semakin disempurnakan. Baik LCD, Plasma maupun CRT terus mengeluarkan produk terakhir yang lebih sempurna dari sebelumnya.
Memang benar banyak sebagian orang mengatakan kalau gambar yang dihasilkan TV LCD dan Plasma memiliki resolusi yang lebih tinggi. Tetapi kekurangannya adalah masa atau umur TV tersebut tidak dapat berumur panjang jika kita memakainya terus-menerus jika kalau dibandingkan dengan TV CRT atau yang dikenal sebagai tivi biasa yang digunakan orang pada umumnya.
sumber : wikipedia Indonesia

Minggu, 11 April 2010

Perjanjian Salatiga & Perjanjian Giyanti

Kerajaan Mataram Islam muncul di abad ke-15. Rajanya yang pertama adalah Panembahan Senopati, yang memerintah dari tahun 1584-1601. Panembahan berasal dari kata “sembah” yang berarti salam hormat, dilakukan dengan cara melekatkan kedua telapak tangan, dengan ujung jari ke atas, dan menyentuh ujung hidung. Inilah cara orang Jawa menghormati orang yang dituakan, atau pemimpin mereka, khususnya keluarga kerajaan. Dengan begitu Panembahan adalah orang yang sangat dihormati, disanjung, bahkan dipuja.
Mataram mencapai puncak kejayaannya ketika diperintah oleh rajanya yang ke-3, Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613-1645). Dibawah pemerintahannya, Mataram mendominasi seluruh Jawa, kecuali Banten dan Batavia. Bukan sekedar raja, Sultan Agung juga merupakan seorang pejuang hebat di Jawa, yang dengan gigih melawan kolonialisme Belanda.

Setelah Sultan Agung, raja Mataram berikutnya adalah Sunan Amangkurat I (1645-1677). Pada masa pemerintahannya, masa kejayaan Mataram pun lambat laun mulai pudar. Raja-raja berikutnya juga tidak mampu membawa Mataram kembali ke masa jayanya. Daerah-daerah yang selama ini berada di bawah kekuasaan Mataram, satu per satu berusaha memisahkan diri.
Akhirnya, setelah dikacau berbagai pemberontakan, seperti Pangeran Trunojoyo dari Madura yang mendirikan keratonnya di Kediri (1677-1680) dan Untung Surapati yang kemudian berkeraton di Pasuruan (1686-1703), Mataram pun terjerumus dalam 3 perang suksesi, yang berakhir dengan Perjanjian Giyanti (1755) dan Perjanjian Salatiga (1757).
Perjanjian Giyanti dan Perjanjian Salatiga
Semasa Mataram dipimpin oleh rajanya yang ke-10, Sri Susuhunan Paku Buwono II (1727-1749), dan berkedudukan di Kartasuro, pada tahun 1742 terjadi pemberontakan oleh orang-orang Tionghoa, yang kemudian dikenal dengan sebutan “Geger Patjina”. Pemberontakan ini dipimpin oleh Raden Mas Said atau Pangeran Samber Nyowo, menantu Pangeran Mangkubumi. Pada saat pemberontakan terjadi, Paku Buwono II menyelematkan diri ke Ponorogo bersama penasehatnya Van Hohendorf dan Wakil Gubernur Jenderal Van Imhoff. Dengan bantuan VOC pemberontakan pun berhasil ditumpas, dan Raden Mas Said diasingkan ke Ceylon.
Setelah kekacauan mereda, PB II meminta bantuan VOC merebut kembali ibukota Mataram di Kartasura. Maka dibuatlah Perjanjian Ponorogo (1743), kontrak politik antara PB II dengan VOC. Ketika menandatangani perjanjian ini, PB II tidak berkonsultasi dengan para pembesar keraton, termasuk Pangeran Mangkubumi.
Hal inilah yang kemudian memicu perselisihan di kalangan keluarga keraton, terutama antara PB II dengan Pangeran Mangkubumi. Sementara itu, PB II juga menempuh langkah besar dengan memindahkan ibu kota kerajaan dari Kartasura yang porak poranda akibat geger Patjina, ke Surakarta (1745).
Perselisihan di dalam keraton terus berkepanjangan, sampai PB II digantikan oleh Sri Susuhunan Paku Buwono III. Untuk mendamaikannya, atas usulan VOC dibuatlah Perjanjian Giyanti (13 Februari 1755). Dengan perjanjian ini, Kerajaan Mataram dibagi dua. Sebagian kerajaan dikuasai Sri Susuhunan Paku Buwono III, dengan Keraton Surakarta Hadiningrat-nya, dan sebagian lagi dikuasai Pangeran Mangkubumi, yang selanjutnya menjadi sultan di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dengan sebutan Sultan Hamengkubuwono I.
Di tahun 1757, lewat Perjanjian Salatiga, Sunan PB III pun menyerahkan wilayah Karanganyar dan Wonogiri kepada sepupunya, Raden Mas Said, yang memimpin pemberontakan Geger Patjina ketika Mataram diperintah oleh PB II. Raden Mas Said kemudian menyatakan diri sebagai Mangkunegoro I, dan memimpin Puro Mangkunegaran sampai 1795.
Berdirinya Puro Pakualaman
Agaknya, intrik, konflik dan pemberontakan merupakan suatu hal yang biasa terjadi di dalam keraton atau kerajaan pada masa lalu. Apa yang terjadi di Kerajaan Mataram yang akhirnya membawa Mataram pada kehancuran, terjadi pula di Keraton Yogyakarta. Masa kepemimpinan Sultan HB I ditandai dengan adanya pergolakan karena konflik antara anak-anak dan cucu-cucunya dalam memperebutkan kekuasaan.
Setelah Sultan HB I mangkat (1792), ia pun digantikan oleh anaknya Sultan HB II. Konflik yang terjadi di dalam keluarga keraton tak kunjung selesai, bahkan akhirnya meluap menjadi pertempuran yang melibatkan kekuatan koloni Belanda dan Inggris. Untuk mengimbangi kekuatan Sultan HB II, pada tahun 1813 Inggris lewat Gubernur Letnan Jenderal-nya, Sir Thomas Raffles, menganugerahi gelar kepada salah seorang saudara HB II, Pangeran Notokusumo, anak HB I dengan Ratu Srenggorowati, sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (K.G.P.A.A.) Paku Alam I. Paku Alam I pun diberi daerah otonomi yang terdiri dari 4.000 cacah di Pajang, Bagelan, sebelah barat Yogyakarta, dan sebuah daerah yang terletak di antara Sungai Progo dan Bogowonto, di daerah Adikarto, sebelah barat Yogyakarta. Istana milik Kadipaten Pakualaman kita kenal dengan sebutan Puro Pakualaman.
Hilangnya Impian akan Pembentukan Kesatuan Jawa
“Perjanjian tahun 1755 dan 1757 jelas merupakan peristiwa penting dalam sejarah Mataram. Hilanglah impian akan pembentukan kesatuan Jawa yang diusahakan oleh raja-raja pertama. Seluruh Jawa Barat, seperti juga pesisir utara dan ujung timur Pulau Jawa dikuasai Kompeni. Sisanya terpecah-pecah bagaikan kain tambal seribu dan terbagi di antara tiga kerajaan, yang sekalipun tenteram dan damai, diam-diam tetap bersaing”, tulis Denys Lombard dalam bukunya Nusa Jawa: Silang Budaya (Le Carrefour Javanais).
Ya, apa yang telah dilakukan oleh raja-raja pertama relatif menjadi tidak berarti lagi setelah dibuatnya perjanjian Giyanti dan Salatiga. Padahal, politik luar negeri yang dilakukan dengan cara ekspansi telah berhasil membawa Mataram menjadi sebuah kerajaan besar, yang mencapai puncak kejayaannya di masa pemerintahan Sultan Agung. Namun sekali lagi, Perjanjian Giyanti dan Salatiga telah mengakibatkan Mataram runtuh, sehingga punahlah impian para raja pertama akan pembentukan kesatuan Jawa. Ditambah pula dengan pecahnya Keraton Yogyakarta, maka agaknya kesatuan Jawa seperti yang diimpikan oleh para raja pertama, hanyalah sekedar impian yang tidak pernah terwujud. Ironis bukan?

Jumat, 09 April 2010

Siapa Sebenarnya Karl Marx

Karl Marx adalah anak seorang pendeta Kristen di Jerman, yang dikenal secara luas sebagai seorang filsuf (akhli pikir) dan sekaligus ekonom (akhli ekonomi). Filsuf atau akhli filsafat saat itu sering disebut akhli pikir, karena melalui pemikiran²nya (sekarang research) banyak dilahirkan teori² baru yang sebelumnya tidak ada. Filsuf jaman sekarang bisa belajar dari buku² yang ditulis filsuf sebelumnya yang dengan mudah bisa ditemukan di toko² buku. Jaman dulu, buku merupakan barang mahal dan hanya dimiliki orang² tertentu saja.

Karya Marx yang terkenal adalah hasil pemikirannya dalam bidang ekonomi politik yang merupakan hasil pengamatan dari kehidupan ekonomi di sekelilingnya. Hasil pemikiran Marx ini, kemudian ditulisnya dalam sebuah buku yang kemudian menghebohkan dunia, yaitu “Das Kapital”. Apa yang ditulis Marx dalam Das Kapital tsb sarat dengan kritik terhadap sistem ekonomi politik yang berlaku saat itu yang banyak menyengsarakan rakyat, dan sekaligus memperkenalkan gagasan² Marx yang diyakininya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Jerman waktu itu.

Secara garis besar, intinya Das Kapital membahas kesewanang-wenangan pemilik “kapital” yang diamatinya, yang menguasai perekonomian masyarakat secara

se-mena² dan tidak adil. Buruh yang bekerja pada pemilik kapital tsb dibayar dengan upah yang tidak cukup untuk hidup secara layak, sebaliknya pemilik kapital hidup secara berlebih-lebihan dan bertindak sewenang-wenang terhadap buruhnya. Di situ Marx melontarkan gagasan, bahwa untuk melindungi masyarakat / buruh dari tindakan sewenang-wenang, perekonomian harus dikuasai negara. Gagasan ini lebih populer sebagai menghapuskan perbedaan kelas. Pemikiran ekonomi Marx ini merupakan tandingan terhadap teori ekonomi yang bertumpu pada pasar bebas dan persaingan sempurna.

Dalam buku tsb Marx juga menunjukkan ketidak setujuannya melihat ketidak adilan yang dilakukan oleh tokoh² agama yang cenderung membohongi umatnya yang waktu itu relatif bodoh, agar menerima kesewenang-wenangan pemilik kapital sebagai nasib yang telah ditetapkan “dari atas”. Mark melontarkan ucapannya yang terkenal : “agama adalah candu bagi masyarakat”. Perlu diingat, kondisi saat itu jauh berbeda dengan kondisi saat ini, dimana umat suatu agama bisa berpikir bebas. Saat itu umat yang berani menentang tokoh agama dianggap murtad dengan sanksi yang berat, padahal yang ditentang hanya “sabda pendeta” yang ngawur, bukan ajaran agamanya.

Buku Marx, Das Kaiptal, akhirnya menjadi buku ekonomi penting pada masanya yang merobah sistem perekonomian dunia yang dibahas oleh berbagai pihak dan kemudian melahirkan berbagai variant sistem ekonomi. Beberapa negara mengadopsi gagasan ekonomi Marx secara terbatas sebagai suatu konsep baru, dikombinaskan dengan sistem ekonomi politik yang sudah ada. Sistem kenegaraan ini kemudian kita kenal sebagai negara beraliran sosialis (bukan negara komunis), seperti Perancis, Singapore, Taiwan, dsb.

Ciri sederhana dari negara beraliran sosialis ini, tidak ada pemilik modal raksasa yang mampu menguasai perekonomian negara tsb secara significant. Apa yang tercantum dalam pasal 33 UUD 45, juga merupakan cerminan dari salah satu variant sosialisme tsb. Beberapa negara yang menganut sistem ekonomi kapitalis liberal, yang semula memberikan kebebasan sebebas-bebasnya kepada pemilik “kapital” untuk berbuat apa saja, sejak munculnya paham sosialisme tsb mulai dibatasi ruang geraknya, termasuk di Amerika. Misalnya pembatasan pemilik modal untuk memasuki sektor ekonomi tertentu, perbaikan fasilitas bagi pekerja, peraturan perburuhan, dsb.

Di pihak lain, gagasan Marx tsb, dikembangkan juga lebih lanjut oleh beberapa orang akhli politik dengan arah yang lain, di mana paham ini kemudian dikenal sebagai komunisme, yang berbeda dengan paham sosialisme di atas. Lenin di Rusia mengembangkan gagasan ini sebagai alternatif untuk mengatur negaranya, yang saat itu berada di bawah kekuasaan Tsar yang sewenang-wenang, di mana rakyatnya hidup sengsara dan diperlakukan tidak adil. Pemikiran Lenin ini kemudian dikenal sebagai Leninisme.

Melihat kesuksesan Lenin di Rusia, beberapa tokoh di negara lain mencoba mengikuti dan mengembangkannya lebih lanjut sesuai dengan kondisi negaranya. Mao Ze Dong semula mencoba menerapkan komunisme ala Lenin di RRT, namun ternyata situasi dan kondisinya tidak cocok. Selanjutnya Mao mencoba mengembangkan sendiri sistem komunis tsb di RRT, yang kemudian dikenal sebagai Maoisme yang berbeda dengan Leninisme, apalagi dengan sistem komunis di RRT saat ini yang nyaris tidak berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis.

Semoga tulisan singkat ini bermanfaat bagi pembaca. Tulisan ini hanya ngin memberikan informasi tentang apa sebenarnya Marxisme tsb, sehubungan dengan heboh dibubarkannya suatu diskusi tentang Marxisme di Bandung belum lama ini. Pemikiran Marx ini di beberapa universitas negeri, khususnya bagi Program Doctor (S3) dibahas secara terbatas dalam mata kuliah Filsafat Ilmu atau Ekonomi Macro tingkat Advance, bahkan pada masa Orde Baru sekalipun. Apakah setelah mempelajari dan mengerti pemikiran Marx, semua mahasiswa S3 berubah menjadi simpatisan komunisme? Rasanya terlalu jauh.

Kamis, 01 April 2010

Biografi Lenin

Vladimir Ilyich Ulyanov Lenin (1870-1924) seorang pemimpin politik yang paling bertanggung jawab terhadap berdirinya Komunisme di Rusia. Sebagai penganut Karl Marx yang gigih dan setia, Lenin meletakkan dasar politik yang hanya bisa dibayangkan oleh Karl Marx seorang. Begitu cepatnya Lenin menyebar Komunisme ke seluruh penjuru dunia, dia mesti diakui sebagai salah seorang yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia. Lahir di Simbirsk (kini ganti jadi Ulyanovsk untuk menghormatinya) pada tahun 1870.

Ayahnya seorang pegawai negeri yang patuh tetapi kakaknya Alexander adalah seorang radikal yang dijatuhi hukuman mati karena ambil bagian dalam komplotan mau bunuh Tsar. Pada umur dua puluh tiga Lenin sudah menjadi seorang Marxis yang berkobar-kobar. Bulan Desember 1895 dia ditahan oleh pemerintah Tsar karena kegiatan revolusionernya dan dijebloskan ke dalam penjara selama empat belas bulan. Sesudah itu dia dibuang ke Siberia.

Selama tiga tahun di Siberia (yang tampaknya tidak digubrisnya sebagai siksaan) dia kawin dengan wanita yang juga berfaham revolusioner dan menulis buku Pertumbuhan Kapitalisme di Rusia. Masa pembuangannya di Siberia berakhir bulan Februari 1900 dan beberapa bulan kemudian Lenin melakukan perjalanan ke Eropa Barat. Tak kurang dari tujuh belas tahun lamanya dia berkelana, menjadi seorang mahaguru revolusioner. Tatkala Partai Buruh Sosial-Demokrat Rusia dimana Lenin jadi anggota pecah jadi dua bagian, Lenin jadi pimpinan pecahan yang lebih besar, Bolsheviks.


Perang Dunia I membuka peluang besar buat Lenin. Perang ini membawa malapetaka baik militer maupun ekonomi bagi Rusia dan akibatnya menambah ketidakpuasan rakyat kepada sistem pemerintahan Tsar. Akhirnya pemerintah Tsar ini digulingkan di bulan Maret tahun 1917 dan untuk sementara waktu tampaknya Rusia dipimpin oleh sebuah pemerintah demokratis. Begitu mendengar kejatuhan Tsar, Lenin buru-buru pulang ke .Rusia dan sesampainya di negeri asalnya ia dengan cepat dapat melihat dan mengambil kesimpulan bahwa partai-partai demokratis --walau sudah mendirikan pemerintahan sementara-- tak punya daya kekuatan cukup dan kondisi ini sangat baik buat partai Komunis yang punya pegangan disiplin kuat untuk menguasai keadaan biarpun anggotanya sedikit. Karena itu Lenin mendorong kaum Bolshevik melompat kedepan mengguhngkan pemerintahan sementara dan menggantinya dengan pemerintahan Komunis. Percobaan pemberontakan di bulan Juli tidak berhasil dan memaksa Lenin menyembunyikan diri. Percobaan kedua di bulan Nopember 1917 berhasil dan Lenin menjadi kepala negara baru.

Selaku kepala pemerintahan, Lenin keras tetapi di lain pihak dia amat pragmatis. Mula-mula dia ajukan tekanan yang tak kenal kompromi adanya masa transisi singkat menuju masyarakat yang ekonominya sepenuhnya berdasar sosialisme. Ketika ini tidak jalan, dengan luwes Lenin mundur dan mengambil jalan sistem ekonomi campuran kapitalis-sosialistis. Ini berjalan di Uni Soviet selama beberapa tahun.

Di bulan Mei 1922 Lenin sakit keras sehingga antara serangan sakit itu hingga wafatnya tahun 1924 praktis Lenin tidak bisa berbuat apa-apa. Begitu wafat, jasadnya dengan cermat dibalsem dan dipelihara, dibaringkan di musoleum di Lapangan Merah hingga saat ini.

Ciri penting dari Lenin adalah dia seorang yang cepat bertindak sehingga dialah orang yang mendirikan pemerintahan Komunis di Rusia. Dia menganut ajaran Karl Marx dan menterjemahkannya dalam bentuk tindakan politik praktis yang nyata. Sejak bulan Nopember 1917 telah terjadi ekspansi kekuatan Komunis ke seluruh dunia. Kini, sekitar sepertiga penduduk dunia menganut faham Komunis.

Biarpun arti penting Lenin terletak pada seorang pemimpin politik praktis, Lenin juga menunjang pengaruhnya lewat tulisan-tulisan. Pikiran-pikiran Lenin tidaklah bertentangan dengan Marx tetapi ada perubahan tekanan. Lenin kelewat terpukau oleh taktik-taktik revolusi dan dia merasa punya kelebihan khusus dalam urusan ini. Dia tak henti-hentinya menekankan perlunya penggunaan kekerasan: "Tak ada masalah apa pun dalam hubungan perjuangan kelas dapat diselesaikan tanpa kekerasan," adalah ungkapan khasnya. Marx hanya mengaitkan perlunya kediktatoran proletariat sekali-sekali saja, tetapi Lenin sudah terlalu tergoda dengan itu. Misalnya ucapannya: "Diktatur proletariat tak lain dan tak bukan daripada kekuasaan berdasarkan kekerasan yang tak ada batasnya, baik batas hukum maupun batas aturan absolut."

Ide Lenin tentang kediktatoran sesungguhnya lebih penting ketimbang politik ekonominya. Ciri terpokok pemerintahan Soviet bukanlah di bidang politik ekonominya (banyak pemerintahan sosialis di banyak negeri) tetapi ciri pokoknya lebih terletak pada teknik mempertahankan kekuasaan politik untuk jangka waktu tak terbatas. Terhitung sejak saat Lenin hidup, tak ada satu pun pemerintah Komunis di mana pun juga di dunia ini --sekali berdiri dengan kokohnya-- dapat tergulingkan. Dengan pengawasan yang seksama terhadap semua lembaga kekuasaan dalam negeri --mass media, bank, gereja, serikat buruh dan lain-lain-- pemerintahan Komunis tampaknya sudah mengikis adanya kemungkinan-kemungkinan penggulingan pemerintahan. Bisa saja ada titik-titik lemah pada kekuatannya, tetapi tak seorang pun mampu menemukannya.

Jelas bin jelas Komunisme adalah gerakan besar yang punya arti penting sejarah. Tidaklah jelas benar siapakah yang bisa dianggap paling berpengaruh dalam gerakan ini, Marx atau Lenin. Saya beranggapan Marx punya arti lebih pentirig karena dia mendahului dan mempengaruhi Lenin. Tetapi masih bisa dibantah anggapan ini karena kemampuan politik praktis Lenin merupakan faktor yang amat ruwet dalam hal mendirikan Komunisme di Rusia. Tanpa peranan Lenin, Komunis rasanya mesti menunggu bertahun-tahun untuk punya kesempatan memegang kekuasaan dan akan menghadapi perlawanan yang lebih terorganisir. Karena itu, bukan mustahil tidak bisa berhasil. Dalam hal memantapkan arti penting Lenin, orang jangan lupa betapa singkatnya masa kekuasaan dipegangnya. Juga, berdirinya diktatur proletariat di Uni Soviet lebih besar berkat Lenin ketimbang penggantinya, Stalin yang lebih keras.

Sepanjang hidupnya Lenin seorang pekerja keras dan tekun. Dia seorang yang kenamaan dan jumlah buku yang ditulisnya tak kurang dari 55 jilid. Dia mengabdikan seluruh hidupnya untuk tujuan-tujuan revolusi, dan meskipun dia mencintai keluarganya, dia tak mau pekerjaannya terganggu. Ironisnya, biar dia menghabiskan sepenuh umurnya dalam percobaan melenyapkan penindasan, hasil yang dicapainya dari perjuangan adalah penghancuran semua segi kebebasan pribadi.

Jumat, 26 Maret 2010

Memahami Fenomena Bunuh Diri

Fenomena bunuh diri tampaknya semakin sering terjadi akhir-akhir ini. Ada anak SD yang bunuh diri hanya gara-gara seragam pramukanya masih basah, seorang anak TK yang menghabisi nyawanya karena habis dimarahi orang tuanya, atau seorang siswi yang karena malu diejek teman-temannya sebagai anak tukang bubur, nekat mengakhiri hidupnya.
Belum lagi ada begitu banyak orang yang karena kesulitan ekonomi, diceraikan pasangan, mengambil suatu keputusan yang fatal: bunuh diri!
Di antara semua tragedi tersebut, salah satu peristiwa yang cukup menggemparkan baru-baru ini adalah adanya tindakan bunuh diri yang dilakukan oleh seorang ibu, namun kepergiannya ke alam baka “turut mengajak serta” keempat anaknya yang masih belia dengan cara meracuni mereka.
Salah satu hal yang menarik dari kasus bunuh diri adalah, mengapa mereka nekat mengambil “keputusan kekal” terhadap “masalah yang sementara” (a permanent solution to a temporary problem)?

Menurut Norman Wright, seorang psikolog, 10 persen orang yang bunuh diri melakukannya dengan alasan yang tidak jelas. Sebanyak 25 persen digolongkan sebagai orang-orang yang menderita ketidakstabilan mental. Sebanyak 40 persennya lagi melakukan bunuh diri menurut kata hati ketika mengalami gangguan emosi. Ketika stres begitu hebat menguasai mereka, saat itulah mereka memutuskan untuk bunuh diri.
Selain itu, ada juga orang yang bunuh diri agar terlepas dari penderitaan. Orang yang tidak mampu menahan penderitaan dan sakit kronis adalah calon-calon pelaku bunuh diri. Ada juga yang bunuh diri untuk balas dendam, misalnya bagi remaja yang merasa sakit hati akibat penolakan dari orang tua atau kekasihnya.
Bunuh diri adalah salah satu cara membalasnya, agar orang yang telah menyakitinya merasa bersalah.

Faktor Kepribadian
Salah satu faktor yang turut menentukan apakah seseorang itu punya potensi untuk melakukan tindakan bunuh diri adalah faktor kepribadian. Para ahli mengenai soal bunuh diri telah menggolongkan orang yang cenderung untuk bunuh diri sebagai orang yang tidak puas dan belum mandiri, yang terus-menerus meminta, mengeluh, dan mengatur, yang tidak luwes dan kurang mampu menyesuaikan diri. Mereka adalah orang yang memerlukan kepastian mengenai harga dirinya, yang akhirnya menganggap dirinya selalu akan menerima penolakan, dan yang berkepribadian kekanak-kanakan, yang berharap orang lain membuat keputusan dan melaksanakannya untuknya (Doman Lum).
Berdasarkan pernyataan di atas, timbul pertanyaan, mengapa seseorang memiliki kepribadian yang demikian? Robert Firestone dalam buku Suicide and the Inner Voice menulis bahwa mereka yang mempunyai kecenderungan kuat untuk bunuh diri, banyak yang lingkungan terkecilnya tidak memberi rasa aman, lingkungan keluarganya menolak dan tidak hangat, sehingga anak yang dibesarkan di dalamnya merasakan kebingungan dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.
Pengaruh dari latar belakang kehidupan di masa lampau ini disebut faktor predisposesi (faktor bawaan). Dengan memahami konteks yang demikian, dapatlah kita katakan bahwa akar masalah dari perilaku bunuh diri sebenarnya bukanlah seperti masalah-masalah yang telah disebutkan di atas (ekonomi, putus cinta, penderitaan, dan sebagainya). Sebab masalah-masalah tersebut hanyalah faktor pencetus/pemicu (faktor precipitasi). Penyebab utamanya adalah faktor predisposisi.
Menurut Widyarto Adi Ps, seorang psikolog, seseorang akan jadi melakukan tindakan bunuh diri kalau faktor kedua, pemicu (trigger)-nya, memungkinkan. Tidak mungkin ada tindakan bunuh diri yang muncul tiba-tiba, tanpa ada faktor predisposisi sama sekali. Akumulasi persoalan fase sebelumnya akan terpicu oleh suatu peristiwa tertentu.

Bagaimana Menolongnya?
Jika Anda menemukan orang-orang di sekitar Anda yang pernah menyatakan ingin melakukan tindakan bunuh diri, baik secara langsung maupun tidak langsung, jangan anggap remeh hal tersebut.
Adakan hubungan, pelihara kontak dengan orang tersebut, jalin hubungan yang simpatik, dan dapatkan informasi lebih jauh. Bersikaplah penuh empati, mau mendengarkan dengan hati, dan ikut memahami perasaannya.

Mengapa?
Sebab orang mengatakan ingin bunuh diri sebenarnya sedang mengomunikasikan sesuatu kepada kita: cry for help (jeritan butuh pertolongan & perhatian). Oleh karena itu, patutlah kita ingat bahwa jangan bersikap sebagai seorang moralis atau seorang hakim yang siap untuk “memvonis” niat mereka tersebut sebagai dosa, tidak bermoral, dan sebagainya.

Mengapa?
Sebab para pelaku bunuh diri pada umumnya sudah mengalami perubahan dalam cara berpikir, terutama bagi mereka yang mengalami depresi, sehingga kata-kata vonis yang diucapkan kepada mereka dianggap sebagai sesuatu yang pantas mereka terima, yang pada akhirnya akan membuat keputusan untuk bunuh diri sebagai sesuatu yang harus dilakukan (Norman Wright).
Sebagai orang tua, sudahkah Anda memberikan “modal” kasih sayang dan perhatian yang cukup bagi anak-anak Anda, sehingga mereka kemudian tumbuh dengan jati diri dan nilai diri yang kuat? Bukankah salah satu penyebab bunuh diri adalah jati diri dan nilai diri yang lemah? Oleh karena itu, selagi masih ada kesempatan, perbaikilah pola relasi Anda dengan anak-anak Anda.
Tuhan telah memberikan kepada kita begitu banyak potensi untuk mengalami hidup yang berkemenangan dan sukacita. Jika Anda saat ini sedang mengalami masalah, carilah seseorang yang dapat Anda percayai untuk mau mendengarkan keluhan-keluhan Anda. Ekspresikan emosi Anda, sebab emosi yang tertekan dapat menyebabkan pikiran yang terdistorsi. (NP/3/07). n

Senin, 15 Maret 2010

(TOTALITERISME/OTORITERISME/SISTIM DEMOKRATIS)

Saat ini banyak orang bicara mengenai masalah demokrasi. Tapi sedikit yang mempraktekkannya. Banyak orang yang menganjurkan perubahan. Tapi kurang jelas, perubahan apa yang dimaksudkan. Perubahan yang sifatnya personal? Atau perubahan institutional? Yang jelas kebanyakan orang menginginkan perubahan institusional. Dengan kata lain, terbentuknya institusi atau lembaga-lembaga demokratis. Barangkali teori dibawah ini dapat sedikit membantu Anda, untuk menjawab pertanyaan lembaga mana sebenarnya yang kita maksud.Teori yang baik adalah teori yang dapat dibuktikan kebenarannya. Teori yang kurang akurat sering dilupakan orang. (Bahan diskusi intern API-Berlin)

A. Definisi
Teori demokrasi yang diilhami Rousseau mengarah ke pembentukan aspirasi rakyat homogen. Disamping itu, kemakmuran bersama dimasa depanpun sudah dipastikan sejak awal. Oleh karena itu, teori yang tak kenal konflik interes dimasyarakat ini juga dikenal sebagai teori identitas. Demokrasi dalam pengertian ini dipakai untuk membedakan identitas antara golongan pemerintah dan yang diperintah. Prinsip representasi atau perwakilan ditolak, sebab kehendak rakyat tak mungkin dapat diwakilkan. Demokrasi model ini tidak menolak warga negara aktif dibidang politik. Sehingga bahaya dari dalam mengancam setiap saat. Maka ide untuk membentuk sebuah Staatsvolk (bangsa senegara) dirasa perlu, terutama untuk menindas interes yang beraneka ragam yang ada dimasyarakat. Pola pikir (demokrasi) macam ini akhirnya mengarah kesistim kekuasaan totaliter. Itulah sebabnya kenapa ada istilah demokrasi totaliter . Demokrasi macam ini mendambakan kehadiran seorang Führer atau sebuah partai yang melaksanakan kehendak seluruh rakyat. Perbedaan pendapat ditindas. Kegiatan oposisi dilarang. Aktivitas intelektual dianggap gerakan pengacau stabilitas. Manusia harus dipaksa untuk mencapai kemakmurannya sendiri.

Bertolak belakang dengan teori tersebut diatas, teori demokrasi persaingan, model Anglo-Saxon justru berangkat dari eksistensi perbedaan interes. Pembentukan pendapat politik dalam masyarakat pluralistik hendaknya dilakukan melalui proses yang transparan. Kompetisi antar kelompok dalam masyarakat heterogen, sah sah saja. Keyakinan bersama (Weltanschauung) tak diperlukan. Karena banyaknya perbedaan pendapat yang ada di masyarakat, munculnya konflik sosialpun sulit dihindari. Sehingga tak ada penyelesaian yang sifatnya absolut (yang paling benar). Prinsip mayoritas (memang) menjadi dasar-dasar pengambilan sebuah keputusan. Namun ini tak boleh menyebabkan adanya tirani mayoritas . Karena dapat mengganggu jalannya aturan main serta melanggar HAM. Disamping itu mayoritas juga bukan berarti bahwa orang boleh berbuat apa saja. Jadi harus ada perlindungan terhadap minoritas, yang tertera dalam undang undang dasar. Wakil wakil yang terpilih (di parlemen) tidak tergantung dari intsruksi. Begitu pula setelah periode legislatur berakhir, mereka dapat dipilih kembali. Oleh sebab itu demokrasi dalam pengertian ini, tidak berarti >>kekuasaan rakyat<<, melainkan kekuasaan atas persetujuan rakyat. Teori ini mengarah kepada sistim perwakilan. (Lihat tabel dihalaman paling belakang)

Dari sudut pandang marxis-leninis, demokrasi terbagi menjadi dua tipologi: demokrasi sosialistik dan demokrasi borjuis . Karena dalam demokrasi sosialistik alat-alat produksi merupakan milik bersama, maka interes pribadi kemudian sama dengan interes negara. Dalam rangka memperkuat dukungan massa untuk menghancurkan kelas penghisap lama, maka pimpinan partai marxis-leninis yang sadar kelas membentuk diktator proletariat . Demokrasi sosialistik adalah demokrasi untuk mencapai tingkatan yang tertinggi. Dan ini dibentuk berdasarkan undang-undang, yang mengawali tercapainya masyarakat tanpa kelas . Seluruh kegiatan sosial dan keharmonisan masyarakat merupakan realitas sosial. Dengan kata lain dalam demokrasi realis semua rakyat diajak, baik dalam proses perencanaan, pengaturan maupun pelaksanaan; yang bertujuan agar kepribadian rakyat dapat berkembang optimal.

Demokrasi borjuis didasarkan pada kepemilikan pribadi atas alat-alat produksi. Yang terkonsentrasi di tangan sedikit orang saja. Sehingga ini mengakibatkan ketimpangan sosial. Demokrasi model ini menyelubungi karakter kelas masyarakat kapitalis. Artinya dimana secara formal semua orang diakui mempunyai hak yang sama, sedangkan rakyat secara real tidak memiliki. Krisis sosialpun makin tajam. Demokrasi borjuis dikecam. Kekuasaan kapitalmonopol sangat kuat dan selalu tegar mengahadapi tuntutan kelas buruh. Bahkan hak-hak yang telah diperjuangkan dengan susah payah (kenaikan upah minimum misalnya) malah diinjak injak lagi. Dari situasi seperti ini dapat melahirkan sistim kediktatoran (fasis). Namun ini tidak terjadi (di negara negara penganut demokrasi bourjuis ) karena kelas pekerja dapat mengorganisir serta mewakili interes mereka sendiri. Satu kemajuan.

Parlamentarisme, sepintas memang mengandung banyak arti. Mencakup semua sistim, yang memiliki parlemen - terlepas dari posisi dan fungsi parlemen bersangkutan. Jerman dibawah Hitler misalnya, Sovyet dibawah Stalin, Spanyol dibawah Franco atau Rumania di bawah Ceausescu. Negara-negara (demokrasi) barat dan rezim-rezim otoriter negara ketiga juga termasuk katagori yang sama. Akan tetapi, berbicara mengenai parlamentarisme hendaknya kita membatasi diri hanya pada sistim (negara) yang demokratis saja.

(Sistim demokratis) Sistim yang demokratis pertama tama ditandai dengan adanya persaingan politik terbuka. Pemilu yang bebas, umum, rahasia. Partai-partai yang meligitimasi kekuasaan memiliki tujuan (program) yang berbeda beda. Sistim juga memberi kemungkinan bahwa partai berkuasa dapat diganti oleh partai lain. (Kendati partai liberal di Jepang berkuasa sejak 1946 misalnya).

Dengan adanya jaminan atas HAM, hak warga negara dll. sistim dapat memperkecil kekuasaan negara. Sehingga memungkinkan terbentuknya struktur yang pluralistik yang merupakan satu keharusan. Dengan kata lain agar aspirasi rakyat serta perbedaan interes yang ada di masyarakat tertampung kedalam sistim kekuasaan (pemerintahan).

Demokrasi bukan saja berarti keputusan (mayoritas) berada ditangan rakyat. Namun disini juga sudah termasuk konsepsi Rechtsstaat, distribusi kekuasaan, perlindungan minoritas serta usaha untuk mengatasi kesewenang wenangan negara. Artinya secara cukup dini membatasi tingkah laku politik penyelenggara kekuasaan negara.

Keunggulan sistim demokratis yaitu selain mengakui adanya perbedaan pendapat, ia juga menerima nilai-nilai kebersamaan. Sebagai contoh nyata misalnya bahwa sebagian besar kelompok masyarakat tidak pernah mempermasalahkan keberadaan pemerintahan demokratis.

(Sistim totaliter) Totaliterisme dalam hal ini merupakan kebalikan dari sistim demokratis. Sistim totaliter klasik (Nazi-Hitler dan Sovyet-Stalin) terutama ditandai, yakni, oleh satu kenyataan bahwa hanya ada satu partai saja, yang, legitimasinya tidak melalui pemilu. Aspirasi rakyat tidak diterima sebagai kontrol kekuasaan. Sebaliknya. Partai (lewat ideologi) yang justru menganggap sebagai tugas utama untuk membentuk atau memperngaruhi keyakinan rakyat. Weltanschauung partai (mirip agama) mengklaim bahwa hanya ada satu kebenaran didunia. Disamping itu, selalu dikumandangkan lewat propaganda bahwa masyarakat ideal sebagai end-station akan segera tercapai. Ideologi macam ini sebenarnya ingin menguasai dunia. Nazi lewat ideolgi ras Aria, komunisme melaui pembentukan masyarakat tanpa kelas. Rakyat diwajibkan untuk menerima Weltanschauung penguasa. Rakyat tidak boleh mengelak. Tidak ada batas antara kehidupan bermasyarakat dan pribadi. Semua diatur negara. Rakyat dipaksa mendukung Weltanschauung penguasa. Kalau dukungan kendor, penguasa tak segan segan menggunakan kekerasan dengan mesin penindasan; polisi rahasia atau intel, yang sering dibantu para intel tak resmi (pegawai sipil, kolega, tetangga atau bahkan saudara atau partner sendiri). Karena seluruh alat komunikasi massa berada dibawah kontrol elit penguasa (baik zaman Hitler maupun Stalin) maka batas antara pemerintah dan yang diperintah menjadi semakin kabur. Sehingga dirasakan perlu adanya musuh nyata yang dapat dijangkau. Teror lewat aparat kekuasaan pun tak terhindarkan lagi. Maka banyak korban berjatuhan. Tak kurang dari enam juta orang Yahudi mati tersiksa di kamp-kamp konsentrasi NAZI. Begitu pula jutaan manusia diperkirakan yang menjadi korban aksi pembersihan Stalin.

(Sistim otoriter). Satu kemiripan otoriterisme dengan totaliterisme; tidak mengenal sistim pemerintahan yang demokratis. Istilah sistim otoriter sebenarnya juga kurang jelas. Mencakup begitu banyak rezim politik yang berbeda. Yang termasuk sistim otoriter adalah baik diktator militer negara ketiga yang kiri maupun yang kanan, (Pinochet). Tapi Franco juga masuk katagori ini. Pemilu dalam sistim otoriter, dimanipulasi secara terang terangan atau tersembunyi. Namun berbeda dengan sistim totaliter, sistim otoriter tidak memerlukan Weltanschauung tertentu. Kendatipun demikian, mempertahankan serta memantapkan kekuasaan merupakan tema sentral. Pluralitas (baca kebebasan) yang amat terbatas masih ditolerir - selama tidak membahayakan sistim. Mobilisasi massa - sebagai pendukung Weltanschauung penguasa dalam sistim otoriter - kelihatan kurang populer. Bahkan elit penguasa tak segan segan mengakui adanya kebebasan individu, serta pandangan politik yang nyeleneh (keluar jalur), selama ini, tidak mengkritik rezim secara terbuka. Oleh karena Weltanschauung atau ideologi tak jelas, maka peranan partai-pemerintah pun menjadi berkurang. Akan tetapi peranan partai, diambil alih oleh klik-penguasa. Klik oligarkhi berperan sangat dominan dalam suksesi atau waktu pergantian kekuasaan, misalnya. Suksesi tidak dilakukan secara terbuka. Melainkan melalui hubungan-hubungan pribadi, antara sang penguasa, dengan kerabat dekat atau orang kepercayaannya. Dibawah rezim ototriter rakyat - selama dia bukan aktivis anti rezim - tidak merasakan adanya tekanan-tekanan atau teror - kalau dibanding kondisi dibawah rezim-rezim totaliter. Karena, - dalam sistim otoriter - rakyat sudah cukup kalau hanya menyetujui sang penguasa. Akan tetapi, belum tentu berarti bahwa rakyat harus bersungguh sungguh mendukungnya. (Sumber: Informationen zur politischen Bildung, No. 227, 1993; hal. 2-4).

(Demokratisasi institusi dan institutionalisasi demokrasi) Sampai saat ini di Eropa masih banyak orang menggunakan kerangka berpikir lama; fasisme versus komunisme. Anehnya, dari determinan ekonomi, kemudian berubah menjadi determinan kultural. Seperti misalnya muncul masalah perbedaan atara kultur barat (kristen) versus non barat atau islam. Atau kita ambil contoh aktual satu lagi yakni kontradiksi masalah migrasi, yang ada di negara negara Eropa barat; konflik antara penduduk setempat (kulit putih) versus orang asing pendatang baru (migran kulit berwarna). Kalau di negara kita muncul istilah pri atau non-pri misalnya. Berdasarkan Weltbild seperti ini, kayaknya dunia harus selalu nampak antagonistik. Dengan kata lain, harus selalu ada musuh. Kalau tak ada musuh? maka ia harus diciptakan dulu. Dan musuh tak boleh abstrak. Dalam kehidupan sehari hari musuh harus selalu nampak jelas, dapat dilihat, bisa dijangkau, dipegang atau dikemplang. Wah, dalam kamus politik, cara berpikir seperti ini hanya dapat ditemui dalam fasisme. Fasis dalam hal ini, bukan saja berarti, tak demokratis, akantetapi, anti-demokratis. Fasis atau bukan, tak penting. Yang penting adalah bagaimana kita keluar dari kemelut tersebut. Ada problim berarti ada jalan keluarnya.

Dalam negara yang tidak demokratis, cuma ada satu jalan menuju reformasi yakni menggulingkan pemerintahan yang ada, dengan kekerasan. (K.R. Popper). Kemudian menggantikannya, dengan cara, mendirikan tatanan baru, yang demokratis. Para pengkritik demokrasi yakni orang orang yang menggunakan nilai-nilai moral (agama) tertentu, sebenarnya tidak bisa membedakan antara problim personal dan institusional. Adalah tugas kita untuk memperbaiki keadaan. Institusi-institusi demokratis tak bisa memperbaiki diri mereka sendiri. Masalah perubahan, selalu berkaitan dengan masalah person (manusia) dan bukan institusi. Kalau kita memang menghendaki perubahan, maka harus jelas dulu institusi mana sebenarnya yang ingin kita rubah? Dalam masalah politik kita kenal adanya perbedaan yang mirip dengan masalah perbedaan antara person dan intstitusi yakni perbedaan antara problim sehari hari dan problim masa depan. Problim sehari hari sebagian besar merupakan masalah harkat manusia (person). Problim masa depan, sebaliknya, harus diatur secara institusional. Masalah ini dapat kita sederhanakan menjadi sebuah pertanyaan; Siapa sebaiknya yang memerintah?

Minggu, 14 Maret 2010

Penawaran VCD Pendidikan, Film Sejarah & Rekaman TV Tentang Pendidikan

Peristiwa sejarah akan berlalu begitu saja, namun bila kita mampu merekam kejadiannya maka akan sangat berguna bagi diri dan generasi penerus kita. Melalui artikel ini saya menwarkan kepada anda khususnya pemerhati sejarah (guru, siswa, sejarawan, umum, dsb) untuk mendapatkan VCD dari beberapa peristiwa penting. Tujuan dari penawaran ini adalah untuk berbagi informasi dan media pembelajaran kepada anda. Untuk mendapatkannya anda cukup mengganti biaya penggandaanya saja sebesar Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah) per CD nya. Untuk pengiriman ditambah ongkos kirim (menggunakan TIKI). Pemesanan 5 CD gratis 1 CD, dan berlaku kelipatannya. Pemesanan diatas 10 CD gratis ongkos kirim. Bagi yang tertarik silahkan hubungi Aries di 085732021710. Untuk mengetahui sampul VCD yang anda inginkan dapat diklik pada tulisan dibawah ini :

JejakBerdarah Westerling (1 CD)
Di Balik Pembasmian PKI (1 CD)
Bencana Gempa Tsunami Aceh (1 CD)
Egypt Secret Of The PHARAOHS (1 CD)
G 30 September PKI – Film Orba (3 CD)
Islam Dan Peradaban Dunia (1 CD)
Barong Ider Bumi (1 CD)
Di Balik Ritme Proklamasi (1 CD)
Bencana Kaum Sodom (1 CD)
G 30 S PKI Versi Internasional (2 CD)
Komunisme Jilid 1 (1 CD)
Kesaksian Korban PKI Solo (1 CD)
Kerusuhan Sampit (1 CD)
Kehidupan Suku Baduy (1 CD)
Kedatangan Sekutu Di Surabaya (1 CD)
Ke Gerbang Kemerdekaan (1 CD)
Kirab Sesaji Buang Sengkolo (1 CD)
Komunisme Di Cina (1 CD)
Keajaiban Pyramid (1 CD)
Kesaksian Jugun Lanfu (1 CD)
Marsinah-Kasus Pembunuhan Buruh Sidoarjo – Film (2 CD)
Pemimpin Besar Revolusi (1 CD)
Pemberontakan DI TII Kahar Muzakar (1 CD)
Pearl Harbour – Film (3 CD)
Pembuangan Tokoh Nasionalis (1 CD)
Kumpulan Pidato Sukarno (1 CD)
Komunisme Jilid 1 (1 CD)
Penyuluhan Bahaya Narkoba (1 CD)
Komunisme Jilid 2 (1 CD)
Nasionalisme Dai Nippon (1 CD)
Peradaban Yunani Kuno (1 CD)
Peristiwa Semanggi (1 CD)
Peristiwa MALARI (1 CD)
Percandian Jawa Timur (1 CD)
Peristiwa Menjelang Proklamasi (1 CD)
Peradaban INCA (1 CD)
Peristiwa Reformasi (1 CD)
Perang Dunia Jilid 2 (1 CD)
Percandian Jawa Tengah (1 CD)
Percandian Yogyakarta (1 CD)
Sejarah Pelajar Indonesia (1 CD)
Sang Presiden (1 CD)
Petaka Akibat Perang Dunia (1 CD)
Sejarah Buya Hamka (1 CD)
Siar Islam Di Pantura (1 CD)
Runtuhnya Teori Darwin (1 CD)
Sejarah Bumiputera (1 CD)
Petaka Akibat Darwinisme (1 CD)
Putera Sang Fajar (1 CD)
Sang Dwi Tunggal (1 CD)
Situs Sangiran (1 CD)
Walking With Caveman - Keidupan Pra Sejarah (3 CD)
Tragedi Firaun (1 CD)
Tragedi Kerusuhan Mei 1998 Jakarta (1 CD)
Tsunami Aceh Jilid 2 (1 CD)

Judul Lainnya :
D Day To Berlin (Perang Dunia Di Jerman) (3 CD)
Quo Vadis (2 CD)
Menapak Jejak Wali Volume 2 (1 CD)
The World Heritage Vol 6 (1 CD)
Diana – Last Days Of A Princess (2 CD)
The Secret Life Of – GEISHA (2 CD)
Menapak Jejak Wali Allah Volume 3 (1 CD)
Triangle Of Death – IRAQ (1 CD)
BALI – Masterpiece Of Gods (1 CD)
Percandian Di Trowulan (1 CD)
Ekspedisi Islam – Makam Islam Situs Trowulan (1 CD)
Ekspedisi Brawijaya – Museum Brawijaya Malang (1 CD)
Ekspedisi Trowulan – Situs Hindu / Budha di Trowulan (1 CD)
Ekspedisi Surabaya – Situs Perjuangan Bangsa 1945 (Perang Surabaya) (1 CD)
Situs Kekejaman PKI 1945 (1 CD)
Kunjungan Museum Surabaya (1 CD)
Situs Perjuangan Bangsa (1 CD)
Candi Jawa Timur Jilid 1 (1 CD)
Candi Jawa Timur Jilid 2 (1 CD)
Menapak Jejak Wali Allah Vol 1 (1 CD)
COLUMBUS – Secrets From The Grave (1 CD)
ISRAEL AND PALESTINE : The Roots Of Conflict (1 CD)
BERLIN WALL (1 CD)
Horror In The East (Perang Asia Timur Raya) (2 CD)
Noah and Te Great Flood (1 CD)
The Egyptian – Film (2 CD)
DUNKIRK – Three Hours Of Carnage Desperation, Heroism and Chaos (3 CD)

Bila tertarik silahkan hubungi Aries di 085732021710

Jumat, 12 Maret 2010

Sekali Lagi, Harta Karun Indonesia Di Lelang Di Pasar Internasional

Baru-baru ini ramai diberitakan, harta karun yang berhasil diangkat dari
runtuhan kapal asing di perairan Cirebon, Jawa Barat, akan dilelang oleh
perusahaan yang mengangkatnya. Benda-benda tersebut terdiri dari
keramik, kaca persia, arca perunggu, permata, hulu pedang dari emas, dan
benda berharga lainnya.
Nilai jualnya tidak tanggung-tanggung, Rp 400 miliar. “Harta yang
diangkat mencapai 250.000 keping. Kalau dijual lewat lembaga lelang,
harganya akan anjlok. Karena itu, kami menjual satu paket penemuan itu
dengan cara menghubungi negara-negara yang kargonya ada di kapal itu,”
ujar Adi Agung, Direktur PT Paradigma Putra Sejahtera, selaku perusahaan
pengangkat harta karun tersebut (Kompas, 17 November 2006).
Sejumlah negara, seperti China, Dubai, dan Singapura, sudah menyatakan
ketertarikannya. “Namun, penjualan final akan melibatkan Pemerintah
Indonesia,” kata Adi.
Bahkan, ada informasi bahwa negara-negara Timur Tengah, seperti Oman,
Yaman, dan Arab Saudi, juga berminat membelinya, tetapi dengan syarat
harus seluruh kapal dan isinya yang dilelang. Ini berarti Pemerintah
Indonesia tidak dapat memiliki barang yang seharusnya 10 persen dari
seluruh kargo setelah diseleksi. Apa niat yang tersirat di balik
persyaratan dari negara-negara Arab tersebut?

Pelayaran dan perdagangan
Tumbuh dan berkembangnya pelayaran dan perdagangan melalui laut antara
Teluk Persia dan Tiongkok sejak abad VII atau abad pertama Hijriah
disebabkan karena dorongan pertumbuhan dan perkembangan
imperium-imperium besar di ujung barat dan ujung timur Benua Asia.
Di ujung barat terdapat imperium Muslim di bawah Kekhalifahan Bani
Umayyah (660-749 Masehi), kemudian Bani Abbasiyah (750-870 Masehi). Di
ujung timur Asia terdapat Kekaisaran Tiongkok di bawah kekuasaan Dinasti
T̢۪ang (618-907 Masehi).
Kedua imperium itulah yang mendorong majunya pelayaran dan perdagangan
Asia. Akan tetapi, jangan dilupakan peranan Sriwijaya sebagai sebuah
imperium yang menguasai Selat Melaka pada abad VII-XI. Imperium ini
merupakan kerajaan maritim yang menitikberatkan pada pengembangan
pelayaran dan perdagangan.
Nama Persia yang sekarang disebut Iran, menurut catatan harian Tionghoa,
adalah Po-sse atau Po-ssu, yang biasa diidentifikasikan atau dikaitkan
dengan kapal-kapal Persia. Persia juga sering dikaitkan dengan sebutan
Ta-shih atau Ta-shih K̢۪uo, yang biasa diidentifikasikan dengan Arab.
Po-sse dapat juga dimaksudkan dengan orang-orang Persia, yaitu
orang-orang Zoroaster yang berbicara dalam bahasa Persi—orang-orang
Muslim asli Iran—yang dapat pula digolongkan pada orang-orang yang
disebut Ta-shih atau orang-orang Arab. Orang Zoroaster dikenal oleh
orang Arab sebagai orang Majus, yang kemudian merupakan mayoritas
penduduk Iran setelah pengislaman.
Kehadiran orang-orang Po-ssu bersama-sama dengan orang-orang Ta-shih di
bandar-bandar sepanjang tepian Selat Melaka, pantai barat Sumatera,
serta pantai timur dan barat Semenanjung Tanah Melayu sampai ke pesisir
Laut Tiongkok Selatan diketahui sejak abad VII atau abad pertama
Hijriah. Mereka dikenal sebagai pedagang dan pelaut ulung.
Sebuah catatan harian Tionghoa menceritakan perjalanan pendeta Buddha
I-tsing tahun 671 Masehi dengan menumpang kapal Po-sse dari Kanton ke
Fo-shih (Sriwijaya). Catatan harian itu mengindikasikan kehadiran
orang-orang Persia di bandar-bandar di pesisir Laut Tiongkok Selatan dan
Nusantara.
Kemudian, pada 717 Masehi, diberitakan pula tentang kapal-kapal India
yang berlayar dari Sri Lanka ke Sriwijaya dengan diiringi 35 kapal
Po-sse. Tetapi, pada tahun 720 Masehi kapal-kapal tersebut kembali lagi
ke Kanton karena kebanyakan dari kapal-kapal itu mengalami kerusakan.
Hubungan pelayaran dan perdagangan antara bangsa Arab, Persia, dan
Sriwijaya rupa-rupanya dibarengi dengan hubungan persahabatan di antara
kerajaan-kerajaan di kawasan yang berhubungan dagang. Hal tersebut dapat
dibuktikan dengan adanya beberapa surat dari Maharaja Sriwijaya yang
dikirimkan melalui utusan kepada Khalifah Umar ibn ̢۪Abd al-Aziz (717-720
Masehi). Isi surat tersebut, antara lain, tentang pemberian hadiah
sebagai tanda persahabatan.
Bukti-bukti arkeologis yang mengindikasikan kehadiran pedagang Po-sse di
Nusantara adalah ditemukannya artefak dari gelas dan kaca berbentuk vas,
botol, jambangan, dan lain-lain di situs Barus (pantai barat Sumatera
Utara) dan situs-situs di pantai timur Jambi (Muara Jambi, Muara Sabak,
Lambur). Barang-barang tersebut merupakan komoditas penting yang
didatangkan dari Persia atau Timur Tengah dengan pelabuhan-pelabuhannya
antara lain Siraf, Musqat, Basra, Kufah, Wasit, Al-Ubulla, Kish, dan Oman.
Dari Nusantara, para pedagang tersebut membawa hasil bumi dan hasil
hutan. Hasil hutan yang sangat digemari pada masa itu adalah kemenyan
dan kapur barus.
*Stempel legitimasi*
Di antara kargo eks kapal asing yang tenggelam di perairan Cirebon, ada
sebuah benda berbentuk empat persegi panjang (4 x 9 cm) dari batu
(stonesoap).
Pada salah satu sisinya terdapat kalimat yang ditulis dalam aksara Arab
bergaya kufik: “al-mlku; lillah al-wahid; al-qahhar”, yang berarti
“semua kekuasaan itu milik Allah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa”. Kalau
diterjemahkan secara harfiah, kalimat itu mengandung asma̢۪ul husna,
tepatnya merupakan sifat yang dimiliki mausuf (Allah) yang memiliki
kekuasaan.
Akan tetapi, kalau ditafsirkan dengan konteks kapal, yang tersirat dalam
kalimat tersebut mengandung makna bahwa si pembawa stempel mempunyai hak
untuk pergi (berdagang) ke mana saja. Tidak ada satu kekuasaan pun yang
berhak untuk melarangnya karena semua yang ada di alam semesta—termasuk
kerajaan—adalah milik Allah. Dengan demikian, stempel tersebut berguna
sebagai “alat” legitimasi untuk berlayar/berdagang ke mana saja.
Melihat gaya tulisan kufik yang dipakai, tampaknya masih kaku jika
dibandingkan dengan gaya tulisan kufik pada batu nisan Malik as-Saleh
(wafat 1297 Masehi) dari Samudra Pasai (Aceh). Bentuk tulisan ini diduga
berasal dari sekitar abad IX yang dikembangkan di daerah Kufah pada masa
pemerintahan kekhalifahan Bani Abbasiyah (750-870 Masehi).
Kalau ditelaah dari stempel yang beraksara Arab tersebut, kapal asing
yang tenggelam bersama kargonya di perairan Cirebon diduga kapal yang
berasal dari pelabuhan Kufah atau Basra, yang sekarang termasuk wilayah
Irak. Ini berarti bahwa kapal bersama kargonya berasal dari sekitar abad
IX, lebih tua dari perkiraan juru taksir yang menyatakan dari abad X.
Tampaknya sederhana, yaitu berupa sebuah stempel dan bukan termasuk
barang seni, tetapi dari sisi ilmu pengetahuan merupakan barang yang
sangat berharga.
Hingga kini belum diketahui secara tepat kapan Islam masuk ke Nusantara.
Berdasarkan batu nisan Malik as-Saleh, dipercaya Islam masuk Nusantara
pada sekitar abad XIII. Namun, jauh sebelum itu, para pedagang Muslim
sudah berdagang dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara. Stempel yang
ditemukan di antara kargo eks kapal asing yang tenggelam di perairan
Cirebon merupakan salah satu buktinya.
Artefak ini menjadi tidak ternilai harganya apabila diperlakukan sebagai
benda cagar budaya yang mempunyai nilai kesejarahan, khususnya sejarah
perkembangan agama Islam di Nusantara.
Selama ini untuk menjawab pertanyaan masuknya Islam ke Nusantara hanya
berdasarkan analogi. Maka, dengan ditemukannya stempel merupakan bukti
artefak tentang keberadaan Islam di Nusantara.
Stempel legitimasi tersebut jelas merupakan data arkeologi dan sejarah.
Hingga saat ini artefak tersebut baru satu-satunya yang ditemukan di
Indonesia.
Jadi, tidak sepatutnya stempel tersebut termasuk barang berharga yang
ikut dilelang. Boleh jadi calon pembeli menginginkan seluruh kargo,
termasuk juga stempel, untuk tujuan kebanggaan nasional mereka.

Kamis, 11 Maret 2010

Video Misteri Sungai Didasar Laut

belakangan ini muncul fenomena menarik di Mexico. Ada sungai dibawah laut. Hal tersebut telah dibuktikan oleh beberapa penyelam yang mengabadikan moment menarik dan jadi heboh itu melalui rekaman video. Tertarik untuk bersama melihat meajaiban tersebut ? Nich saya bagikan tampilan rekaman videonya. Selamat menonton.....



Kabar Heboh, muncul Blog yang berani bongkar berbagai rahasia dan berita-berita menarik. Telah beredar beberapa trik dan solusi untuk memecahkan berbagai permasalahan di bidang pendidikan. Info tentang Ujian nasional 2010, hingga penyimpangan pendidikan ada dalam blog ini. Bila anda ingin tau mengenai berita heboh tentang artis Indonesia tanpa busana dan kenakalan mereka di FB, Twitter hingga jejaring sosial dunia maya lain dengan buka-buka an, maka disini juga ada. Bagi penggemar sejarah and bisa tau siapa dibalik pemberontakan PKI tahun 1965. Bagi anda yang suka dengan psikologi juga ada banyak tips dan trick di blog ini. Gambar-gambar “ehm” juga ada, video syur dan adegan xxx yang uncensored juga ada tinggal anda klik sekali saja maka akan terbuka semua. Kabar heboh ini hanya dapat anda temukan jika mengklik blog di bawah ini :

http://celoteh55aries.blogspot.com/ Celoteh Aries

http://dunia55pendidikan.blogspot.com/ Dunia Pendidikan Aries

http://aries55history.blogspot.com/ History Blog Aries

http://ariesgoblog.wordpress.com/ History Education

Rabu, 10 Maret 2010

Pansus Century Makin Tak Dipercaya Rakyat

JAKARTA (Pos Kota) –Pansus Angket Bank Century terkesan mulai goyah dan tak percaya diri lagi pasca pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menganggap Wapres Boediono dan Menkeu Sri Mulyani tidak perlu non aktif.

Dalam hal penyusunan jadwal yang sudah sejak lama diagendakan dan disetujui pleno pansus, untuk pemanggilan Wapres Boediono adalah 22 Desember. Tetapi menurut Wakil Ketua Pansus Angket Bank Century Gayus Lumbuun pemanggilan Boediono ditunda dan baru akan ditentukan setelah 4 Januarai 2010.

Gayus menjelaskan, hari Senin dan Selasa (21-22 Desember) Pansus baru akan memanggil para pejabat BI periode 2004 terutama yang terkait dengan penanganan soal barger Bank CIC, Piko dan Danpac menjadi Bank Century.

“Karena ada indikasi bermasalah dalam hal marger bank tersebut maka kita perlu pertanyakan kepada pejabat BI yang saat itu menanganinya,” kata Gayus. “Dasar kita semua ini adalah hasil audit investigasi dari BPK melalui laporannya yang disampaikan ke DPR,” katanya.

Demikian pula pada hari Selasa, yang semula diagendakan minta penjelasan Wapres Boediono, menurut Gayus, masih akan memanggil berbagai pihak yang terkait lainnya selain wapres.

Gayus tidak menjelaskan alasannya secara rinci namun menurutnya dalam dua hari itu kegiatan pansus padat karena ada sejumlah pejabat yang dipanggil. “Kemungkinan Pak Boediono baru dijadwalkan setelah 4 Januari 2010. Ini memang agenda sementara dari Pansus,” tegasnya.

Sementara itu anggot Pansus Angket Bank Century Marwan Djafar yang dihubungi mengatakan sampai kemarin belum ada perubahan jadwal pihak-pihak yang akan dimintai keterangan oleh pansus.

Kalau pun ada perubahan, kata Marwan yang juga Ketua FKB DPR ini, tentunya tidak dilakukan secara mendadak. “Mestinya kalau ada perubahan ya tidak boleh mendadak, apalagi undangannya sudah dikirim kepada yang bersangkutan,” tambahnya.

Marwan menjelaskan, dari jadwal semula diagendakan pada 21 Desember akan dipanggil BI-1 yang merupakan pejabat BI era Burhanudin Abdullah. Sedangkan untuk 22 Desember jadwalnya adalah BI-2 atau era Boediono cs. “Jadi nggak ada yang berubah masih seperti jadwal semula,” katanya.

PENYELIIDIKAN TAHAP DUA


Sebelumnya, Wakil Ketua Pansus Angket Bank Century Mahfud Sidiq menjelaskan Boediono, Sri Mulyani dan Jusuf Kalla akan dipanggil dalam penyelidikan tahap kedua. Sedangkan pemanggilan tahap pertama merupakan pemeriksaan ataupun mencari informasi.

Sejumlah nama sebelum masuk dalam daftar inventarisasi adalah Ketua BPK Hadi Poernomo, mantan Kabareskrim Susno Duadji, Pimpinan KPK, jajaran direksi Bank Century, Jajaran BI baik sebelum marger dan setelah marger menjadi Bank Century, Pimpinan PPATK. Menkeu selaku Ketua KSSK, Boediono selaku Gubernur BI dan juga Jusuf Kalla.

Staf Khusus yang juga juru bicara Wapres, Yopi Hidayat yang dihubungi di Jakarta semalam juga belum tahu ada perubahan jadwal pemanggilan Boediono. “Saya baru mendapatkan informasi itu karena yang kami ketahui sampai saat ini jadwal pemanggilan terhadap wapres pansus masih 22 Desember,” tuturnya.

Ia juga menyelaskan, kapanpun pemanggilan itu asalkan disampaikab beberapa hari sebelumnya tidak akan mengganggu Wapres Boediono dalam tugasnya. Sebab itu pansus DPR tidak perlu merasa khawatir itu soal kinerja wapres yang terganggu bila harus memenuhi panggilan pasnsus.

Karena itu, lanjutnya, Wapres memang tidak perlu non aktif hanya karena untuk memenuhi panggilan pansus. “Lagi pula ini proses politik bukan proses hukum. Pak Boed juga sudah menyatakan kesiapannya untuk itu,” tambahnya.

Secara terpisah, Ketua Umum LSM Peace Habib Ahmad Shahab menganggap permintaan agar Boediono dan Sri Mulyani non aktif sangat politis bahkan wawasannya kering sebagai negarawan sekaligus tidak faham konstitusi.

“DPR sebagai lembaga negara yang seharusnya bergengsi atas justru direndahkan dengan ulah Pansus itu. Beberapa hari bersidang hanya menghasilkan imbaun dan persoalan yang tidak subtantif,” ujarnya. “Dengan hasil seperti itupada akhirnya justru akan mendorong penilaian masyarakat yang merendahkan DPR.”

Staf Khusus Presiden Andi Arif meminta panitia khusus kasus Bank Century juga memanggil pengamat ekonomi yang mantan anggota Komisi XI DPR RI Dradjat Wibowo dan anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar (FPG) Melchias Marcus Mekeng.

“Dua orang itu menjadi bukti otentik yang menyetujui `bailout` Century untuk menyelamatkan ekonomi Indonesia dari krisis keuangan waktu itu,” kata Andi, Minggu.

Dradjat dan Melchias pada Nopember 2008 ikut menyetujui pemberian dana talangan kepada bank itu karena kondisi krisis keuangan yang parah pada waktu itu.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Radjasa menyatakan tim ekonomi tetap solid. Karena itu, tidak ada relevansinya soal-soal yang berkaitan pansus menuntut wapres maupun menkeu non aktif. (johara/us)

Selasa, 09 Maret 2010

Sejarah Film Pendek

Dalam sejarah film dunia, istilah ‘film pendek’ mulai populer sejak dekade 50-an. Alur perkembangan terbesar film pendek memang dimulai dari Jerman dan Perancis; para penggagas Manifesto Oberhausen di Jerman dan kelompok Jean Mitry di Perancis. Di kota Oberhausen sendiri, kemudian muncul Oberhausen Kurzfilmtage yang saat ini merupakan festival film pendek tertua di dunia; sementara saingannya adalah Festival du Court Metrage de Clermont-Ferrand yang diadakan tiap tahun di Paris. Sejak gerakan-gerakan ini muncul, film pendek telah mendapatkan tempatnya di pemirsa film Eropa. Festival-festival film pendek menjadi ajang eksibisi utama yang selalu sarat pengunjung, apalagi kemudian didukung dengan banyak munculnya cinema house bervolume kecil untuk dapat menonton karya-karya film pendek di hampir setiap sudut kota di Eropa.

Di Indonesia, dimana film pendek sampai saat ini selalu menjadi pihak marjinal –sekali lagi, dari sudut pandang pemirsa- film pendek memiliki sejarahnya sendiri yang sering terlupakan. Film pendek Indonesia secara praktis mulai muncul di kalangan pembuat film Indonesia sejak munculnya pendidikan sinematografi di IKJ. Perhatian para film-enthusiasts pada era 70-an dapat dikatakan cukup baik dalam membangun atmosfer positif bagi perkembangan film pendek di Jakarta. Bahkan, Dewan Kesenian Jakarta mengadakan Festival Film Mini setiap tahunnya mulai 1974, dimana format film yang diterima oleh festival tersebut hanyalah seluloid 8mm. Akan tetapi sangat disayangkan kemudian Festival Film Mini ini berhenti pada tahun 1981 karena kekurangan Dana.
Pada 1975, muncul Kelompok Sinema delapan yang dimotori Johan Teranggi dan Norman Benny. Kelompok ini secara simultan terus mengkampanyekan pada masyarakat bahwa seluloid 8mm dapat digunakan sebagai media ekspresi kesenian .
Hubungan internasional mulai terbangun, diantaranya dengan para filmmaker Eropa terutama dengan Festival Film Pendek Oberhausen, ketika untuk pertama kali-nya film pendek Indonesia berbicara di muka dunia di tahun 1984. Keadaan ini memancing munculnya Forum Film Pendek di Jakarta, yang berisikan para seniman, praktisi film, mahasiswa dan penikmat film dari berbagai kampus untuk secara intensif membangun networking yang baik di kalangan pemerhati film.
Akan tetapi, Forum Film Pendek hanya bertahan dua tahun saja.
Secara garis besar, keadaan film pendek di Indonesia memang dapat dikatakan ironis. Film pendek Indonesia hampir tidak pernah tersampaikan ke pemirsa lokal-nya secara luas karena miskinnya ajang-ajang eksibisi dalam negri. Akan tetapi di sisi lain, di dunia internasional, film pendek Indonesia cukup mampu berbicara dan eksis. Dari sejak karya-karya Slamet Rahardjo, Gotot Prakosa, Nan T. Achnas, Garin Nugroho, sampai ke generasi Riri Riza dan Nanang Istiabudi.