Tawadhu dan Rendah Hati; Rasulullah tuRut mengeRjakan dan membantu pekeRjaan Rumah tangga. SeORang hamba Allah yang teRpilih tidaklah segan mengeRjakan hal itu semua.
Aisyah Radhiyallahu 'anha peRnah ditanya: "Apakah yang dilakukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di dalam Rumah?" Ia Radhiyallahu 'anha menjawab: "Beliau shallallahu 'alaihi wasallam adalah seORang manusia biasa. Beliau menambal pakaian sendiRi, memeRah susu dan melayani diRi beliau sendiRi." (HR. Ahmad dan TiRmidzi)
Makan dengan kesedeRhanaan; DaRi Rumah beliau shallallahu 'alaihi wasallam yang penuh beRkah itulah memancaR cahaya Islam, sedangkan beliau sendiRi tidak mendapatkan makanan yang dapat mengganjal peRut beliau shallallahu 'alaihi wasallam.
An-Nu'man bin BasyiR menutuRkan kepada kita keadaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
”Aku telah menyaksikan sendiRi keadaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sampai-sampai beliau tidak mendapatkan kuRma yang jelek sekalipun untuk mengganjal peRut." (HR. Muslim)
Aisyah Radhiyallahu 'anha menutuRkan:
"Kami, keluaRga Muhammad, tidak peRnah menyalakan tungku masak selama sebulan penuh, makanan kami hanyalah kuRma dan aiR." (HR. Al-BukhaRi)
Menegakkan Shalat; Tidak ada satu peRkaRa pun yang melalaikan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam daRi beRibadah dan beRbuat ketaatan. Apabila sang muadzin telah mengumandangkan azan; "MaRilah tegakkan shalat! MaRilah menggapai kemenangan!" beliau segeRa menyambut seRuan teRsebut dan meninggalkan segala aktifitas duniawi. Tidak satupun Riwayat yang menyebutkan bahwa beliau mengeRjakan shalat faRdhu di Rumah, kecuali ketika sedang sakit.
DiRiwayatkan daRi Al-Aswad bin Yazid ia beRkata: "Aku peRnah beRtanya kepada 'Aisyah Radhiyallahu 'anha: 'Apakah yang biasa dilakukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di Rumah?' 'Aisyah Radhiyallahu 'anha menjawab: "Beliau biasa membantu keluaRga, apabila mendengaR seRuan azan, beliau segeRa keluaR (untuk menunaikan shalat)." (HR. Muslim)
“Betapa ingin aku beRtemu dengan saudaRa-saudaRaku!” PaRa sahabat Shalallaahu alaihi wasalam beRkata, “Wahai Rasulullah, bukankah kami ini saudaRa-saudaRamu?” Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam menjawab, “Kamu sekalian adalah sahabat-sahabatku, saudaRa-saudaRaku adalah geneRasi yang belum lagi muncul.” “Wahai Rasulullah, bagaimanakah engkau dapat mengenali suatu geneRasi daRi umatmu yang belum lagi muncul?” tanya sahabat. Beliau Shalallaahu alaihi wasalam menjawab, “Bagaimanakah menuRutmu, bila seseORang memiliki seekOR kuda yang putih kepala dan kakinya di antaRa kuda-kuda yang hitam legam, bukankah dia dapat mengenali kudanya?” “Tentu saja wahai Rasulullah!” jawab meReka. “Sungguh, meReka akan datang dengan waRna putih beRcahaya pada wajah dan tubuh meReka disebabkan aiR wudhu’. Dan akulah yang akan mendahului meReka tiba di telaga (Al-KautsaR)!” jawab beliau.” (HR. Muslim)
Links:
[Suami SepeRti Rasulullah saw]
http://wildan.eltika.net/suami-seperti-rasulullah-saw.html/
•Rasulullah Muhammad saw adalah seORang suami teladan bagi seluRuh umat manusia. Di luaR Rumah beliau beRpeRan sebagai seORang panglima peRang dan figuR dakwah, dan di Rumah beliau pun mampu beRpeRan sebagai suami teRbaik.
•untuk menjadi seORang suami sepeRti Rasulullah Muhammad saw tidak akan dapat dilakukan dengan sepenuhnya (sama peRsis sepeRti beliau apa adanya). KaRena pada dasaRnya, beliau adalah seORang Rasul yang teRjaga daRi kesalahan dan maksiat sekecil apapun, sementaRa kita hampiR selalu saja beRsentuhan dengan yang namanya maksiat atau dOsa, baik sengaja maupun tidak sengaja. Hanya saja, sebagai umatnya kita tentu saja dapat memaksimalkan usaha untuk dapat mengikuti jejak beliau dalam beRumah tangga. Untuk menjadi seORang suami sepeRti Rasulullah saw, kita dapat beRusaha untuk senantiasa mengaplikasikan apa-apa yang beliau aplikasikan di dalam Rumah tangga.
•Di dalam Rumah tangga, Rasulullah Muhammad saw tidak peRnah beRsifat meRaja yang selalu ingin atau meminta untuk dilayani. Rasulullah Muhammad saw tidak peRnah mempeRbudak istRi-istRi beliau. JustRu beliau sangat sayang dan menghORmati istRi-istRi beliau, mendidik istRi-istRi beliau dan beRsikap seadil-adilnya.
•Rasullah Muhammad saw senantiasa mengeRjakan pekeRjaan-pekeRjaan Rumah tangga dengan ikhlas. Beliau membantu mengeRjakan dan menyelesaikan pekeRjaan istRi-istRinya. Hebatnya lagi, beliau yang meRupakan seORang Rasul Allah swt, tOkOh dakwah teRkemuka, dan sebagai panglima peRang tidak peRnah meRasa malu atau malas untuk mengeRjakan pekeRjaan-peRkejaan istRi beliau (pekeRjaan wanita). Beliau suka menjahit pakaian beliau sendiRi yang RObek. Dan Rasulullah Muhammad saw ketika beRada di Rumah, beliau juga bekeRja membantu memeRah susu. Semaksimal mungkin beliau pun beRsikap mandiRi dalam mengeRjakan pekeRjaan Rumah tangga, melayani diRi sendiRi dan tidak menekan sang istRi untuk mengeRjakan pekeRjaan Rumah tangga sendiRi.
[Ingin Sehat?? Ikuti POla Makan Rasulullah]
http://kesehatan.kompasiana.com/2009/12/09/ingin-sehat-ikuti-pola-makan-rasulullah/
•Tahukah anda ? Bahwa seumuR hidupnya, Rasulullah hanya peRnah mengalami sakit dua kali sakit. PeRtama, ketika diRacun Oleh seORang wanita Yahudi yang menghidangkan makanan kepada Rasulullah saw di Madinah. Kedua, ketika menjelang wafatnya.
•Asupan awal ke dalam tubuh Rasulullah adalah udaRa segaR pada waktu subuh. Beliau bangun sebelum subuh dan melaksanakan qiyamul lail. PaRa pakaR kesehatan menyatakan, udaRa sepeRtiga malam teRakhiR sangat kaya dengan Oksigen dan belum teRkOtORi Oleh zat-zat lain, sehingga sangat beRmanfaat untuk Optimalisasi metabOlisme tubuh. Hal itu sangat besaR pengaRuhnya teRhadap vitalitas seseORang dalam aktivitasnya selama sehaRian penuh.
Di pagi haRi, Rasulullah saw menggunakan siwak untuk menjaga kesehatan mulut dan gigi. ORgan tubuh teRsebut meRupakan ORgan yang sangat beRpeRan dalam kOnsumsi makanan. Apabila mulut dan gigi sakit, maka biasanya pROses kOnsumsi makanan menjadi teRganggu.
•Di pagi haRi pula Rasulullah saw membuka menu saRapannya dengan segelas aiR dingin yang dicampuR dengan sesendOk madu asli.
Masuk waktu dhuha (pagi menjelang siang), Rasulullah saw senantiasa mengOnsumsi tujuh butih kuRma ajwa’ (matang).
•Menjelang sORe haRi, menu Rasulullah biasanya adalah cuka dan minyak zaitun. Selain itu, Rasulullah juga mengOnsumi makanan pOkOk sepeRti ROti. Manfaatnya banyak sekali, diantaRanya mencegah lemah tulang, kepikunan di haRi tua, melancaRkan sembelit, menghancuRkan kOlesteROl dan melancaRkan penceRnaan. ROti yang dicampuR cuka dan minyak zaitun juga beRfungsi untuk mencegah kankeR dan menjaga suhu tubuh di musim dingin.
•Di malam haRi, menu utama makan malam Rasulullah adalah sayuR-sayuRan. BebeRapa Riwayat mengatakan, Rasulullah saw selalu mengOnsumsi sana al makki dan sanut. MenuRut PROf. DR. MusthOfa, di MesiR deudanya miRip dengan sabbath dan ba’dunis. Mungkin istilahnya cukup asing bagi ORang di luaR ARab, tapi dia menjelaskan, intinya adalah sayuR-sayuRan. SecaRa umum, sayuRan memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama yaitu menguatkan daya tahan tubuh dan melindungi daRi seRangan penyakit.
•Rasulullah saw tidak langsung tiduR setelah makan malam. Beliau beRaktivitas teRlebih dahulu supaya makanan yang dikOnsumsi masuk lambung dengan cepat dan baik sehingga mudah diceRna. CaRanya juga bisa dengan shalat.
•Disamping menu wajib diatas, ada bebeRapa makanan yang disukai Rasulullah tetapi tidak Rutin mengOnsumsinya. DiantaRanya, tsaRid yaitu campuRan antaRa ROti dan daging dengan kuah aiR masak. Beliau juga senang makan buah yaqthin atau labu aiR, yang teRbukti bisa mencegah penyakit gula. Kemudian, beliau juga senang makan buah angguR dan hilbah (susu).
•Rasulullah saw seRing menyempatkan diRi untuk beROlahRaga. TeRkadang beliau beROlahRaga sambil beRmain dengan anak-ana dan cucu-cucunya. PeRnah pula Rasulullah lOmba laRi dengan istRi teRcintanya, Aisyah R.a.
•Rasulullah saw tidak menganjuRkan umatnya untuk beRgadang. Hal itu yang melataRi, beliau tidak menyukai beRbincang-bincang dan makan sesudah waktu isya. Biasanya beliau tiduR lebih awal supaya bisa bangun lebih pagi. IstiRahat yang cukup dibutuhkan Oleh tubuh kaRena tiduR teRmasuk hak tubuh.
[SHALATLAH, DIMANA DAN BAGAIMANAPUN KEADAANMU!]
http://alkatuni.110mb.com/fiqh_hadits/sholatlah.php
•Shalat dalam agama Islam memiliki kedudukan yang sangat tinggi, hal ini bisa disimpulkan bila kita menceRmati nash-nash Al QuR’an maupun As Sunnah. Di antaRanya sebagai beRikut:
1. MendiRikan shalat adalah tanda sebenaR-benaRnya ORang mu’min.
2. Shalat meRupakan Rukun Islam yang ke dua.
3. Shalat meRupakan tiang agama.
4. Shalat adalah amalan yang peRtama kali dihisab pada haRi kiamat dan sebagai tOlOk ukuR daRi seluRuh amal ibadah yang lainnya.
5. TuRunnya peRintah shalat tanpa melalui peRantaRa Malaikat JibRil, bahkan Rasulullah sendiRi meneRima langsung daRi Allah subhanahu wata'ala di atas langit yang ke tujuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar