Sabtu, 27 Februari 2010

Bertanya Atoe Mati (Resensi Buku)

‘Bertanya atau Mati’ yang gw maksud disini adalah judul buku lho… bukan plesetannya kata-kata perjuangan di film 17 agustusan : ‘Merdeka atau Mati’. haha…
ya, tepatnya seminggu yang lalu, gw baca buku ini secara gratisan di Sampoerna Corner, Perpus Pusat ITB, dalam rangka menunggu kelas Rekayasa Lingkungan. sebenarnya gw milih buku ini karena lumayan tipis, sehingga bisa diselesaikan dalam 2 jam, dan dari sinopsis di sampul belakangnya, kayaknya ni buku lumayan lucu.
ternyata benar! buku karangan Isman H. Suryaman ini lucu, ga garing. buku ini beda dengan buku-buku Raditya Dika, yang notabene mengungkapkan hal-hal dalam sudut pandang kebegoan tingkah laku si penulis. buku ‘Bertanya atau Mati’ ini membuat kita sadar akan pentingnya curiousity dan menyadari banyak hal lucu di kehidupan kita yang layak untuk dipertanyakan.

jadi, buku ini ga berfokus pada tingkah laku penulisnya, melainkan lebih pada kelucuan dari objek yang lagi dibahas.
hmm… beberapa point yang dibahas dalam buku ini, yang masih gw ingat, misalnya:
•kenapa pernikahan menjadi beban? dimana pengantinnya cuma jadi pajangan di atas panggung dengan lampu sorot yang bikin badan keringetan luar dalem.
•kenapa orang yang memelihara binatang berharap bisa bicara dengan peliharaannya? dibuktikan dengan banyak orang yang mengaku bisa berkomunikasi dengan anjing peliharaannya. bahkan sampe ada ilmuan yang menciptakan alat penerjemah bahasa anjing, dimana hasil terjemahan itu menunjukkan bahwa anjing sangat menyukai kalimat-kalimat yang diakhiri dengan tanda seru (!). ^^
•kenapa hidup harus jadi marathon dengan pertanyaan “kapan nyusul?’. misalnya pas ke acara nikahan temen, kita bilang : ’selamat ya!’ trus, pengantennya bilang : ‘iya, kapan nyusul ni?’. pas kita berkunjung ke rumah persalinan, si ibu-ibu pasti bilang : ‘kapan nyusul punya momongan ni?’. lah, trus kalo kita ke pemakaman, jangan-jangan ada yang bilang : ‘kapan lo nyusul gw??’ o_0
•kenapa perumahan biasanya diidentikkan dengan kata ‘graha’ padahal arti sebenanya dari kata ‘graha’ ga ada hubungannya sama sekali dengan perumahan.
tapi ada juga topik-topik seriusnya, misalnya tentang hak paten, dll.
eh, koq kalo gw ceritain disini jadinya ga lucu y? haha… baca sendirilah! dijamin lo bakal manggut-manggut kayak woody woodpacker membenarkan fakta-fakta di buku ini, dan senyam-senyum sendiri sampe-sampe diliatin anak-anak TPB yang lagi latihan soal-soal kalkulus buat UTS, kayak yang gw alamin. hehehe…

Tidak ada komentar: