Selasa, 23 Februari 2010

MESOPOTAMIA (Peradaban Yang Hilang)


Mesopotamia terletak di antara dua sungai besar, Sungai Efrat dan Sungai Tigris. Daerah yang kini menjadi Republik Irak itu di zaman dahulu disebut Mesopotamia, yang dalam bahasa Yunani berarti "(daerah) di antara sungai-sungai" :

Istilah Yunani μεσοποταμια – mesopotamia, "between two rivers", dari kata μεσος - mesos, di tengah-tengah, di antara dan ποταμος – potamos, sungai.

Kata Yunani μεσοποταμια – mesopotamia, menerjemahkan ungkapan Ibrani ארם נהרים - 'ARAM NAHARAYIM (Padan Aram) (kecuali judul Mazmur 60). Inilah tanah subur di sebelah timur Sungai Orontes, yang meliputi daerah Efrat Hulu dan Tengah dan daerah-daerah yg diairi oleh Sungai Habur dan Tigris, yaitu daerah Siria Timur dan Irak Utara modern. Di sini juga terdapat Haran (ke mana Abraham pindah sesudah mening-galkan Ur di Babel) dan kota-kota sekelilingnya, ke mana Eliezer disuruh mencari istri bagi Ishak:

Mesopotamia terletak di antara dua sungai besar, Eufrat dan Tigris. Daerah yang kini menjadi Republik Irak itu di zaman dahulu disebut Mesopotamia, yang dalam bahasa Yunani berarti "(daerah) di antara sungai-sungai". Entah sejak kapan nama itu dipakai untuk menyebut daerah itu. Namun, para penulis Yunani dan Latin kuno, seperti Polybius (abad 2 SM) dan Strabo (60 SM-20 M), sudah menggunakannya.

Menurut keyakinan Kristen dan Yahudi seperti dalam Perjanjian Lama , ada usaha menghubungkan keluarga Abraham (yang lalu disebut "Bapa Orang Beriman" dan diakui oleh tiga agama monoteistik dunia, Islam , Kristen , dan Yahudi ) dengan Mesopotamia. Dalam kitab Kejadian 11,31 dikatakan, pada suatu masa keluarga Abraham berpindah dari Ur- Kasdim ke Haran sebelum akhirnya berpindah ke Kanaan (Daerah Israel dan Palestina sekarang).

Tidak mudah untuk menentukan lokasi Ur-Kasdim secara tepat. Biasanya yang ditunjuk sebagai lokasi daerah ini adalah Tell el-Muqayyar, situs bekas reruntuhan Kota Ur kuno dari periode Sumeria. Tapi, banyak ahli masih meragukan usulan ini. Sedangkan Haran terletak di bagian utara Mesopotamia, di tepi Sungai Eufrat.

Beberapa catatan lain bisa dikemukakan untuk menunjukkan hubungan antara Abraham dengan Mesopotamia. Dalam kitab Ulangan 26,3; Nabi Musa mengajak umat untuk berdoa kepada Tuhan saat mempersembahkan panen pertama dengan mengawalinya, Bapaku adalah seorang Aram, seorang pengembara.

Di tempat lain dikatakan, Ishak , anak Abraham, diperintah Abraham untuk mencari istri dari daerah Aram-Mesopotamia (aram-naharayim) (Kejadian 24,2.10). Demikian juga dengan Yakub, cucu Abraham, dia disuruh pergi ke Padan-Aram untuk mendapatkan istri di sana (Kejadian 28,2). Dalam terjemahan Yunani Septuaginta, kedua nama terakhir ini disebut Mesopotamia.

Begitulah, melalui beberapa teks itu kelihatan, Abraham, Bapa Orang Beriman, tampaknya mempunyai hubungan dengan Mesopotamia.

SELAIN petunjuk yang secara eksplisit ada dalam Alkitab, masih bisa ditemukan informasi lain yang menunjukkan pengaruh Mesopotamia yang cukup kuat. Kini sudah lazim diterima bahwa kisah Penciptaan dan kisah Air Bah yang terkenal itu, yang dikisahkan pada bagian awal kitab Kejadian, sebenarnya kuat dipengaruhi sastra Mesopotamia. Biasanya ada tiga karya sastra Mesopotamia yang ditunjuk, yaitu Enuma Elish (dari abad 17 SM), Epic Gilgamesh (abad 20 SM), dan Athrahasis (abad 18-17 SM). Teks-teks itu cukup terkenal dan tersebar luas karena ditemukan dalam berbagai versi dan bahasa, seperti versi Akkadia, Sumeria, Hittit, dan Asyur.

Kemiripan antara sastra Mesopotamia dengan teks-teks Alkitab begitu mencolok sehingga orang mau tidak mau menyimpulkan, ada ketergantungan di antara mereka. Karena teks-teks Mesopotamia berasal dari periode yang jauh lebih tua dari teks-teks Alkitab, maka tidak mengherankan jika bisa disimpulkan, teks Alkitab bergantung pada sastra Mesopotamia itu. Para penulis Israel tampaknya mengambil dan memanfaatkan teks-teks Mesopotamia itu untuk mengungkap keyakinan mereka, sekaligus menyesuaikannya dengan keyakinan itu, terutama di bidang monoteisme: segala yang berbau politeisme dibuang jauh-jauh!

Namun, bila kitab Kejadian disusun oleh para penulis Israel pada awal masa kerajaan, kira-kira abad 10 SM, sementara sampai saat itu tidak ada kontak langsung antara Israel dengan Mesopotamia, lalu dari mana datangnya pengaruh Mesopotamia itu?

Salah satu kemungkinan adalah bahwa kisah-kisah Mesopotamia dibawa ke Palestina-lalu menyebar-saat terjadi perpindahan penduduk besar-besaran dari Mesopotamia yang disebabkan situasi yang agak kacau sekitar abad 19 SM. Kiranya ini juga yang menjadi konteks berpindahnya keluarga Abraham dari Ur ke Haran, lalu ke Kanaan.

Berbagai kebiasaan dan peraturan yang dilakukan para Bapa Bangsa yang tercermin dalam kitab Kejadian ternyata juga menemukan banyak kesamaan dengan kebiasaan dan peraturan yang hidup di daerah Mesopotamia. Sebagai contoh, kekhawatiran Abraham karena dia tidak mendapat keturunan, karena itu harus mewariskan segala miliknya kepada abdinya yang setia, Eliezer (Kejadian 15,1-4), ternyata sejajar dengan praktik yang dilakukan masyarakat Nuzi yang mendiami sebelah timur Sungai Tigris. Hal ini bisa diketahui melalui analisis teks-teks hukum yang berlaku di Nuzi, yang berasal dari abad 15 SM.

Kisah tentang Abraham yang datang ke negeri asing lalu mengaku istrinya sebagai saudarinya (Kejadian 12,10-20) sering membingungkan orang. Tetapi, kini, dengan ditemukannya teks-teks yang berasal dari bangsa Hori di sebelah utara Mesopotamia, berdekatan dengan Haran, hal itu bisa dipahami dengan lebih baik.

Dalam masyarakat Hori, ikatan perkawinan yang paling kuat adalah jika seorang istri sekaligus mendapat status saudari secara hukum. Karena itu, sering terjadi, sesudah perkawinan diadakan upacara lain untuk mengadopsi sang istri menjadi saudari. Hal ini disahkan dengan dua dokumen. Pertama, dokumen tentang perkawinan. Kedua, berkait dengan pengangkatannya sebagai saudari.

Salah satu warisan peradaban Mesopotamia Kuno yang amat bernilai bagi umat manusia adalah kumpulan hukum yang biasa disebut Codex Hammurabi. Kumpulan hukum yang berbentuk balok batu hitam itu ditemukan di Susa tahun 1901 dalam suatu ekspedisi yang dilakukan arkeolog Perancis di bawah pimpinan M de Morgan. Pada bagian atas balok, yang kini ada di Museum Louvre, Paris, ada relief yang menggambarkan Raja Hammurabi dari bab1lonia Kuno (1728-1686 SM) sedang menerima hukum dari Dewa Shamash, dewa Matahari yang juga menjadi dewa pelindung keadilan.

Perbandingan dengan kumpulan hukum yang ada dalam kitab Keluaran 21-23 menunjukkan adanya kesejajaran yang dekat. Adanya ketergantungan antara kedua kumpulan hukum itu tidak bisa ditentukan dengan pasti, tetapi pengaruh tidak langsung rasanya merupakan sesuatu yang amat masuk akal.

Codex Hammurabi , yang terdiri dari 282 pasal ditambah Prolog dan Epilog, tidak saja berpengaruh pada kumpulan hukum yang ada dalam Alkitab , tetapi juga pada sistem hukum pada periode selanjutnya. Yang menarik dan mungkin membuat kita (seharusnya) tertunduk malu adalah, kumpulan hukum itu juga mengingatkan kita bahwa sejak abad 18 SM, di Mesopotamia sudah ada seorang pemimpin besar yang sungguh-sungguh mempunyai kesadaran bahwa manusia harus diperlakukan secara adil sebagai manusia.

Kini, pada milenium ketiga, tanah yang sudah memberi banyak sumbangan bagi umat manusia ternyata masih mengalami penganiayaan, entah sampai kapan. Mungkin Hammurabi sendiri akan menangis melihat kenyataan yang bertentangan dengan apa yang pernah ditulisnya dalam Epilog codex-nya yang menggambarkan tujuannya menuliskan hukum:

"Di dadaku kubawa rakyat Sumeria dan Akkadia; mereka berkembang di bawah perlindunganku; aku selalu memerintah mereka dalam kedamaian; aku menaungi mereka dengan kebijaksanaanku.Agar yang kuat tidak menindas yang lemah; agar para yatim piatu dan para janda mendapatkan keadilan; di bab1lonia, kota di mana Anum dan Elil menengadahkan kepalanya; di Esagila, kuil yang dasarnya kokoh kuat seperti langit dan bumi; aku menulis kata-kataku yang berharga ini pada monumenku; dan di hadapan patungku, sebagai raja keadilan, aku menetapkannya untuk mengatur hukum di negeri ini; untuk menentukan peraturan bagi negeri ini; untuk memberi keadilan bagi yang tertindas."

Sejarah Mesopotamia diawali dengan tumbuhnya sebuah peradaban, yang diyakini sebagai pusat peradaban tertua di dunia, oleh bangsa Sumer(ia). Bangsa Sumeria membangun beberapa kota kuno yang terkenal, yaitu Ur, Ereck, Kish, dll. Kehadiran seorang tokoh imperialistik dari bangsa lain yg juga mendiami kawasan Mesopotamia, bangsa Akkadia, dipimpin Sargon Agung, ternya melakukan sebuah penaklukan politis, tapi bukan penaklukan kultural. Bahkan dalam berbagai hal budaya Sumer dan Akkad berakulturasi, sehingga era kepemimpinan ini sering disebut Jilid Sumer-Akkad. Campur tangan Sumer tidak dapat diremehkan begitu saja, pada saat Akkad terdesak oleh bangsa Gutti, bangsa Sumer-lah yg mendukung Akkad, sehingga mereka masih dapat berkuasa di "tanah antara dua sungai" itu.

Mesopotamia dipandang dari beberapa Kitab
* Kejadian 24:10
LAI TB, Kemudian hamba itu mengambil sepuluh ekor dari unta tuannya dan pergi dengan membawa berbagai-bagai barang berharga kepunyaan tuannya; demikianlah ia berangkat menuju Aram-Mesopotamia ke kota Nahor.
KJV, And the servant took ten camels of the camels of his master, and departed; for all the goods of his master were in his hand: and he arose, and went to Mesopotamia, unto the city of Nahor.
Hebrew,
וַיִּקַּח הָעֶבֶד עֲשָׂרָה גְמַלִּים מִגְּמַלֵּי אֲדֹנָיו וַיֵּלֶךְ וְכָל־טוּב אֲדֹנָיו בְּיָדֹו וַיָּקָם וַיֵּלֶךְ אֶל־אֲרַם נַהֲרַיִם אֶל־עִיר נָחֹור׃
Translit, VAYIQAKH HA'EVED 'ASARA GEMALIM MIGMALEI 'ADONAV VAYELEKH VEKHOL-TUV 'ADONAV BEYADO VAYAKAM VAYELEKH 'EL-'ARAM NAHARAYIM 'EL-IR NAKHOR
LXX, και ελαβεν ο παις δεκα καμηλους απο των καμηλων του κυριου αυτου και απο παντων των αγαθων του κυριου αυτου μεθ' εαυτου και αναστας επορευθη εις την μεσοποταμιαν εις την πολιν ναχωρ
Translit, KAI ELAGEN PAIS DEKA KAMÊLOUS APO KAMÊLÔN TOU KURIOU AUTOU KAI APO PANTÔN TÔN AGATHÔN TOU KURIOU AUTOU KAI ANASTAS APOREUTHÊ EIS TÊN MESOPOTAMIAN EIS TÊN POLIN NAKHÔR


Mesopotamia adalah negeri asal Bileam (Ulangan 23:4) dan negeri yang diperintah oleh Kusyan-Risyataim, tatkala raja ini menaklukkan Israel (Hakim 3 :8-10). Pada zaman raja Daud Mesopotamia menyediakan kereta-kereta perang dan orang-orang berkuda untuk membantu orang-orang Amon, yaitu seteru Daud (1 Tawarikh 19:6). Ini selaras dengan bukti pendudukan seluruh daerah itu oleh orang Mitani dan orang Hur, suatu bangsa Indo-Aria, dalam thn 2000-an sM.

Penulis-penulis Yunani dan Roma sesudah abad 4 sM memperluas arti kata 'Mesopotarnia' untuk mengartikan seluruh lembah Tigris-Efrat, yaitu wilayah negara Irak modern. Jadi Stefanus mengatakan, bahwa Ur tempat asal Abraham, yg di Babel itu ada di 'Mesopotamia, sebelum ia menetap di Haran' (Kisah 7:2).


* Kisah 7:2
LAI TB, Jawab Stefanus: "Hai saudara-saudara dan bapa-bapa, dengarkanlah! Allah yang Mahamulia telah menampakkan diri-Nya kepada bapa leluhur kita Abraham, ketika ia masih di Mesopotamia, sebelum ia menetap di Haran,
KJV, And he said, Men, brethren, and fathers, hearken; The God of glory appeared unto our father Abraham, when he was in Mesopotamia, before he dwelt in Charran,
TR, ο δε εφη ανδρες αδελφοι και πατερες ακουσατε ο θεος της δοξης ωφθη τω πατρι ημων αβρααμ οντι εν τη μεσοποταμια πριν η κατοικησαι αυτον εν χαρραν
Translit, ho de ephê andres adelphoi kai pateres akousate ho theos tês doxês ôphthê tô patri hêmôn abraam onti en tê mesopotamia prin ê katoikêsai auton en kharran


Bahwa orang Mesopotamia ada bersama orang Partia. Media dan orang Elam bisa menandakan bahwa orang Yahudi yang berserakan di Babel turut hadir di Yerusalem untuk mendengarkan khotbah Petrus (Kisah 2:9). Jadi PB mengikuti pemakaian yang lebih luas dari nama geografi itu, yang masih dianut oleh sebagian ahli modern.

Kepustakaan :
JJ Finkelstein, Journal of Near Eastern Studies, 1962, hlm 73-92.

Tidak ada komentar: