Senin, 22 Februari 2010

Partai Komunis China (PKI e Cina)


Bayangan Mao: Seorang ibu dan anak berjalan melalui pintu masuk Museum Militer dan disambut oleh sebuah patung besar mantan diktator China Mao Zedong.
Lebih dari satu dekade setelah runtuhnya kekuasaan rejim komunis di bekas Uni Soviet maupun negara-negara Eropa Timur, gerakan komunis internasional telah dicampakkan pula oleh masyarakat dunia. Jalan Partai Komunis China (PKC) menuju liang kubur pun hanya tinggal hitungan waktu saja.


Nasib sial bagi bangsa Tionghoa, karena sebelum menghadapi keambrukan total, PKC masih berupaya keras mengikatkan nasibnya pada rakyat negeri kuno yang telah mempunyai sejarah peradaban lebih dari 5.000 tahun ini. Kini masyarakat Tionghoa harus menghadapi beberapa masalah, yaitu bagaimana orang Tionghoa memandang Partai Komunis, bagaimana Tiongkok menempuh suatu kehidupan sosial tanpa PKC, dan bagaimana menjaga dan meneruskan nyala gemilang obor bangsa Tionghoa
Koran berbahasa Mandarin Dajiyuan menerbitkan rangkaian editorial khusus membahas "Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis". Sebelum peti mati PKC ditutup, kami ingin menyampaikan penilaian akhir tentang PKC dan gerakan komunis internasional, yang telah menjadi momok bagi umat manusia selama lebih dari satu abad.
Mengamati sejarah perjalanan PKC selama 80 tahun lebih, semua yang dilakukan PKC senantiasa diliputi dengan kebohongan, perang, kelaparan, kediktatoran dan ketakutan. PKC telah merusak secara brutal kepercayaan dan nilai-nilai tradisional. Mencerai beraikan konsep etika moral dan sistem sosial yang telah ada sebelumnya. Cinta kasih dan harmonisasi antar manusia diselewengkan menjadi pertarungan dan dendam kesumat. Rasa menghargai serta segan dan hormat pada alam jagat raya diubah menjadi "memerangi langit memusuhi bumi", membawa keambrukan total pada sistem moral masyarakat dan sistem ekologi, menyeret bangsa Tionghoa dan bahkan umat manusia kepada cengkeraman krisis hebat. Segala bencana ini terjadi di bawah perencanaan, organisasi dan kendali ketat dari PKC.
"Apa boleh buat, bunga-bunga telah berguguran", kata sebait sajak Tionghoa yang terkenal. Kekuasaan PKC yang sedang sekarat makin mendekati ajalnya, kehancuran mereka sudah di ambang pintu. Sebelum mereka terbasmi total, kita patut merenungkan dan harus menyingkap berbagai karya organisasi ajaran sesat terbesar yang terhimpun sejak jaman dulu maupun sekarang, di Tiongkok maupun diluar negeri. Dengan demikian orang-orang yang masih dibohongi oleh kekuasaan Partai Komunis bisa mengenal hakikat berbagai kejahatan besar yang dilakukannya. Membersihkan diri dari pengaruh racun Partai Komunis, membebaskan diri dari kendali psikologis roh jahat Partai Komunis, melompat keluar dari belenggu teror, melepaskan segala khayalan kosong terhadap Partai Komunis.
Kekuasaan Partai Komunis China adalah lembaran paling hitam dan paling gila dalam sejarah Tiongkok. Penindasan terhadap "Sejati-Baik-Sabar" yang dimotori oleh Jiang Zemin merupakan puncak keiblisannya. Gerakan ini merupakan tancapan paku terakhir pada peti mati PKC. Merenungkan kembali potongan sejarah ini, adalah penting agar drama tragis semacam ini tidak terjadi lagi. Bersamaan juga mari kita semua mawas diri dan menimbang hati nurani kita, apakah karena perasaan pengecut dan kompromi kita telah menyeret ke banyak tragedi yang mestinya bisa dihindari.
Apa itu Partai Komunis
Penggunaan kekerasan mungkin tak dapat dihindarkan ketika mencoba untuk merebut kekuasaan politik, tetapi tidak pernah ada sebelumnya sebuah rejim yang begitu bernafsu melakukan pembunuhan dalam masa damai seperti Partai Komunis China.
Lebih dari lima ribu tahun, bangsa Tionghoa telah tumbuh berkembang diatas tanah subur yang dialiri Sungai Kuning dan Sungai Yangtze, melewati puluhan dinasti silih berganti dan menciptakan pasang surut kebudayaan Tionghoa yang cemerlang. Kisah-kisah yang mengagumkan telah memainkan peran hidup dipanggung sejarah Tiongkok.
Tahun 1840, sejarah mencatat sebagai awal era moderen Tiongkok, ditandai dengan dimulainya perjalanan dari abad tradisional menuju era moderen. Sejak saat itu, peradaban Tionghoa telah melalui lebih kurang empat episode tantangan dan tanggapan. Tiga episode pertama meliputi penyerbuan Beijing oleh aliansi tentara Inggris-Perancis pada awal 1860, perang Tiongkok-Jepang (disebut juga "Perang Jiawu") pada tahun 1894, dan perang Rusia-Jepang di Timur Laut Tiongkok pada tahun 1906. Terhadap tiga episode tantangan ini, tanggapan Tiongkok adalah memasukkan peralatan dan senjata moderen (yaitu pergerakan kebaratan), reformasi institusional melalui Gerakan Reformasi pada tahun 1898 dan usaha memberlakukan hukum konstitusional pada akhir Dinasti Qing, dan setelah itu, Revolusi Demokrasi pada tahun 1911.
Selesai perang dunia pertama, kepentingan Tiongkok sebagai salah satu negara pemenang sama sekali tidak diperhitungkan oleh negara-negara kuat, masyarakat Tiongkok saat itu menganggap bahwa tanggapan terhadap ketiga episode diatas telah mengalami kekalahan, oleh sebab itu muncullah "Gerakan 4 Mei", gerakan episode keempat yang merupakan sebuah tanggapan bidang terakhir, bidang lingkup kebudayaan yang secara menyeluruh berkiblat ke Barat, setelah itu dimulai revolusi ekstrim yang disebut sebagai pergerakan komunis.
Yang diurai dalam bab ini adalah dampak dari gerakan komunis dan Partai Komunis terhadap peradaban di Tiongkok. Menganalisa apa yang terjadi setelah Tiongkok melewati sejarah 160 tahun lebih, dengan korban meninggal secara tak wajar yang mendekati ratusan juta orang, serta hancurnya seluruh kebudayaan dan peradaban Tionghoa, apakah itu dipilih oleh Tiongkok ataupun dipaksa oleh unsur dari luar.
I. Mengandalkan Kekerasan dan Teror untuk Merebut dan Mempertahankan Kekuatan
"Komunis mengganggap tidak perlu menyembunyikan pandangan dan tujuan mereka. Mereka mendeklarasikan secara terbuka bahwa tujuan mereka hanya dapat dicapai dengan menggunakan kekerasan, menggulingkan seluruh sistem sosial yang ada", demikian kutipan dari "Manifesto Komunis"; dokumen prinsip-prinsip Partai Komunis. Kekerasan adalah satu-satunya alat dan cara utama Partai Komunis untuk memperoleh kekuasaan. Ciri karakter ini telah diputuskan menjadi gen turunan sejak kelahiran partai tersebut.
Sesungguhnya, Partai Komunis dunia yang pertama didirikan beberapa tahun setelah kematian Karl Max. Tahun kedua setelah Revolusi Oktober 1917, "Partai Komunis Rusia (Bolshevik)", yang nantinya dikenal sebagai "Partai Komunis Uni Soviet", didirikan secara resmi. Partai komunis ini tumbuh ketika menggunakan kekerasan melawan "musuh kelas" dan setelah itu mempertahankan eksistensinya dengan menerapkan kekerasan terhadap anggotanya sendiri maupun warga negara biasa yang dianggap pengkhianat. Tahun 1930 ketika Stalin melakukan pembersihan internal, Partai Komunis Soviet membunuh lebih dari 20 juta orang yang disebut sebagai mata-mata dan pengkhianat, serta mereka yang dianggap mempunyai pendapat yang berbeda.
Partai Komunis China (PKC) pertama kali didirikan sebagai cabang Komunisme Internasional Ketiga yang dikendalikan oleh Partai Komunis Soviet, maka dengan sendirinya telah mewarisi kekerasan seperti itu. Selama masa perang saudara pertama antara Komunis dan Kuomintang dari tahun 1927 hingga 1936, jumlah penduduk propinsi Jiangxi menurun dari 20 juta sampai 10 juta lebih. Kerusakan yang timbul akibat menggunakan kekerasan dapat dilihat dari besarnya korban itu sendiri.
Bila dikatakan bahwa penggunaan kekerasan tidak dapat dihindarkan ketika merebut kekuasaan politik, maka tidak pernah ada sebelumnya sebuah rejim yang begitu bernafsu melakukan pembunuhan dalam masa damai seperti Partai Komunis China. Sejak tahun 1949, angka kematian akibat pembunuhan secara kejam oleh PKC telah melebihi jumlah kematian selama masa perang 30 tahun sebelumnya.
Dalam hal ini, yang mencapai rekor adalah Khmer Merah Kamboja yang didukung sepenuhnya oleh PKC, setelah merebut kekuasaan lantas membunuh seperempat penduduk Kamboja, termasuk diantaranya mayoritas perantauan Tionghoa dan warga asing keturunan Tionghoa. Bahkan sampai kini Komunis Tiongkok masih menghalangi masyarakat internasional mengadili Khmer Merah secara terbuka, tujuannya adalah untuk menutupi peran mereka didalamnya serta peran kejahatan yang dimainkannya.
PKC mempunyai hubungan dekat dengan rejim-rejim tirani dan pasukan revolusioner bersenjata yang paling brutal di dunia. Selain Khmer Merah, juga Partai Komunis di Indonesia, Pilipina, Malaysia, Vietnam, Burma, Laos, dan Nepal - semua didirikan atas dukungan PKC. Banyak diantara pemimpin Partai Komunis ini adalah orang Tionghoa, sebagian dari mereka sampai hari ini masih bersembunyi di Tiongkok.
Partai komunis lain yang menganut ideologi Mao adalah Shining Path dari Afrika Selatan dan Tentara Merah Jepang yang terkenal dengan kekejamannya dan dikutuk oleh masyarakat dunia.
Salah satu sumber teori komunisme adalah teori evolusi. Partai Komunis menerapkan kompetisi species ke dalam pertarungan kelas evolusi sosial. Partai komunis menganggap perjuangan kelas adalah satu-satunya kekuatan penggerak dalam kemajuan perkembangan sosial, maka pertarungan menjadi "keyakinan" utama dalam memperoleh kekuasaan politik dan mempertahankan hidup. "800 juta orang, apakah dapat tidak bertarung?" Ini adalah kata-kata terkenal Mao yang merupakan pernyataan logika kehidupan seperti ini.
Pernyataan Mao lain yang sama-sama terkenal adalah, bahwa Revolusi Kebudayaan harus diadakan "setiap tujuh atau delapan tahun". Berulang-ulang menggunakan kekerasan adalah metode utama Partai Komunis dalam mempertahankan kekuasaan politik. Tujuan menggunakan kekerasan adalah menciptakan teror. Setiap gerakan pertarungan adalah untuk membuat ketakutan, agar rakyat gentar dan takluk hingga menjadi budak ketakutan di bawah kontrol PKC.
Saat ini, terorisme telah menjadi musuh utuma peradaban dan dunia bebas. Penggunaan teror kekerasan oleh PKC, dengan membonceng aparat negara, skalanya semakin besar dan waktunya semakin panjang, kadarnya pun semakin bengis. Dalam abad ke-21 ini, kita jangan lupa, karakter bawaan Partai Komunis ini pada saatnya akan membawa pengaruh yang pasti terhadap nasibnya dimasa depan.
II. Menggunakan Kebohongan untuk Membenarkan Kekerasan
Tingkat peradaban umat manusia dapat diukur dengan tingkat penggunaan sistim kekerasan. Menelusuri penggunaan kekerasan oleh rejim Komunis, secara jelas mewakili langkah mundur yang besar dalam peradaban manusia. Namun, sekali lagi komunis telah sukses membuat masyarakat dunia menganggap bahwa itu adalah suatu kemajuan. Orang-orang ini beranggapan, penggunaan kekerasan adalah proses yang mesti dan harus dilalui untuk mencapai kemajuan masyarakat.
Berbohong dan berdusta adalah karakter lain yang diwarisi partai komunis, penggunaan cara ini sudah mendatangkan hasil yang tiada tara.
"Sejak kecil kita sudah tahu bahwa Amerika adalah suatu negara yang disukai. Kita percaya bukan saja karena Amerika tidak menjajah Tiongkok, Amerika juga tidak pernah menggerakan peperangan menyerang Tiongkok; lebih mendasar lagi dapat dikatakan kesan baik orang Tionghoa terhadap orang Amerika adalah bersumber dari sikap demokratis serta keterbukaan yang dipancarkan oleh masyarakat Amerika".
Kutipan ini berasal dari tulisan editorial yang dipublikasikan oleh surat kabar resmi PKC, Harian Xinhua, 4 Juli 1947. Selang tiga tahun kemudian, PKC mengirim tentara berperang dengan pasukan Amerika di Korea Utara, dan juga menggambarkan orang Amerika sebagai imperialisme yang paling jahat di dunia. Setiap orang yang berasal dari daratan Tiongkok, akan sangat terkejut bila membaca editorial PKC yang ditulis lebih dari 50 tahun yang lalu. Hingga PKC harus memeriksa dan melarang buku-buku terbitan ulang yang berhubungan dengan artikel tersebut.
Sejak berkuasa, PKC selalu menggunakan cara yang sama untuk menghancurkan kontra revolusi, "kerja sama" antara perusahaan umum dan swasta, gerakan anti kanan, Revolusi Kebudayaan, peristiwa 4 Juni Tiananmen dan yang paling baru, penindasan terhadap Falun Gong. Diantaranya yang terkenal adalah penindasan terhadap para intelektual pada tahun 1957. PKC memanggil para intelektual agar mereka memberikan pendapatnya kepada PKC, namun setelah itu mereka ditindas sebagai "golongan kanan", pendapat mereka dijadikan sebagai bukti tindak kriminal. Ketika orang mengkritik penindasan tersebut sebagai konspirasi gelap, Mao memberikan pernyataan kepada publik secara terbuka : "Itu bukan konspirasi gelap, tetapi siasat dalam keterbukaan".
Penipuan dan kebohongan telah memainkan peran yang sangat penting bagi PKC dalam memperoleh dan mempertahankan kekuasaannya. Kaum intelektual Tiongkok sejak dahulu kala memiliki kesadaran sejarah yang dalam. Tiongkok adalah suatu negara yang mempunyai catatan sejarah paling panjang dan paling sempurna, karena orang Tionghoa mau menggunakan sejarah untuk menilai kenyataan, hingga mencapai peningkatan spiritual pribadi di dalamnya. Oleh sebab itu, menyembunyikan dan mengubah sejarah juga menjadi metode utama rejim PKC agar tetap berkuasa. Dalam propagandanya dan publikasinya, PKC telah menulis ulang sejarah, mulai dari awal masa negara-negara berperang Chunqiu (770 - 476 SM), hingga yang terakhir Revolusi Kebudayaan, semuanya diputar-balikkan dan diubah, terus menerus dilakukan selama lebih dari 50 tahun, segala upaya untuk meletakkan kembali wajah kebenaran sejarah telah dihalangi, dihancurkan dan dimatikan.
Ketika kekerasan saja tidak cukup sehingga perlu dimodifikasi, maka penipuan dan kebohongan lantas digunakan. Kebohongan adalah sisi lain dari kekerasan dan alat pembenaran kekerasan.
Kita harus mengakui, penipuan dan kebohongan bukan diciptakan oleh Partai Komunis China, itu hanya ketidak senonohan yang telah ada sejak dahulu dan digunakan oleh PKC tanpa malu. PKC berjanji akan memberikan tanah kepada petani, berjanji memberikan pabrik kepada pekerja, berjanji memberikan kebebasan dan demokrasi kepada kaum intelektual, berjanji memberikan kedamaian. Tak satupun dari janji-janji ini terlaksana. Satu generasi orang Tionghoa yang dibohongi telah mati dan satu generasi berikutnya terus dibohongi. Ini adalah kepedihan paling besar dari orang Tionghoa, juga adalah kemalangan besar dari bangsa Tionghoa.
III. Sikap dan Prinsip yang Selalu Berubah
Pada acara perdebatan di TV saat pemilihan presiden Amerika tahun 2004, salah satu calon presiden berkata, manusia boleh sering mengubah pandangannya terhadap masalah tertentu, tapi tidak dapat selalu mengubah prinsipnya dalam memandang masalah. Orang yang selalu mengubah prinsipnya bukanlah orang yang dapat dipercaya dan diandalkan.
Partai Komunis adalah tipikal yang biasanya berulang-ulang kali mengubah prinsip-prinsip mereka. Sejak masa didirikannya, PKC telah mengadakan 16 kali pertemuan perwakilan nasional dan 16 kali mengubah undang-undang partainya. Setelah 50 tahun merebut kekuasaan politik, PKC telah lima kali mengubah UUD-nya.
Idealisme Partai Komunis adalah persamaan sosial, persamaan sosial adalah untuk menerapkan paham masyarakat komunis. Namun, Tiongkok yang di kuasai oleh Partai Komunis adalah negara terparah didunia dengan masalah paling serius dalam perbedaan kaya dan miskin. Banyak anggota partai negara telah menjadi kaya raya, sementara delapan ratus juta rakyat Tiongkok terjepit di dalam kemiskinan.
Teori PKC berkembang dari Marxisme, ditambah pemikiran Mao, ditambah lagi teori Deng dan terakhir, teori "Tiga Wakil" Jiang. Antara Marxisme dan ideologi Mao sama sekali tidak ada sangkut paut sedikit pun dengan teori Deng dan "Tiga Wakil" Jiang; arah jalan yang ditempuh berlawanan, perbedaannya sangat besar, namun masih juga bisa "diletakkan bersama diatas meja sembayang untuk disembah," sungguh suatu hal yang tidak lazim.
Partai Komunis tidak mempunyai pendirian, prinsip-prinsip partai yang berkembang sebagian besar saling bertentangan satu sama lain. Misalnya gagasan integrasi global yang melampaui negara dan bangsa bertentangan dengan gagasan nasionalisme yang ekstrim; penghapusan pemilikan pribadi dan eksploitasi kelas bertentangan dengan gagasan untuk mengajak para kapitalis bergabung ke partai. Prinsip dasarnya mengarah ke selatan namun dibawa ke utara dan ini merupakan suatu hal yang lumrah saja. Sejarah mencatat, dalam upaya mempertahankan kekuasaannya, prinsip yang dipertahankan kemarin bisa dilepas hari ini, kemudian esok hari berubah lagi, hal ini ditemukan di mana-mana. Namun apapun perubahannya, tujuan komunis sangat jelas, yaitu merampas dan mempertahankan politik kekuasaan, dan tetap berusaha menguasai masyarakat secara mutlak.
Dalam sejarah PKC, sudah lebih dari sepuluh kali terjadi tentang apa yang disebut sebagai pergulatan "anda mati saya hidup". Dalam kenyataannya semua itu pergulatan internal saat terjadi perubahan pendirian dan prinsip.
Perlu dijelaskan bahwa setiap perubahan pendirian dan prinsip, adalah datang dari krisis legitimasi dan kelangsungan hidup yang tidak dapat dihindarkan oleh PKC. Kolaborasi dengan Partai Kuomintang, politik luar negeri yang memihak Amerika, reformasi ekonomi dan perluasan pangsa pasar, atau mempromosikan nasionalisme, merupakan kompromi untuk perebutan dan pemantapan kekuasaan. Siklus penindasan atau rehabilitasi, semuanya berhubungan dengan perubahan prinsip-prinsip dasar PKC.
Pepatah barat mengatakan kebenaran adalah abadi, kebohongan akan berubah selamanya. Ada kebijakan dalam pepatah ini.
IV. Memusnahkan Sifat Manusiawi dan Mengganti dengan Prinsip Partai
PKC adalah rejim otoriter yang menganut paham Leninisme. Pada awal pendirian PKC, telah ditentukan tiga jalur pokok, yakni jalur politik, jalur intelektual dan jalur organisasi. Jalur politik adalah untuk menentukan tujuan, jalur intelektual adalah fondasi filosofi partai, jalur organisasi untuk melaksanakan tujuan dan mencapai tujuan. Tuntutan utama terhadap anggota Partai Komunis dan penduduk dalam masyarakat komunis adalah kepatuhan secara mutlak, inilah makna keseluruhan dari apa yang disebut jalur organisasi.
Di Tiongkok, orang-orang memahami bahwa secara umum anggota Partai Komunis memiliki ciri khas kepribadian ganda. Dalam kehidupan pribadi, anggota Partai Komunis memiliki sifat manusiawi secara umum, seperti perasaan gembira, marah, sedih, senang, mereka juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Mungkin mereka adalah orang tua, suami, atau pun teman. Namun prinsip partai, sesuai dengan tuntutan Partai Komunis, jauh melebihi sifat manusiawi secara umumnya. Jika sifat manusiawi adalah relatif, sedangkan prinsip partai adalah mutlak adanya, tidak boleh diragukan dan tidak boleh dilawan.
Selama masa Revolusi Kebudayaan, orang tua dan anak saling menyakiti, suami dan istri saling menyerang, guru dan murid saling melaporkan ke partai, ini adalah akibat berperannya prinsip partai, konflik dan saling membenci. Pada periode awal, jika ada anggota keluarga yang dikategorikan sebagai musuh kelas dan ditindas, pejabat tinggi sekalipun tidak mampu berbuat apa-apa, contoh yang demikian sangat banyak, semua karena berperannya prinsip-prinsip partai.
Prinsip kepartaian yang sangat kuat menguasai individu seperti itu adalah berkat latihan jangka panjang oleh organisasi Partai Komunis. Latihan seperti ini dimulai sejak taman kanak-kanak. Dalam pendidikan taman kanak-kanak, walaupun standar jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan pengetahuan umum dan sifat anak-anak, namun memenuhi standar penilaian yang baik. Pendidikan politik yang dimulai dari sekolah menengah hingga universitas, yang dipelajari adalah harus mematuhi jawaban standar yang diberikan oleh partai, jika tidak memenuhi syarat, maka tidak akan lulus.
Berbicara didepan umum, anggota partai harus tetap konsisten dengan garis partai sekali pun ia bertindak atas nama pribadi. Organisasi PKC membentuk piramid besar, dengan kekuasaan sentral ada di puncak mengontrol keseluruhan hirarki. Struktur yang unik ini merupakan gambaran rejim PKC, sesuatu yang dapat menghasilkan kepatuhan yang absolut.
Saat ini, Partai Komunis China telah merosot menjadi kelompok politik yang mempertahankan keuntungan pribadi, sudah tidak ada lagi tujuan memperjuangkan hal yang menjadi cita-cita komunis, namun prinsip organisasi tetap tidak berubah, tuntutan terhadap sifat partai tidak berubah. Partai ini, dengan menempatkan dirinya diatas semua umat manusia dan sifat manusiawinya, menyingkirkan semua organisasi maupun perorangan yang dianggap mengganggu kekuasaan, meski orang itu adalah masyarakat biasa atau pun pemimpin tingkat tinggi PKC.
V. Makhluk Jahat yang Menentang Alam dan Menentang Sifat Manusia
Segala makhluk hidup diatas langit dan di bumi semuanya memiliki siklus lahir, tumbuh, tua dan mati.
Berlainan dengan rejim komunis, semua masyarakat non-komunis, bahkan yang berada dibawah pemerintah totaliter keras dan diktator sekalipun, organisasi masyarakatnya masih diperbolehkan berkembang sendiri dan menentukan nasib sendiri. Masyarakat Tiongkok kuno sebenarnya adalah suatu struktur dualisme, desa dengan organisasi spontan yang berintikan klan partriarkal (garis keturunan ayah), sedangkan daerah perkotaan dengan organisasi spontan yang berintikan serikat pekerja. Sedangkan struktur pemerintah dari atas hingga kebawah melulu hanya mengurusi masalah pemerintah tingkat kabupaten keatas.
Totaliterisme sosial masa kini yang paling jahat selain komunis, misalnya rejim Nazi, masih memperbolehkan adanya hak properti dan hak milik pribadi. Dalam rejim komunis, semua organisasi spontan dan yang berstatus mandiri dibasmi secara total, sebagai penggantinya adalah struktur penumpukan kekuasaan secara total dari atas ke bawah.
Jika dikatakan kondisi masyarakat sebelumnya adalah tumbuh dari bawah keatas, suatu kondisi masyarakat yang tumbuh dan terjadi secara alamiah, maka kekuasaan politik komunis adalah suatu kondisi masyarakat yang melawan alam.
Dalam komunisme, tidak ada standar sifat manusia umum seperti belas kasih dan baik serta rakus dan jahat; hukum dan prinsip menjadi standar yang bisa diubah sesuai kehendaknya. Tidak boleh membunuh orang, terkecuali musuh yang ditentukan oleh partai. Hormat kepada orang tua, kecuali orang tua musuh kelas. Kebenaran, kesopanan, kebijakan dan kesetiaan adalah baik, tetapi tidak berlaku ketika Partai tidak menginginkan atau tidak ingin mempertimbangkannya. Sifat kemanusiaan pada umumnya dijungkir balikkan secara total, karena memang komunisme menentang sifat kemanusiaan.
Semua masyarakat non-komunis kebanyakan mengakui dua aspek peri kemanusiaan, yaitu baik dan jahat yang eksis secara bersama; kemudian dengan ikrar tetap mencapai keseimbangan dalam masyarakat. Komunis tidak mengakui sifat kemanusiaan, tidak mengakui kebaikan dalam sifat kemanusiaan, juga tidak mengakui kerakusan dan kejahatan dalam sifat kemanusian. Membasmi konsep baik dan jahat ini, menurut perkataan Marx, adalah secara total menjungkir balikkan konstruksi tingkat atas dari dunia lama.
Partai Komunis tidak percaya pada Tuhan, bahkan juga tidak menghargai segala makhluk alam, "menentang langit, menentang bumi, menentang manusia - penuh kesenangan tanpa batas." Ini adalah motto Partai Komunis sewaktu berlangsung Revolusi Kebudayaan. Berperang dengan langit bertarung dengan bumi, mencelakakan rakyat menjalankan rencana jahat.
Orang-orang Tiongkok secara tradisional mempercayai kesatuan langit dan manusia. Laozi berkata dalam Dao De Jing, "Manusia mengikuti bumi, bumi mengikuti langit, langit mengikuti Dao, dan Dao mengikuti alam." Manusia dan alam adalah suatu kondisi alam semesta yang berkesinambungan.
Komunis adalah juga sebuah kehidupan, tetapi pengingkarannya terhadap alam, langit, bumi dan manusia adalah suatu kehidupan jahat yang mengingkari alam semesta.
VI. Ciri Khas dari Makhluk Kejahatan
Organisasi-organisasi Partai Komunis tidak pernah berpartisipasi dalam kegiatan produksi maupun kegiatan kreatifitas. Segera setelah mengambil alih kekuasaan, mereka melebur dalam masyarakat, mengontrol dan memanipulasi mereka. Agar tidak kehilangan kekuasaan, mereka mengendalikan unit-unit paling kecil dalam masyarakat, juga memonopoli sumber-sumber produksi yang ada didalam masyarakat tersebut agar dapat menghisap kekayaan mereka.
Di Tiongkok, PKC berada di mana-mana dan mengendalikan semuanya, namun tidak ada orang yang pernah melihat catatan finansialnya, yang ada hanya catatan untuk negara, catatan pemerintah setempat dan catatan perusahaan. Dari pemerintah pusat sampai aparat desa, pejabat administrasi selalu lebih rendah dari pejabat partai, pemerintah takluk kepada organisasi partai yang setingkat. Pengeluaran partai, tidak terpisah sendiri tapi dibiayai dan dilaporkan dalam bagian administrasi pemerintahan.
Organisasi PKC adalah makhluk jahat yang bagaikan bayangan mengikuti dan merasuk dalam setiap sel masyarakat Tiongkok. Dengan kapiler pengisap darah, memasuki setiap pembuluh darah halus dan setiap unit sel masyarakat; mengendalikan dan memanipulasi masyarakat.
Struktur aneh makhluk yang merasuk ini, dalam sejarah umat manusia, kadang terjadi didalam sebagian masyarakat, kadang terjadi dalam seluruh masyarakat untuk jangka pendek. Namun tidak pernah terjadi seperti dalam masyarakat komunis yang begitu menyeluruh, lama dan mencengkeram.
Oleh sebab itu petani Tiongkok hidup dalam kemiskinan dan penderitaan parah. Mereka selain harus menanggung beban pejabat negara juga begitu banyak kader partai.
Oleh sebab itu, terjadi PHK pekerja Tiongkok secara besar-besaran, karena pipa penghisap darah PKC ada di mana-mana, terus menerus menghisap kekayaan perusahaan.
Oleh sebab itu kaum intelektual Tiongkok begitu sulit menemukan demokrasi, sebab selain struktur administrasi utama, masih ada lagi bayangan yang secara khusus mengintai mereka.
Makhluk merasuk, perlu secara mutlak mengendalikan spirit yang dirasuki agar dapat memperoleh enerji dan mempertahankan keberadaan dirinya.
Ilmu pengetahuan politik modern menganggap kekuasaan masyarakat datang dari tiga sumber, yaitu kekerasan, kekayaan dan ilmu pengetahuan. Komunis memonopoli dan tidak ragu-ragu menggunakan kekerasan untuk merampas harta masyarakat dan yang paling penting adalah merampas kebebasan berpendapat dan pers, merampas kebebasan spiritual dan kesadaran masyarakat, untuk mencapai tujuan mengendalikan kekuasaan masyarakat secara mutlak. Dapat dikatakan, pengendalian secara ketat oleh makhluk komunis Tiongkok ini sulit dibandingkan dengan rejim mana pun didunia ini.
VII. Mawas Diri Singkirkan Makhluk Merasuk PKC.
Dalam piagam pertama "Manifesto Komunis", Marx menyatakan, pada tahun 1848, "sebuah roh, roh komunis, sedang berkeliaran di Eropa". Satu abad kemudian, komunis bukan lagi sebuah roh, melainkan benar-benar memiliki suatu materi fisik secara konkret. Roh ini, dalam seratus tahun di abad yang lalu, menyebar ke seluruh dunia seperti suatu epidemi, membunuh puluhan juta jiwa, merampas harta ratusan juta orang dan juga kebebasan spirit dan roh asal mereka.
Basis awal Partai Komunis adalah merampas semua harta milik pribadi untuk membasmi kelas penghisap. Harta milik pribadi seseorang adalah basis dari semua hak sosial masyarakat, dan sering kali juga adalah bagian yang paling penting dari pembawa kebudayaan bangsa. Orang-orang yang telah dirampas harta pribadinya, semangat kebebasan dan kesadaran sudah tentu juga terrampas. Hingga pada akhirnya kehilangan kebebasan untuk memperoleh hak sosial dan politik.
Menghadapi krisis kelangsungan hidup dirinya, Partai Komunis China terpaksa mengadakan reformasi ekonomi pada tahun 1980. Sebagian dari hak milik pribadi dikembalikan kepada orang-orang. Ini menciptakan lubang pertama dalam mesin pengendali kekuasaan politik PKC yang sangat besar dan rumit. Sampai hari ini, lubang ini makin lama makin membesar, berkembang menjadi ajang pengumpulan harta secara gila-gilaan dalam seluruh anggota tubuh PKC.
Dengan kekerasan dan kebohongan, meski makhluk jahat merasuk ini secara terus menerus mengubah tampak penampilan luar, namun dalam beberapa tahun ini sudah menampakkan kegagalan, mencapai kondisi histeris bila menghadapi sedikit gangguan. Mereka mencoba menyelamatkan diri dengan semakin membabi buta mengumpulkan harta dan kekuasaan, tapi justru menambah selangkah lebih maju lagi ke ambang pintu krisis.
Tiongkok masa kini tampil makmur, tetapi krisis sosial telah terakumulasi sampai ke tingkat yang belum pernah dilihat. Menurut kebiasaan PKC, kemungkinan akan sekali lagi menggunakan teknik politik masa lalu, termasuk sekali lagi melakukan kompromi sampai tingkat tertentu, rehabilitasi terhadap penindasan yang pernah dilakukan terhadap gerakan pro demokrasi Lapangan Tiananmen atau Falun Gong ataupun menciptakan kelompok lain dari musuh yang ia pilih, agar seterusnya dapat melanjutkan penggunaan kekuatan teror.
Menghadapi tantangan dalam beberapa ratus tahun ini, bangsa Tionghoa telah menjawab dengan dimulai dari mengimpor senjata, membentuk sistem sampai kepada revolusi yang ekstrim dan kejam; mengorbankan banyak jiwa, kehilangan sebagian besar kebudayaan tradisional Tiongkok, terbukti sudah bahwa tanggapan atas tantangan tersebut masih saja merupakan suatu jawaban yang gagal. Tatkala perasaan dendam dan kemarahan menguasai rakyat Tiongkok, Partai Komunis mengambil kesempatan masuk dan pada akhirnya mengendalikan bangsa yang tetap mewarisi peradaban kuno itu.
Dalam krisis yang akan datang, tidak dapat dihindarkan, orang-orang Tionghoa sekali lagi dihadapkan pada pilihan. Tak peduli pilihan mana yang diambil, seluruh rakyat Tionghoa harus jernih dan sadar bahwa angan-angan apa pun yang diharapkan pada makhluk jahat yang merasuk ini, semua akan memperbesar bencana bangsa Tionghoa, semuanya adalah menginjeksi enerji baru bagi makhluk jahat perasuk tubuh itu.
Hanya dengan menanggalkan semua angan-angan dan introspeksi serta mawas diri, secara teguh tidak dikendalikan oleh perasaan dendam dan nafsu serakah, barulah mungkin dapat melepaskan diri dari makhluk merasuk dan mimpi buruk yang membayangi selama lebih dari 50 tahun. Dengan kebebasan bangsa itu sendiri, menciptakan lagi peradaban Tionghoa dengan berlandaskan sifat kasih sayang dan peri kemanusiaan kepada semua.
Menurut buku 'Menjelaskan Bahasa dan Mengurai Kata' (Shuowen Jiezi) yang ditulis oleh Xu Shen (147 AD), huruf Mandarin tradisional yang berarti "partai" atau "geng" terdiri dari dua akar kata yang meliputi arti "masih gelap". "Partai" atau "anggota partai" (yang juga bisa diartikan "geng" atau "anggota geng") mengandung arti yang merendahkan.
Konghucu berkata, "Saya dengar bahwa orang yang terhormat tidak akan bergabung dengan geng (partai)." Dalam kata ulasan buku itu, pengartian Konghucu untuk huruf ini menjelaskan bahwa orang yang membantu satu sama lain untuk menyembunyikan kejahatan mereka dan yang melakukan tindak kejahatan dianggap membentuk geng (partai). Di dalam kebudayaan Tionghoa tradisional, hal ini mengandung pengertian yang tidak baik, mempunyai persamaan arti dengan "geng brandalan" dan berhubungan dengan pengaruh kelompok untuk tujuan egois.
Mengapa Partai Komunis bisa muncul dan akhirnya merebut kekuasaan di Tiongkok? Partai Komunis China (PKC) secara terus menerus telah menanamkan ke dalam pikiran orang-orang Tionghoa bahwa sejarah telah memilih PKC, bahwa rakyat telah memilih PKC, dan bahwa "tanpa PKC tidak akan ada Tiongkok baru".
Apakah, memilih Partai Komunis atas keinginan mereka sendiri? Atau Partai Komunis yang memaksakan keinginan egois dan pandangan mereka kepada rakyat Tionghoa? Kita hanya bisa temukan jawabannya dalam sejarah.
Sejak masa akhir Dinasti Qing sampai masa awal periode Republik (1911-1949), Tiongkok mengalami kejutan luar biasa dari luar dan usaha untuk reformasi internal secara besar-besaran. Masyarakat berada dalam gejolak yang memilukan. Banyak intelektual dan orang-orang dengan pemikiran yang bijaksana ingin menyelamatkan negara dan rakyat, tetapi di tengah-tengah krisis dan kekacauan nasional, kekhawatiran mereka tumbuh, pada awalnya dari kekecewaan yang kemudian menjadi ke-putus asa-an sepenuhnya. Seperti orang sakit yang sembarangan mencari dokter, mereka mencari solusi di luar Tiongkok. Ketika cara Inggris dan Perancis gagal, mereka berpaling pada metode Rusia. Karena ingin cepat berhasil, mereka tidak ragu-ragu untuk meramu obat yang paling keras untuk penyakitnya, dengan harapan Tiongkok bisa menjadi kuat dengan cepat.
Gerakan 4 Mei pada 1919 adalah cermin yang jelas dari ke-putus asa-an ini. Sebagian orang memilih tindakan anarkis, sebagian lain mengusulkan untuk membuang doktrin-doktrin Konghucu, dan yang lainnya lagi menyarankan untuk mengadopsi kebudayaan asing. Secara singkat, mereka menolak kebudayaan tradisional Tionghoa dan menentang doktrin Konghucu yang mengambil jalan tengah. Karena ingin mengambil jalan pintas, mereka menjalankan pemusnahan dari semua hal yang bersifat tradisional. Pada satu sisi kelompok radikal tidak mempunyai cara untuk menjalankan negara, pada sisi lain mereka percaya sepenuhnya pada pendapat mereka sendiri. Mereka merasa dunia tanpa harapan, dan percaya bahwa hanya dengan diri sendiri barulah mereka bisa menemukan cara yang benar bagi perkembangan masa depan Tiongkok. Mereka bernafsu untuk melakukan revolusi dan kekerasan.
Pengalaman yang berbeda menyebabkan perbedaan pada teori, prinsip dan jalur di antara beberapa kelompok. Akhirnya sekelompok orang bertemu dengan penghubung Partai Komunis dari Uni Soviet. Ide "menggunakan kekerasan untuk menduduki kekuasaan politik" dari teori Marxisme-Leninisme, menarik bagi pikiran resah mereka dan sesuai dengan keinginan mereka untuk menyelamatkan negara dan rakyat. Maka mereka memperkenalkan Komunisme, suatu konsep yang sangat asing ke negeri Tiongkok. Ada 13 orang wakil yang menghadiri kongres pertama PKC. Setelah itu, sebagian meninggal, sebagian melarikan diri, sebagian bekerja untuk kepentingan kubu Jepang dan menjadi pengkhianat, dan sebagian keluar dari PKC untuk bergabung dengan Kuomintang (Partai Nasional, yang selanjutnya kita sebut KMT). Pada 1949, ketika PKC berkuasa, hanya Mao Zedong (Mao Tse Tung) dan Dong Biwu yang masih tersisa dari 13 anggota Partai semula. Tidak jelas pada waktu itu apakah pendiri-pendiri PKC menyadari bahwa "dewa penyelamat" yang mereka perkenalkan dari Uni Soviet sebenarnya adalah makhluk jahat, dan obat yang mereka dapatkan untuk menguatkan negara sebenarnya adalah racun mematikan.
Partai Komunis Rusia yang baru saja memenangkan revolusi, terobsesi untuk menggarap Tiongkok. Pada tahun 1920, Uni Soviet mendirikan Biro Timur Jauh di Siberia yaitu sebuah cabang dari Komunis Internasional (Internationale) Ketiga, atau Komintern (Comintern). Ia bertanggung jawab untuk mengatur pendirian Partai Komunis di Tiongkok dan negara lainnya. Begitu didirikan, wakil deputi biro Grigori Voitinsky tiba di Beijing dan menghubungi barisan depan komunis Li Dazhao. Li mengatur pertemuan Voitinsky dengan pemimpin komunis lainnya, Chen Dixiu di Shanghai. Pada bulan Agustus 1920, Voitinsky, Chen Dixiu, Li Hanjun, Shen Xuanlu, Yu Xiusong, Shi Cuntong dan lainnya memulai persiapan dari pendirian PKC.
Pada Juni 1921, Zhang Tailei tiba di Irkutsk - Siberia, untuk menyerahkan proposal pendirian PKC sebagai cabang dari Komintern kepada Biro Timur Jauh. Pada 23 Juli 1921, dengan bantuan Nikolsky dan Maring dari Biro Timur Jauh, maka secara resmi terbentuklah PKC.
Sejak itu gerakan Komunis diperkenalkan ke Tiongkok sebagai uji coba, dan sejak itu PKC memposisikan dirinya di atas segalanya, menaklukkan segalanya sehingga membawa bencana tanpa akhir bagi Tiongkok.
I. PKC Tumbuh Dengan Cara Menumpuk Kejahatan Secara Berkesinambungan
Bukan tugas yang mudah untuk memperkenalkan makhluk asing seperti Partai Komunis, sesuatu yang sama sekali tidak sejalan dengan tradisi Tionghoa, ke dalam negeri yang mempunyai sejarah peradaban 5000 tahun lebih. PKC dengan mempergunakan ideologi Keserasian Besar Komunisme membohongi rakyat dan kaum intelektual nasionalis, melangkah lebih jauh lagi memutar balik teori komunisme yang telah diselewengkan dengan parah oleh Lenin, menjadikannya sebagai dasar untuk menghancurkan segala nilai tradisi yang tidak menguntungkan kekuasaannya, membasmi segala tingkat sosial dan tokoh yang membahayakan kekuasaannya. PKC membawa pengaruh besar kepada penghancuran keyakinan beragama, terlebih lagi membawa konsekuensi atheisme komunis. PKC membawa pengingkaran komunisme akan sistem kepemilikan pribadi, juga membawa teori revolusi kekerasan Lenin. Bersamaan pula PKC meneruskan dan mengembangkan bagian paling jahat dari kaisar Tiongkok.
Sepanjang sejarah PKC, sejak berdirinya sampai memperoleh dan menjalankan kekuasaan, secara terus menerus ia bertambah jahat. Dalam perkembangannya PKC mengandalkan sembilan unsur dasar yang diberikan oleh hantu Komunis, yaitu jahat/ busuk, menipu, menghasut, penjahat masyarakat, memata-matai, merampok, berkelahi, memusnahkan, dan mengontrol. Dalam menghadapi krisis yang berkesinambungan, PKC terus menerus menjalankan dan memperkuat cara-cara serta melanjutkan peran dari karakter-karakter jahat ini.
Unsur Dasar Pertama: Sesat/ Jahat - Menjalankan Bentuk Kejahatan Dari Marxisme-Leninisme
Pada awalnya Komunis Tiongkok tertarik pada Marxisme karena berpijak dari "melancarkan revolusi dengan kekerasan untuk menghancurkan alat-alat negara lama dan mendirikan kekuasaan kaum proletar." Ini sesungguhnya adalah akar kejahatan dari Marxisme dan Leninisme. Teori materialisme dari Marxisme dibuat atas dasar konsep ekonomi yang sempit dari tenaga produksi, hubungan produksi dan nilai surplus. Pada masa awal ketika kapitalisme belum begitu berkembang, Marx membuat prediksi picik bahwa kapitalisme akan hancur dan kaum proletar akan menang, yang mana sekarang telah terbukti salah. Teori Marxis-Lenin akan revolusi sosial dengan kekerasan dan kekuasaan kaum proletar, merupakan promosi kekuasaan politik dan dominasi dari kaum proletar. Pernyataan Komunis berhubungan dengan basis filosofi dan sejarah dari Partai Komunis terhadap perjuangan dan konflik kelas. Kaum proletar melepaskan diri dari moral tradisional dan hubungan sosial demi mendapatkan kekuasaan. Dengan demikian, sejak awal kemunculannya, doktrin dari Komunis bertentangan dengan semua tradisi.
Sifat hakiki manusia secara universal menolak kekerasan dalam bentuk apapun. Kekerasan membuat orang menjadi brutal dan bersifat tiran. Oleh sebab itu di segala tempat dan sepanjang waktu, secara hakiki umat manusia menolak keberadaan dari teori kekerasan Partai Komunis. Teori yang belum pernah ada dalam sistem-sistem pengajaran, filosofi, atau tradisi. Sistem komunis yang bersifat menteror jatuh di muka bumi entah dari mana.
Dasar dari ideologi PKC adalah manusia bisa menguasai alam dan mengubah dunia. Partai Komunis menarik minat banyak orang dengan ide-idenya tentang "pembebasan bagi semua umat manusia" dan "Persatuan dunia". PKC menipu banyak orang, terutama mereka yang perduli dengan keadaan manusia dan ingin membuat sejarah dalam masyarakat. Sehingga orang-orang ini lupa akan keberadaan Tuhan di atas. Terinspirasi secara keliru dengan konsep indah "membangun surga dunia", mereka memandang hina tradisi dan memandang rendah nyawa orang lain, yang mana malah membuat rendah diri mereka sendiri.
Partai Komunis menyuguhkan mimpi "surga Komunis" sebagai sebuah kebenaran, dan memicu antusiasme orang-orang untuk memperjuangkannya: "Dengan alasan ciptakan guntur baru, ada dunia yang lebih baik dilahirkan"[1] PKC menggunakan ide yang absolut dan tak masuk akal, untuk memutuskan hubungan antara umat manusia dan surga, memutuskan hubungan garis yang menyatukan orang dengan nenek moyang dan tradisi nasional mereka. Dengan menyerukan kepada rakyat agar menyerahkan hidup mereka kepada komunis, PKC bertambah kuat untuk melakukan kejahatan.
Unsur Dasar Kedua: Menipu-Berbohong Supaya Mencampur adukkan Baik dan Jahat
Kejahatan harus berbohong. Untuk mengambil keuntungan, PKC menganugerahi kaum buruh dengan sebutan "Kelas yang paling progresif", "kelas yang tidak egois", "kelas paling depan" dan "pioner dari revolusi kaum proletar". Ketika Partai Komunis membutuhkan para petani, ia menjanjikan "lahan bagi petani". Mao menyanjung petani dengan mengatakan, "Tanpa petani yang miskin tidak akan ada revolusi, menyangkal peran mereka sama dengan menyangkal revolusi." [2] Ketika Partai Komunis membutuhkan bantuan dari kaum kapitalis, ia menyebut mereka "yang sejalan dalam revolusi kaum proletar" dan menjanjikan mereka "republik yang demokratis". Ketika Partai Komunis hampir dibasmi oleh KMT, mereka memohon dengan lantang, "Orang Tionghoa tidak bertempur dengan sesama orang Tionghoa." Tetapi apa yang terjadi? Begitu perang anti-Jepang berakhir, PKC menggunakan seluruh kekuatannya melawan KMT dan menumbangkan pemerintahannya. Begitu mulai berkuasa, PKC juga memusnahkan kaum kapitalis, dan pada akhirnya mengubah petani dan buruh menjadi kaum proletar yang miskin.
Konsep dari front persatuan adalah sebuah contoh kebohongan yang biasa dilakukan PKC. Agar bisa memenangkan perang saudara dengan KMT, PKC memulai dengan taktiknya mengadopsi "strategi front persatuan sementara" dengan musuh-musuhnya, termasuk para pemilik tanah (kaum feodal) dan petani kaya. Pada 20 Juli 1947, Mao Zedong mengumumkan bahwa "Kecuali bagi yang sungguh memberontak, kita harus memberikan perlakuan yang lebih baik kepada kelompok pemilik tanah...untuk mengurangi kondisi kekerasan." Tetapi setelah PKC mendapatkan kekuasaan, para pemilik tanah dan petani kaya tidak luput dari penghancuran.
Mengatakan suatu hal dan melakukan sebaliknya adalah hal yang wajar bagi PKC. Ketika PKC membutuhkan KMT, ia mengutarakan bahwa kedua pihak seharusnya "berjuang demi keberadaan bersama untuk jangka waktu panjang, menjalankan supervisi bersama, tulus satu sama lain, dan berbagi dalam kehormatan dan kegagalan". Tetapi setelah berhasil berkuasa pada 1949, PKC melenyapkan semua orang yang berbicara tentang demokrasi, menyebut mereka sebagai sayap kanan anti-partai. Semua orang yang tidak setuju atau menolak untuk mengikuti konsep, kata-kata, tindakan atau organisasi Partai dilenyapkan. Para pemimpin Marx, Lenin dan PKC menegaskan bahwa kekuatan politik Partai Komunis tidak akan berbagi dengan kelompok atau individu manapun. Sejak awal, Komunis dengan jelas membawa sifat kediktatoran. Dengan sewenang-wenang, PKC tidak pernah berada bersama kelompok atau partai politik lainnya dengan perilaku yang tulus. Bahkan pada masa yang disebut periode "santai", keberadaan PKC dengan kelompok lainnya hanyalah pura-pura semata.
Sejarah membuktikan bahwa kita jangan sampai mempercayai apa yang dijanjikan PKC, atau mempercayai bahwa apa yang dijanjikan akan dipenuhi. Percaya dengan kata-kata dari PKC bisa menyebabkan seseorang kehilangan nyawa.
Unsur Dasar Ketiga: Menghasut-Menyulut Kebencian dan Menghasut Pertikaian Massa
Penipuan digunakan untuk menghasut kebencian. Pertikaian harus disulut dari kebencian. Jika kebencian tidak ada, maka bisa dibuat.
Sistem kepala kelompok yang berurat berakar di daerah pedesaan Tiongkok menjadi halangan utama bagi pendirian kekuasaan politik Partai Komunis. Masyarakat pedesaan pada awalnya cukup harmonis, dan hubungan antara pemilik tanah dan penyewa tidak sepenuhnya bertentangan. Pemilik tanah mengatur dan menyewakan tanah pada petani, dan petani bertumpu pada tanah ini untuk kelangsungan hidupnya. Dengan kata lain, pemilik tanah memberikan sarana bagi petani untuk hidup, dengan timbal balik petani mendukung pemilik tanah.
Hubungan saling ketergantungan ini telah diputarbalikkan oleh PKC menjadi pertentangan dan pemisahan kelas secara ekstrim. Keharmonisan dibalikkan menjadi permusuhan, kebencian dan pertikaian; hal yang bisa diterima menjadi tidak dapat diterima, hal yang lancar dibuat menjadi kacau, dan republik dibuat menjadi otoriter. Partai Komunis mendorong rakyat untuk tidak mengakui kepemilikan tanah pribadi, membunuh demi keuntungan dan membunuh pemilik tanah, petani kaya dan keluarga mereka. Banyak petani yang tidak mau mengambil barang milik orang lain. Sebagian dari mereka mengembalikannya di malam hari apa yang telah mereka ambil di siang hari dari para pemilik tanah, tetapi mereka dikritik oleh tim kerja PKC untuk pedesaan dengan sebutan "kesadaran tingkat rendah".
Untuk menghasut kebencian kelompok, PKC menjadikan panggung pertunjukan Tiongkok menjadi alat propaganda. Sebuah cerita terkenal tentang penindasan kelompok, "Gadis Berambut Putih", yang mulanya adalah cerita mengenai seorang dewi dan tidak ada hubungannya dengan pertentangan kelas. Tetapi oleh seorang penulis dari militer, diubah menjadi sebuah drama, opera dan balet modern yang digunakan untuk menghasut kebencian antar kelompok. Ketika Jepang menjajah Tiongkok, PKC tidak melawan Jepang, malahan menyerang pemerintah KMT dengan tuduhan menjual negara tidak melawan Jepang, mengakibatkan krisis nasional dan menghasut rakyat untuk melawan pemerintahan KMT.
Menghasut massa untuk bertikai satu dengan yang lain adalah tipuan klasik dari PKC. PKC menciptakan tugas kelompok dengan rumus 95:5 yaitu: 95% dari populasi ditugaskan pada berbagai kelompok yang bisa dimenangkan, sementara 5% sisanya ditempatkan sebagai kelompok musuh. Orang yang berada dalam 95% aman, tetapi yang termasuk dalam 5% diperangi. Karena ketakutan dan ingin melindungi diri mereka sendiri, orang-orang berupaya untuk masuk ke dalam kelompok 95%. Ini menyebabkan banyak kasus di mana orang-orang saling mencederai satu sama lain, dari penghinaan sampai bentrokan fisik. PKC dalam banyak gerakan politiknya dengan menggunakan hasutan terus menerus menyempurnakan taktik ini.
Unsur Dasar Keempat: Berandalan-Perusuh dan Sampah Masyarakat Menempati Jabatan di PKC
Sampah masyarakat adalah biangnya kejahatan, maka kejahatan harus memanfaatkannya. Revolusi sosial yang dilancarkan komunis paling sering menggunakan para berandalan pemberontak dan sampah masyarakat. Contohnya dalam "Komune Paris", sebenarnya melibatkan pembunuhan, pembakaran, dan kekerasan yang dilakukan oleh sampah masyarakat. Bahkan Marx merendahkan "kaum proletar dungu". [3] Dalam "Manifesto Komunis" Marx berkata, "Kelompok yang berbahaya, sampah masyarakat, yang dengan pasif telah membuat busuk masyarakat dan dibuang oleh lapisan terendah dari masyarakat lama, dapat dimasukkan dan dipergunakan ke dalam gerakan revolusi kaum proletar. Tetapi karena kondisi kehidupannya, mereka mau dibeli dan bisa digunakan lebih lanjut sebagai alat suap dari pertikaian reaksioner." Di sisi lain, Marx dan Engels menganggap sifat alamiah petani yang mudah dipecah belah dan kedunguan mereka, maka tidak mempunyai kualifikasi untuk termasuk ke dalam kelompok kelas apa pun.
PKC mengembangkan lebih lanjut sisi gelap dari Teori Marxisme. Mao Zedong berkata, "Sampah masyarakat dan perusuh selalu ditampik oleh masyarakat, tetapi sesungguhnya mereka adalah yang paling pemberani, paling seksama dan teguh dalam revolusi di daerah pedesaan." [4] Kaum proletar gelandangan telah memperkuat keganasan PKC. Telah membangun rejim pedesaan Soviet awal. Kata "revolusi" dalam bahasa Mandarin yang diartikan satu per satu adalah "memutus nyawa". Meskipun PKC bisa menerapkan "revolusi" dalam pengertian yang positif, tetap saja itu menakutkan dan menjadi bencana bagi orang baik, adalah mengambil "nyawa". Demikian juga, dalam beda pendapat mengenai istilah "kaum proletar gelandangan" selama masa Revolusi Kebudayaan, PKC merasa "gelandangan" terdengar tidak baik, maka PKC menggantinya dengan "kaum proletar" saja.
Perilaku lainnya dari berandalan adalah bertindak brutal. Ketika dikritik karena kediktatoran mereka, pejabat partai cenderung untuk merendahkan orang dan tanpa malu mengeluarkan pernyataan seperti, "Kamu benar, itulah yang kami lakukan. Pengalaman orang Tionghoa selama beberapa dekade terakhir mengharuskan kami untuk menjalankan kekuatan demokrasi dengan diktator. Kami menyebutnya 'kediktatoran demokrasi rakyat' ".
Unsur Dasar Kelima: Mata-mata - Penyusupan, Penipuan, Pengkhianatan
Tidak cukup dengan kecurangan, membuat onar dan memanfaatkan berandalan, tehnik mata-mata dan menanamkan perselisihan juga digunakan. PKC ahli dalam penyusupan. Beberapa dekade lalu, "tiga ranking teratas" agen mata-mata PKC adalah Qian Zhuangfei, Li Kenong dan Hu Beifeng, yang bekerja untuk Chen Geng, kepala seksi Cabang Mata-mata Nomor 2 dari Komite Pusat PKC. Ketika Qian Zhuangfei bekerja sebagai sekretaris rahasia dan asisten kepercayaan dari Xu Enzeng, Direktur dari Kantor Investigasi KMT, dia menggunakan kop surat dari organisasi KMT untuk menulis dua surat yang berisikan informasi rahasia tentang rencana strategi pertama dan kedua dari KMT mengenai pengepungan propinsi Jiangxi oleh tentara KMT, melalui Li Kenong diserahkan langsung kepada Zhou Enlai (juga disebut Chou En-lai) [5]. Pada April 1930, sebuah organisasi agen ganda yang khusus yang dibiayai oleh Cabang dari Investigasi Pusat KMT didirikan di daerah Timurlaut Tiongkok. Secara permukaan dimiliki oleh KMT dan dikelola oleh Qian Zhuangfei, tetapi dibalik itu dikontrol oleh PKC dan dipimpin oleh Chen Geng. Li Kenong bergabung dalam Pusat Tentara KMT sebagai seorang pemecah sandi. Li adalah pemecah kode dari pesan rahasia yang berisikan penahanan dan pemberontakan dari Gu Shunzhang [6], seorang Direktur Biro Keamanan PKC. Qian Zhuangfei segera mengirim pesan yang telah dipecahkan ini kepada Zhou Enlai, sehingga menghindari kemungkinan banyak mata-mata ditangkap dalam penggerebekan.
Yang Dengying adalah seorang pejabat khusus dari Kantor Investigasi KMT di Shanghai yang pro-Komunis. PKC membiarkannya menangkap dan menghukum orang-orang yang PKC anggap tidak bisa dipercaya. Seorang pejabat senior dari propinsi Henan suatu kali membuat kesal anggota partai, maka orangnya sendiri merekayasa suatu kondisi sehingga dia dimasukkan ke dalam penjara KMT selama beberapa tahun.
Selama Perang Pembebasan [7], agen rahasia PKC menyusup hingga ke sekitar Chiang Kai-shek (juga disebut Jiang Jieshi)[8]. Letnan Jenderal Liu Fei, Wakil Menteri dari Departemen Keamanan yang bertanggung jawab untuk mengirimkan tentara KMT. Liu sebenarnya adalah agen rahasia PKC. Sebelum tentara KMT mengetahui tugas mereka berikutnya, informasi mengenai rencana lokasi pengelompokan tentara, telah sampai pusat PKC di Yan'an. Lalu Partai Komunis akan mempersiapkan rencana pertahanannya. Rencana Hu Zongnan untuk menyerang Yan'an diungkapkan kepada Zhou Enlai oleh Xiong Xianghui, sekretaris dan asisten kepercayaan Hu Zongnan [9]. Sehingga sesampainya di Yan'an, Hu Zongnan dan tentaranya hanya menemukan tempat kosong. Zhou Enlai pernah berkata, "Ketua Mao sudah tahu perintah militer yang dikeluarkan oleh Chiang Kai-shek sebelum sampai kepada pemimpin tentara Chiang sendiri."
Unsur Dasar Keenam: Perampokan - Perampasan Dengan Muslihat atau Kekerasan Menjadi "Peraturan Baru"
Segala yang dimiliki oleh PKC adalah hasil perampokan. Ketika PKC mendirikan Tentara Merah untuk membangun kekuasaannya melalui kekuatan militer, mereka membutuhkan uang untuk pengadaan senjata dan perlengkapan, makanan dan pakaian. PKC melakukan "pengumpulan dana" dalam bentuk penekanan terhadap gembong lalim setempat dan merampok bank, berperilaku seperti bandit. Lalu "pengumpulan dana" ini menjadi salah satu dari tugas utama dari Tentara Merah yang dipimpin oleh Li Xiannian, salah satu dari pemimpin senior PKC, Tentara Merah menculik anggota keluarga dari keluarga terkaya di daerah barat propinsi Hubei. Mereka tidak hanya menculik satu orang, tetapi satu orang dari setiap keluarga kaya di daerah itu. Mereka yang diculik dibiarkan hidup agar bisa ditebus terus menerus oleh keluarga mereka sehingga menjadi sokongan dana bagi tentara. Setelah Tentara Merah puas atau keluarga dari yang diculik telah kehabisan hartanya, barulah tahanan dilepaskan dalam kondisi sekarat. Sebagian bahkan telah meninggal karena teror sebelum dikembalikan pada keluarga mereka.
Melalui "penindasan terhadap gembong lalim setempat dan menyita tanah mereka", PKC mengembangkan perampasan dengan muslihat dan kekerasannya kepada seluruh masyarakat, menggantikan tradisi dengan "Peraturan Baru". Partai Komunis telah melakukan segala tindak kejahatan besar maupun kecil, dan tidak melakukan kebaikan sama sekali. Ia menawarkan sedikit kebaikan pada pihak lain agar dapat dihasut dan konflik dengan yang lain. Alhasil, belas kasih dan kebaikan hilang sama sekali, dan digantikan dengan perselisihan dan pembunuhan. "Cita-cita komunis" sebenarnya adalah kata pelembut untuk perselisihan dengan kekerasan.
Unsur Dasar Ketujuh : Perkelahian - Pemusnahan sistem Nasional, Aturan dan Kalangan Tradisional
Penipuan, hasutan, melepaskan sampah masyarakat, dan mata-mata semuanya bertujuan perampokan dan perkelahian. Filosofi dari komunis menyanjung perkelahian. Namun revolusi Komunis bukanlah perkelahian, perusakan dan perampokan yang tanpa aturan. Partai mengatakan, "Target utama dari penyerangan petani adalah gembong lalim setempat dan bangsawan jahat serta pemilik tanah ilegal, tetapi bersamaan itu mereka juga menjatuhkan semua yang berkelompok dan institusi, melawan semua pejabat yang korupsi di kota-kota dan melawan semua praktek buruk dan adat di daerah pedesaan." [4] Sebuah usaha yang terorganisir diluncurkan untuk memusnahkan sistem tradisional dan adat istiadat di daerah pedesaan.
Pertempuran komunis meliputi kekuatan tentara dan perlawanan dengan senjata. "Sebuah revolusi bukanlah pesta makan malam, bukan menulis artikel, bukan melukis atau menyulam; tidak bisa dilakukan dengan halus, begitu lemah lembut, begitu tenang, baik dan ramah, menahan diri dan murah hati. Sebuah revolusi adalah pemberontakan, tindakan kekerasan suatu kelas sosial menjatuhkan kelas sosial yang lain". [4] Perkelahian tidak dapat dielakkan dalam upaya merebut kekuasaan. Beberapa dekade selanjutnya, PKC menggunakan karakter perkelahian yang sama untuk "mendidik" generasi berikutnya selama Revolusi Kebudayaan.
Unsur Dasar Kedelapan: Pemusnahan - Mendirikan Ideologi Genosida yang Lengkap
Komunisme telah melakukan banyak hal dengan cara sangat kejam. PKC menjanjikan "surga di atas bumi" kepada kaum intelektual. Tapi kemudian menyebut mereka "sayap kanan" dan menempatkan mereka pada kelompok 9 kategori [9] orang yang dianiaya. Mencabut hak kaum kapitalis akan kepemilikan harta pribadi mereka, melenyapkan tuan tanah yang kaya, memusnahkan aturan dan adat di daerah pedesaan, merampas kekuasaan daerah oleh pejabat lokal, menculik dan meminta tebusan dari orang kaya, mencuci otak tahanan-tahanan perang, "mereformasi" para industrialis dan kapitalis, menyusupi KMT dan mencerai beraikannya, melepaskan diri dari Komunis Internasional dan mengkhianatinya, membersihkan diri dari semua kejadian-kejadian melalui gerakan politik yang sukses setelah memegang tampuk kekuasaan pada 1949, dan mengancam anggotanya sendiri dengan paksaan, semuanya dilakukan dengan tuntas.
Semua kejadian di atas berdasarkan atas teori genosida dari PKC. Setiap gerakan politiknya di masa lalu merupakan kampanye teror dengan tujuan genosida. Sejak awal, PKC mulai membangun sistem teori genosidanya dengan gabungan dari teorinya mengenai kelompok, revolusi, pertentangan, kekerasan, kediktatoran, gerakan dan partai politik. Ia melampaui semua pengalaman yang telah dilalui dan menumpuknya melalui berbagai macam praktek genosida.
Ekspresi inti dari genosida PKC adalah pemusnahan kesadaran dan pemikiran pribadi. Dengan cara ini, "kekuasaan teror" menjadi hal yang disukai secara fundamental oleh PKC. PKC tidak hanya memusnahkan anda jika anda melawannya, tetapi juga mungkin menyingkirkan anda walaupun anda berpihak padanya. Ia akan melenyapkan siapa saja yang ia anggap patut dilenyapkan. Dengan begitu, semua orang hidup dalam bayang-bayang teror dan ketakutan terhadap PKC.
Unsur Dasar Kesembilan: Kontrol - Menggunakan Prinsip-prinsip Partai untuk Mengontrol Seluruh Partai Dan Segenap Masyarakat
Semua unsur dasar ini bertujuan untuk mencapai satu cita-cita: untuk mengontrol penduduk dengan menggunakan teror. Melalui tindakan iblisnya, PKC telah membuktikan dirinya sebagai musuh dari semua kekuatan sosial yang ada. Sejak kelahirannya, PKC telah berjuang melalui krisis demi krisis, dengan puncak kritisnya adalah krisis eksistensi. Eksistensinya adalah ketakutan, kondisi krisis yang abadi. Perasaan takut dalam krisis menjadi kepentingan utama PKC -- yang dengan susah payah mempertahankan keberadaan dan kekuasaannya. Untuk mendongkrak kekuatannya yang terus menurun, terkadang PKC terpaksa memperbaharui penampilannya. Keuntungan Partai bukanlah pada keuntungan satu anggota partai atau individu semata, tetapi keuntungan dari Partai secara keseluruhan sebagai kesatuan. Identitas bersama dari PKC mengungguli perasaan individual.
"Prinsip-prinsip partai" merupakan karakter-karakter yang keji dari hantu jahat ini. Prinsip-prinsip partai sedemikian menguasai penuh sifat hakiki manusia sampai pada kondisi di mana orang Tionghoa tidak lagi bebas berbicara dan bertindak. Misalnya, Zhou Enlai dan Sun Bingwen dulu berteman. Setelah Sun Bingwen meninggal, Zhou Enlai mengadopsi putrinya, Sun Weishi. Pada masa Revolusi Kebudayaan, Sun Weishi terkena kecaman dan kemudian ditangkap. Dia meninggal dalam penahanan dan keluarganya mendapati paku yang tertancap di kepalanya. Ironisnya, surat penangkapannya ditanda tangani oleh si ayah angkat, Zhou Enlai.
Salah satu pemimpin pada masa awal dari PKC adalah Ren Bishi, yang bertanggung jawab untuk perdagangan opium pada masa perang anti-Jepang. Pada waktu itu, opium adalah simbol dari serangan asing, karena Inggris menggunakan import opium untuk meluluhkan ekonomi Tiongkok dan menjadikan orang Tionghoa kecanduan. Walaupun adanya penolakan secara nasional terhadap opium, Ren berani menjalankan opium dalam area yang luas, dengan resiko dikutuk bangsa. Karena sifat yang ilegal dan sensitif dari perdagangan opium, PKC menggunakan kata "sabun" sebagai bahasa sandi dari opium. PKC menggunakan pendapatan dari perdagangan gelap opium dengan negara tetangganya untuk menunjang keberadaannya. Pada peringatan ulang tahun Ren yang ke-100, salah satu dari pemimpin Tiongkok generasi baru menyanjung prinsip-prinsip partai yang dianut Ren dengan mengatakan, "Ren mempunyai karakter yang superior dan dia adalah seorang idola dari anggota partai. Dia juga mempunyai kepercayaan yang mendalam terhadap Komunisme dan mempunyai kesetiaan tak terbatas terhadap Partai."
Contoh lainnya dari prinsip partai adalah Zhang Side. Partai mengatakan bahwa dia terbunuh karena runtuhnya tempat pembakaran kapur, tetapi desas desus mengatakan bahwa dia tewas ketika memanggang opium. Karena secara diam-diam bertugas di Divisi Keamanan Pusat dan tidak pernah minta promosi, PKC memberi predikat, "kematiannya lebih besar daripada Gunung Besar" [11] artinya hidupnya sangat penting. Dia dan Lei Feng yang terkenal sebagai "sekrup yang tidak pernah berkarat, berfungsi sebagai mesin revolusi" dijadikan model tipikal partai. Untuk jangka waktu yang lama, Lei dan Zhang dijadikan contoh untuk mendidik seluruh rakyat Tiongkok agar setia terhadap Partai. Banyak pahlawan dari Partai digunakan sebagai model dengan sebutan "semangat besi dan prinsip dari jiwa Partai".
Begitu memegang kekuasaan, PKC meluncurkan sebuah kampanye yang agresif untuk mengendalikan cara berpikir dan berhasil membentuk generasi berikutnya menjadi "alat" dan "sekrup" partai. Partai membentuk seperangkat "pikiran yang benar" dan satu set perilaku yang dianggap benar. Prosedur ini pada awalnya hanya digunakan didalam partai, tetapi dengan cepat dikembangkan ke seluruh rakyat. Diselubungi dengan sebutan untuk negara, cara pikir dan perilaku ini dijalankan untuk mencuci otak rakyat agar sepaham dengan kejahatan dari PKC.
II. Sejarah Pendirian PKC yang Tidak Terhormat
Partai Komunis China mengaku mempunyai sejarah yang megah, dari satu kemenangan menuju kemenangan berikutnya. Ini adalah usaha agar diri sendiri terlihat bagus dan sesuai dengan deskripsi legalitas kekuasaan PKC. Sebenarnya PKC tidak mempunyai kemegahan sama sekali. Harus dengan mengandalkan sembilan unsur dasar yaitu Jahat, Menipu, Menghasut, Berandalan, Mata-mata, Merampok, Berkelahi, Membasmi, Mengendalikan, barulah mereka dapat membangun dan mempertahankan kekuasaan.
Pendirian PKC - Dibangun dari Jerih Payah Uni Soviet
"Meriam Revolusi Oktober berdentum, mengirimkan Marxisme dan Leninisme pada kami". Itulah bagaimana PKC mencerminkan dirinya kepada rakyat. Sebetulnya, pada awal berdirinya PKC, merupakan cabang Asia dari Uni Soviet. Sejak semula ia adalah pengkhianat penjual bangsa.
Selama masa awal pendiriannya, PKC tidak mempunyai uang, tidak mempunyai ideologi maupun pengalaman, terlebih lagi mereka tidak mempunyai tulang punggung. PKC bergabung dengan Komintern adalah untuk ikut serta dan menyandarkan diri pada revolusi kekerasan. Revolusi kekerasan dari PKC adalah turunan dari revolusi kekerasan fase Marx dan Lenin. Komintern adalah pusat komando penggulingan kekuasaan pemerintah berbagai negara di dunia. PKC hanyalah cabang Asia Timur dari Komunis Soviet yang menjalankan imperialisme dari Tentara Merah Rusia. PKC bersandar pada kematangan Komunis Soviet dalam kekerasan merebut kekuasaan serta pengalaman, garis politik, pemikiran dan organisasi diktator proletariat dalam mematuhi perintah Komunis Soviet, menjiplak cara organisasi bawah tanah ilegal asing, melaksanakan pengawasan dan pengontrolan ketat. Uni Soviet adalah tulang punggung dan pembimbing PKC.
Konstitusi partai pada konferensi pertama PKC disusun oleh Komintern, manifestasi dari azas-azas Marx dan Lenin, pertentangan kelas, kediktatoran proletariat dan doktrin pembangunan partai, dengan program Partai Komunis Soviet sebagai dasar yang penting. Jiwa dari PKC berpijak pada ideologi yang diimpor dari Uni Soviet. Chen Duxiu, salah seorang pejabat penting PKC, mempunyai perbedaan pendapat dengan wakil dari komite Komunis Internasional, Maring. Maring menulis memo pada Chen menyatakan jika Chen adalah betul anggota Partai Komunis, dia harus mengikuti perintah dari Komintern. Walaupun Chen Duxiu adalah salah seorang tokoh pendiri PKC, dia hanya bisa mendengarkan dan mengikuti perintah. Sesungguhnya dia dan PKC hanyalah bawahan dari Uni Soviet.
Pada Konferensi PKC ketiga 1923, Chen Duxiu mengakui secara terbuka bahwa Partai sepenuhnya didanai oleh Komintern. Dalam satu tahun, Komintern menyumbangkan 200.000 yuan kepada PKC, dengan hasil yang tidak memuaskan, Komintern menuduh PKC tidak gigih dalam usaha mereka.
Menurut sebuah dokumen rahasia Partai, dari bulan Oktober 1921 hingga Juni 1922, PKC menerima 16.655 yuan. Pada tahun 1924 mereka menerima US$1.500 dan 31.927,17 yuan, dan pada tahun 1927 mereka menerima 187.674 yuan. Rata-rata kontribusi Komintern per bulan berkisar 20.000 yuan. Taktik yang digunakan oleh PKC sekarang, seperti melobi jalan belakang, menawarkan suap, dan menggunakan ancaman, telah dijalankan sejak dulu. Komintern secara serius pernah mengritik cara-cara PKC yang tidak henti-hentinya minta dana. "Mereka memanfaatkan sumber dana yang berbeda seperti Kantor Komunikasi Internasional, wakil dari Komintern, dan organisasi militer untuk mendapatkan dana, hal ini bisa terjadi karena sumber dana yang satu tidak tahu bahwa yang lain telah memberikan. Hal yang lucu adalah tidak membutuhkan waktu yang lama bagi teman-teman perwakilan kita untuk memahami kondisi psikologis dari teman-teman Sovietnya. Yang jelas, mereka tahu pada situasi apa dan teman yang mana akan lebih mudah untuk menyetujui dana. Begitu mereka tahu bahwa mereka tidak akan mendapatkannya, mereka menunda pertemuan. Pada akhirnya mereka menggunakan cara keji, seperti menyebarkan gosip bahwa beberapa pejabat mempunyai konflik dengan Soviet, dan dananya malahan diberikan pada militer bukan pada PKC."
Kerjasama Pertama KMT dan PKC - Parasit Menyusup ke dalam dan Mensabotase Ekspedisi Utara
PKC selalu memberitahukan orang-orangnya bahwa Chiang Kai-shek mengkhianati gerakan Revolusi Nasional [13], sehingga memaksa PKC untuk mengangkat senjata dan memberontak.
Pada kenyataannya, PKC bertindak seperti parasit. Ia bekerja sama dengan KMT pada kerjasama pertama KMT-PKC hanyalah untuk memperluas pengaruhnya dengan mengambil keuntungan dari revolusi nasional. Terlebih lagi, PKC sangat antusias untuk meluncurkan revolusi yang didukung oleh Soviet dan menduduki kekuasaan, dan keinginannya ini sebenarnya telah menyalahi dan mengkhianati gerakan Revolusi Nasional.
Pada konferensi kedua wakil-wakil nasional PKC yang diadakan pada Juli 1922, mereka yang menentang hubungan kerjasama dengan KMT mendominasi konferensi ini, karena para anggota konferensi antusias untuk menduduki kekuasaan. Tetapi Komintern yang mengontrol di balik layar memveto resolusi yang dicapai konferensi tersebut dan memerintahkan PKC untuk bergabung dengan KMT.
Pada masa awal kerjasama KMT-PKC yang pertama, PKC mengadakan Kongres Rakyat Nasional ke-4 di Shanghai pada Januari 1925, sebelum Sun Yat-Sen meninggal sudah diajukan masalah tampuk kekuasaan. Jika Sun Yat-sen [14] belum meninggal, target perebutan kekuasaan tentu bukanlah Chiang Kai-Sek.
Dengan dukungan Uni Soviet, PKC meraih kekuatan politik didalam KMT selama kerjasama mereka. Tang Pingshan menjadi menteri untuk Departemen Sumber Daya Manusia Pusat di KMT. Feng Jupo, sekretaris dari Menteri Tenaga Kerja, diberi kekuasaan penuh untuk menangani semua urusan yang berhubungan dengan ketenagakerjaan. Lin Zuhan adalah Menteri Urusan Pedesaan, dan Peng Pai adalah sekretaris dari kementerian ini. Mao Zedong mengambil posisi sebagai penasihat Kementerian Propaganda dari KMT. Sekolah-sekolah militer dan pemimpin-pemimpin militer selalu menjadi fokus dari PKC: Zhou Enlai memegang posisi direktur Departemen Politik Akademi Militer Huangpu (Whampoa), dan Zhang Shenfu adalah wakil direkturnya. Zhou Enlai adalah juga Kepala Biro Hukum Militer, dia menempatkan penasihat-penasihat militer Rusia di beberapa posisi. Banyak dari para Komunis memegang posisi sebagai instruktur dan dekan politik dalam sekolah militer KMT. Anggota PKC juga menjadi wakil dari Partai KMT pada berbagai tingkat dari Tentara Revolusi Nasional [15]. Ada ketentuan bahwa tanpa tanda tangan wakil Partai, maka peraturan dianggap tidak berlaku. Dampak keterikatan secara parasit pada gerakan Revolusi Nasional adalah bertambah dengan cepatnya anggota PKC mulai kurang dari 1000 di tahun 1925, menjadi 30.000 di tahun 1928.
Ekspedisi Utara dimulai pada Februari 1926. Dari Oktober 1926 sampai Maret 1927, PKC meluncurkan tiga pemberontakan bersenjata di Shanghai. Kemudian menyerang pusat militer Ekspedisi Utara yang bisa digagalkan oleh tentara Ekspedisi Utara. Zhou Enlai yang menggunakan nama lain Wu Hao, tertangkap dan kemudian dibebaskan setelah mengeluarkan surat pertobatan dan mengakui kesalahannya. Serdadu penjaga ketertiban umum propinsi Guangdong senantiasa bentrok dengan polisi, KMT menambahkan patroli polisinya dengan menggunakan prajurit tentara dan juga mengirimkan agen rahasia untuk mengawasi orang-orang yang menyebabkan keresahan sosial. Keonaran ini menyebabkan KMT melakukan pembersihan terhadap PKC pada 12 April (1927) [16].
Pada Agustus 1927, anggota PKC dalam Tentara Revolusi KMT melancarkan Pemberontakan Nanchang, yang dengan cepat diredam. Pada bulan September, PKC melancarkan Pemberontakan Panen Musim Gugur untuk menyerang Changsha, tetapi serangan ini juga dapat diredam. PKC lalu mulai mengimplementasikan jaringan pengontrol yang disebut "Cabang Partai dibangun berkesinambungan" dan kemudian menyingkir ke daerah Jinggangshan, mendirikan kekuatan pemerintahan di pedesaan tersebut.
Pemberontakan Petani Hunan - Menghasut Berandalan Untuk Memberontak
Selama masa Ekspedisi Utara, PKC melakukan pemberontakan-pemberontakan di daerah pedesaan dalam usaha meraih kekuasaan, sementara itu Tentara Revolusi Nasional berperang melawan panglima-panglima perang.
Pemberontakan Petani Hunan pada tahun 1927 adalah kerusuhan yang dilakukan oleh kaum gembel dan sampah masyarakat, sama seperti Commune Paris tahun 1871 yang terkenal, kerusuhan Komunis pertama. Rakyat Perancis dan orang asing di Paris menyaksikan bahwa Commune Paris adalah sekelompok bandit perusak yang tidak mempunyai visi. Hidup dalam gedung-gedung mewah dan rumah-rumah megah dan makan enak, mereka hanya perduli pada kenikmatan sementara dan tidak memikirkan masa depan. Selama masa pemberontakan Commune Paris, mereka menghalangi kebebasan pers. Mereka menahan dan kemudian menembak Uskup Agung Perancis, Georges Darboy, yang memberi khotbah pada Raja. Demi kesenangan mereka, mereka membunuh 64 pendeta, membakar istana-istana, dan memusnahkan kantor-kantor pemerintahan, rumah-rumah pribadi, monumen-monumen dan prasasti-prasasti. Kekayaan dan keindahan ibu kota Perancis yang tidak ada duanya di Eropa, hancur musnah pada masa kerusuhan Commune Paris; bangunan menjadi debu dan manusia menjadi tengkorak. Kebrutalan dan kekejaman yang sedemikian belum pernah ada sebelumnya.
Sebagaimana Mao Zedong mengakui, "Benar bahwasanya para petani di pedesaan 'sulit diatur' ". Dengan penuh kekuasaan, organisasi petani membuat pemilik tanah tidak dapat mengeluarkan pendapat dan wibawa mereka dicela. Ini berarti memojokkan pemilik tanah dan menyudutkan mereka disana. Para petani mengancam, "Kami akan masukkan kalian ke dalam daftar (daftar reaksioner)". Mereka mendenda gembong lalim setempat dan bangsawan jahat, mereka meminta jatah dari mereka, dan mereka merusak kursi mobil mereka. Orang-orang menyerbu rumah-rumah dari gembong lalim setempat dan bangsawan jahat yang tidak setuju dengan adanya organisasi petani, memotong babi dan memakan gandum mereka. Mereka bahkan berbaring di atas tempat tidur bersih dari anak-anak perempuan di rumah itu. Jika ditegur sedikit saja, mereka akan menangkap orangnya, memahkotai orang yang ditangkap dengan topi tinggi terbuat dari kertas, dan mengaraknya keliling desa, dan meneriakkan, "Tuan tanah hina, sekarang kamu tahu siapa kami!" Melakukan apa saja yang membuat mereka senang dan membalikkan segalanya, mereka telah menciptakan teror di pedesaan.
Tetapi Mao setuju dengan sifat "sulit diatur" ini, dengan mengatakan, ... "Secara gamblang, untuk sementara ini perlu untuk menciptakan teror di setiap daerah pedesaan, jika tidak, akan mustahil untuk menekan kegiatan dari kontra revolusioner di pedesaan terlebih lagi menumbangkan pengaruh bangsawan jahat. Batasan norma-norma harus dilanggar demi membenarkan yang salah, jika tidak, yang salah tidak bisa dibenarkan .... Banyak dari perbuatan mereka pada masa revolusi, yang terlihat keterlaluan sebenarnya adalah yang dibutuhkan oleh revolusi [4]. Revolusi komunis menciptakan sistem teror.
Operasi Utara "Anti-Jepang" - Melarikan Diri dari Kekalahan
PKC menyebut "Perjalanan Panjang - Long March" sebagai operasi utara anti-Jepang. "Perjalanan Panjang" dijadikan sebagai kisah dongeng revolusi Tiongkok. Ia mengatakan bahwa "Perjalanan Panjang" adalah "kitab deklarasi", "tim propaganda" dan "mesin penyebar bibit" yang berakhir dengan kemenangan untuk PKC dan kekalahan bagi musuh.
Operasi Utara "Anti-Jepang" adalah kebohongan yang tak kenal malu dari PKC untuk menutupi kegagalannya. Pada kenyataannya, dari Oktober 1933 sampai Januari 1934, Partai Komunis mengalami kekalahan total menghadapi operasi kelima KMT yang bertujuan untuk mengurung dan memusnahkan PKC, PKC kehilangan satu persatu kekuatannya di daerah pedesaan. Dengan daerah markasnya yang terus menyempit, Tentara Merah harus kabur. Inilah hal yang sebenarnya di balik "Perjalanan Panjang".
"Perjalanan Panjang" sebenarnya bertujuan menerobos pengepungan dan lari ke sepanjang garis perbatasan Mongolia dan Uni Soviet. Kala itu perjalanan mereka menghadapi banyak kesulitan, ke arah Barat menyusuri perbatasan Mongolia, mendekati Soviet agar mudah melarikan diri sebagai antisipasi bila kalah diserang. Mereka memilih untuk melewati Shanxi dan Suiyuan. Pada satu sisi dengan menempuh propinsi-propinsi di utara ini, mereka bisa mengakui sebagai "anti-Jepang" dan memenangkan hati rakyat, di sisi lain, daerah tersebut sangatlah aman, tidak ada tentara Jepang bermarkas di sana, karena tentara Jepang hanya menduduki teritori sepanjang Tembok Raksasa. Setahun kemudian, ketika PKC akhirnya tiba di Shanbei (bagian Utara propinsi Shanxi), kekuatan inti dari Tentara Merah Pusat telah berkurang dari 80.000 orang menjadi 6.000 orang.
Insiden Xi'an - PKC Menempel Kepada KMT untuk Kedua Kalinya
Pada Desember 1936, Zhang Xueliang dan Yang Hucheng, dua Jenderal KMT, menculik Chiang Kai-shek di Xi'an. Ini selanjutnya disebut Insiden Xi'an.
Menurut versi sejarah yang dibuat oleh PKC, Insiden Xi'an adalah "kudeta militer" yang didalangi oleh Zhang dan Yang, yang memberikan ultimatum hidup atau mati pada Chiang Kai-shek. Dia dipaksa untuk mengambil posisi melawan Jepang. Ditulis bahwa Zhou Enlai diundang ke Xi'an sebagai wakil dari PKC untuk membantu melakukan negosiasi damai. Dengan banyak kelompok Tiongkok yang menjadi penengah, insiden ini dapat diselesaikan dengan damai, sehingga mengakhiri perang saudara selama 10 tahun dan memulai gabungan persatuan nasional melawan Jepang. Buku sejarah PKC mengatakan bahwa insiden ini adalah titik balik yang penting bagi Tiongkok dalam krisisnya. PKC membanggakan dirinya sebagai partai patriotik yang memikirkan kepentingan seluruh negeri.
Semakin banyak data yang menyingkap bahwa banyak mata-mata PKC telah berkumpul disekitar Yang Hucheng dan Zhang Xueliang sebelum Insiden Xi'an. Salah satu contoh adalah anggota PKC bawah tanah Liu Ding, yang diperkenalkan kepada Zhang Xueliang oleh Song Qingling, istri dari Sun Yat-sen, saudara perempuan dari Madame Chiang dan seorang anggota PKC. Liu sangat berperan dalam memicu Insiden Xi'an sehingga setelah itu Mao memberikan pujian bahwa Liu telah menjalankan tugasnya dengan baik. Diantara mereka yang bekerja disisi Yang Hucheng, istrinya sendiri Xie Baozhen adalah seorang anggota PKC yang bekerja pada Departemen Politik Tentara si suami. Xie menikah dengan Yang Hucheng pada bulan Januari 1928 dengan persetujuan PKC. Ditambah lagi, anggota PKC Wang Bingnan adalah tamu kehormatan di rumah Yang pada waktu itu. Wang kemudian menjadi Wakil Menteri dari Kementerian Luar Negeri PKC. Anggota-anggota PKC disekeliling Yang dan Zhang inilah yang secara langsung memicu kudeta.
Sebenarnya pada awal insiden, pemimpin-pemimpin PKC ingin membunuh Chiang Kai-shek, sebagai balas dendam atas penekanannya terhadap PKC sebelumnya. Pada waktu itu, hanya tersisa markas PKC yang sangat lemah di utara propinsi Shanxi, begitu rapuh sehingga bisa saja musnah dalam satu kali serangan. Maka PKC dengan mengerahkan segala keahliannya menghasut dan menipu, memicu Zhang dan Yang untuk memberontak. Bertolak dari upaya mencegah Jepang menyerang Uni Soviet, Stalin menulis surat kepada Komite Pusat PKC dan meminta mereka untuk tidak membunuh Chiang Kai-shek, sebaliknya bekerja sama dengannya untuk kedua kalinya. Mao Zedong dan Zhou Enlai menyadari bahwa dengan kekuatan PKC yang terbatas, mereka tidak mampu melawan KMT, sekalipun jika mereka membunuh Chiang Kai-shek, mereka akan dikalahkan bahkan dimusnahkan oleh tentara KMT yang membalas dendam. Karena kondisi ini, PKC merubah taktiknya, dengan dalih berkoalisi memerangi Jepang, memaksa Chiang Kai-shek menerima kerjasama ini untuk kedua kalinya.
PKC lebih dulu memicu pemberontakan, mengarahkan senapan pada Chiang Kai-shek, tetapi kemudian berbalik dan bertindak seolah-olah pahlawan panggung, memaksa Chiang untuk menerima PKC. Dengan cara ini PKC tidak hanya terlepas dari krisis perpecahan, tetapi juga menggunakan kesempatan ini untuk menempel kepada pemerintahan KMT untuk kedua kalinya. Tentara Merah kemudian berubah menjadi Tentara Rute Delapan, lebih besar dan lebih kuat dari sebelumnya. Harus diakui kehebatan PKC dalam hal menipu.
Perang Anti-Jepang - Meminjam Senjata Melakukan Pembunuhan, Upaya PKC Mengembangkan Diri
Buku PKC menyatakan bahwa Partai Komunis-lah yang membawa kemenangan Tiongkok dalam perang melawan Jepang. Tetapi pada kenyataannya, ketika perang anti-Jepang terjadi, KMT mempunyai lebih dari 1.7 juta tentara bersenjata, kapal-kapal perang yang berbobot lebih dari 110.000 ton, dan sekitar 600 pesawat tempur dari berbagai jenis. PKC dengan tambahan Tentara Keempat Baru yang terbentuk pada bulan November 1937, tidak mencapai 70.000 orang, belum lagi dengan adanya perpecahan politik internal, kekuatannya melemah hingga pada taraf hancur dalam satu kali serangan. PKC menyadari bahwa jika berperang melawan Jepang, kekuatannya akan habis. Bagi PKC menyelamatkan kekuatan diri sendiri jauh lebih penting dibandingkan keselamatan negeri, inilah yang dianggap "kesatuan nasional". Oleh karena itu selama kerjasamanya dengan KMT, PKC melakukan aturan rahasia internal tentang mengutamakan perjuangan kekuatan politik.
Setelah Jepang menduduki kota Shenyang pada 18 September 1931,dan memperluas kekuasaan hingga daerah timur laut Tiongkok, PKC sebenarnya membantu Jepang berperang melawan KMT. Dalam deklarasi yang ditulis terhadap pendudukan Jepang, PKC mendorong segenap rakyat di daerah kekuasaan KMT untuk memberontak, memicu "buruh mogok, petani membuat keonaran, murid-murid mogok sekolah, orang miskin berhenti bekerja, tentara untuk memberontak" agar dapat menjatuhkan pemerintahan Nasionalis.
Walaupun PKC mengusung spanduk yang menyerukan perlawanan terhadap Jepang, namun tentara dan kekuatan gerilya mereka bermarkas jauh dari garis depan perang. Kecuali untuk beberapa pertempuran, termasuk satu pertempuran di Jalur Pingxing, PKC tidak berkontribusi apa-apa untuk berperang melawan Jepang. Sebaliknya mereka menggunakan tenaga untuk memperbesar markas mereka. Ketika Jepang menyerah, PKC meraup tentara-tentara yang menyerah tersebut masuk kedalam tentaranya, dan mengaku telah berkembang menjadi 900.000 orang tentara, ditambah dengan dua juta laskar rakyat. Sesungguhnya tentara KMT berada sendirian di garis depan ketika berperang melawan Jepang, dan kehilangan lebih dari 200 orang Jenderal. Sebaliknya PKC hampir tidak kehilangan seorang pejabatnya pun. Walaupun demikian PKC tetap berkoar bahwa KMT tidak berperang melawan Jepang, dan bahwasanya PKC lah yang mendapatkan kemenangan dalam perang anti-Jepang.
Penataan di Yan'an - Menciptakan Metode Penindasan Yang Paling Menakutkan
PKC menarik banyak pemuda patriotik ke Yan'an dengan alasan berperang melawan Jepang, tetapi kemudian menindas ribuan dari mereka selama gerakan penataan yang dilakukan di Yan'an. Sejak mendapatkan kekuasaan di Tiongkok, PKC terus menerus menggambarkan Yan'an sebagai "tanah suci revolusi", tetapi tidak menyebutkan kejahatan yang dilakukannya selama penataan tersebut.
Gerakan penataan di Yan'an adalah permainan kekuasaan yang paling besar, paling keji dan paling ganas yang pernah ada di dunia manusia. Dengan alasan membersihkan kaum borjuis yang merusak, Partai meniadakan moralitas, pikiran pribadi, kebebasan bertindak, toleransi dan harga diri. Langkah pertama dari penataan adalah setiap orang membuat data diri yang meliputi: 1) pernyataan pribadi, 2) sejarah kehidupan politiknya, 3) latar belakang keluarga dan hubungan sosial, 4) otobiografi dan perubahan ideologi, 5) evaluasi menurut prinsip-prinsip Partai.
Dalam data diri harus tercantum semua kenalannya sejak lahir, semua kejadian penting, waktu dan tempat kejadian. Orang-orang diminta berulang menulis data diri, dan setiap hal yang ketinggalan akan dianggap sebagai sesuatu yang tidak murni. Harus ditulis semua kegiatan sosial yang mereka pernah ikuti, terutama yang berhubungan dengan keikut sertaan dalam partai. Penekanannya adalah pada proses pikiran pribadi selama aktivitas sosial tersebut. Lebih penting lagi adalah evaluasi berdasarkan prinsip-prinsip partai, setiap orang harus mengakui jika secara sadar mempunyai pikiran atau perilaku yang menentang partai, baik dalam pembicaraan, perilaku kerja, hidup sehari-hari, ataupun aktivitas sosial. Dalam evaluasi mengenai kesadaran, setiap orang diminta untuk menelaah dengan teliti apakah dia hanya perduli dengan kepentingan pribadi, memanfaatkan pekerjaan di dalam Partai untuk mencapai tujuan pribadi, apakah dia tidak percaya dan ragu-ragu tentang masa depan revolusi, takut mati ketika perang, atau rindu pada keluarga dan kekasih. Tidak ada standard yang objektif sehingga hampir semua orang memiliki kekurangan.
Pemaksaan digunakan untuk mendapatkan "pengakuan" dari kader yang sedang diperiksa untuk menjaring "pengkhianat terselubung". Terjadi banyak fitnahan, tuduhan benar dan salah, dan sejumlah besar kader ditindas. Selama penataan, Yan'an disebut sebagai "tempat menempa sifat hakiki manusia". Sebuah regu kerja memasuki Universitas Urusan Militer dan Politik untuk mengkaji sejarah pribadi para kader, menyebabkan teror berdarah selama dua bulan. Berbagai metode digunakan untuk mendapatkan pengakuan. Setiap orang diperintah untuk mengaku dan diajari bagaimana mengaku. Ada pembujuk kolektif, pembujukan lima menit, pembicaraan terpisah, laporan konferensi, mengidentifikasi "akar bit" (merah di luar, putih di dalam). Juga ada pengambilan foto, setiap orang berbaris di panggung untuk diperiksa. Mereka yang kelihatan gelisah dianggap sebagai tersangka dan dijadikan objek investigasi.
Bahkan wakil dari Komintern terhenyak dengan metode yang digunakan selama penataan dan mengatakan bahwa situasi Yan'an begitu depresi. Orang tidak berani berinteraksi satu sama lain. Setiap orang harus mempunyai senjata yang perlu diasah, gugup dan ketakutan. Tidak ada yang berani berkata jujur atau melindungi temannya yang diperlakukan tidak adil, karena semua berusaha untuk menyelamatkan nyawanya sendiri. Yang jahat - mereka yang bermulut manis, pembohong, dan menghina orang lain - dipromosikan. Penghinaan merupakan cara hidup di Yan'an. Orang didorong ke batas kewarasan, dipaksa untuk menanggalkan harga diri, rasa hormat dan malu, dan kasih terhadap sesama. Mereka tidak lagi mengungkapkan pendapat mereka sendiri, dan malah melafalkan artikel dari pemimpin-pemimpin partai.
Sistem penindasan yang sama selalu dipakai oleh PKC dalam kegiatan politiknya sejak menduduki kekuasaan di Tiongkok.
Tiga Tahun Perang Saudara - Mengkhianati Negara untuk Meraih Kekuasaan
Revolusi borjuis Rusia pada Februari 1917 sebenarnya adalah kerusuhan yang tidak terlalu besar. Tsar menempatkan kepentingan negara sebagai yang utama dan menyerahkan kekuasaan tanpa melawan. Lenin segera kembali ke Rusia dari Jerman, melakukan kudeta dan membunuh golongan revolusioner dari kelompok borjuis yang telah menjatuhkan Tsar hingga terjadi revolusi borjuis Rusia. PKC seperti halnya Lenin, memetik buah dari revolusi nasional. Setelah perang anti-Jepang berakhir, PKC meluncurkan perang revolusi yang menjatuhkan pemerintah KMT, membawa bencana perang sekali lagi bagi Tiongkok.
PKC mahir dalam memanipulasi massa. Dalam beberapa pertempuran dengan KMT, termasuk pertempuran Liaoxi-Shenyang, Beijing-Tianjin, dan Huai Hai, PKC menggunakan taktik yang primitif, barbar dan tidak berperikemanusiaan yang mengorbankan massanya sendiri. Ketika mengepung Changchun, agar suplai makanan kota tersebut habis, Tentara Pembebasan Rakyat (TPR) melarang rakyat sipil meninggalkan kota. Dalam waktu dua bulan selama Changchun dikurung, hampir 200.000 orang mati karena kelaparan dan kedinginan. Tetapi TPR tidak mengijinkan orang untuk pergi. Setelah peperangan berakhir, tanpa malu mereka menyatakan telah membebaskan Changchun tanpa perlu menggunakan senjata.
Sejak 1947 sampai 1948, PKC menandatangani "Perjanjian Harbin" dan "Perjanjian Moskow" dengan Uni Soviet, menyerahkan aset nasional dan memberikan sumber daya alam di bagian Timur Laut dengan imbalan dukungan penuh dari Uni Soviet dalam hal hubungan luar negeri dan urusan militer. Menurut perjanjian, Uni Soviet akan mensuplai PKC dengan pesawat terbang; akan memberikan pada PKC senjata rampasan dari Jepang dalam dua periode; dan akan menjual amunisi dan suplai militer milik Uni Soviet di Timur Laut Tiongkok kepada PKC dengan harga yang murah. Jika KMT melakukan pendaratan di Timur Laut, Uni Soviet akan secara diam-diam membantu tentara PKC. Ditambah lagi, Uni Soviet akan membantu PKC menguasai Xinjiang; PKC dan Uni Soviet akan membangun angkatan udara gabungan; Soviet akan membantu mempersenjatai 11 divisi tentara dari PKC, dan mengirimkan sepertiga dari persenjataan dari AS (senilai $ 13 milyar) ke Timur Laut Tiongkok.
Untuk mendapatkan dukungan Uni Soviet, PKC menjanjikan hak khusus bagi Uni Soviet untuk kebebasan transportasi darat dan udara di daerah Timur Laut; memberi Uni Soviet informasi tentang aksi pemerintah KMT dan militer AS; memberi Uni Soviet hasil produk dari Timur Laut (katun, kedelai) dan suplai militer dangan imbalan senjata mutakhir; mengijinkan Uni Soviet melakukan penambangan di area tertentu di Tiongkok; mengijinkan Uni Soviet untuk mendirikan pangkalan militer di Timur Laut dan Xinjiang; dan mengijinkan Soviet untuk mendirikan Biro Agen Rahasia Timur Jauh di Tiongkok. Jika perang pecah di Eropa, PKC akan mengirimkan bantuan 100.000 orang tentara ditambah dengan dua juta orang pekerja untuk mendukung Uni Soviet. Ditambah lagi, PKC berjanji untuk menggabungkan beberapa daerah khusus di propinsi Liaoning dengan Korea Utara jika diperlukan.
III. Memperlihatkan Perangai Iblis
Ketakutan Mendalam Menandai Sejarah Partai
Karakter yang paling menonjol dari PKC adalah ketakutan yang mendalam, terutama ketakutan akan kehilangan kekuasaan. Bertahan adalah kepentingan utama PKC, yang dilakukannya dengan menggunakan kekerasan. PKC seperti sel kanker utama yang menyebar dan menyusupi setiap bagian tubuh, meresap masuk dalam sel normal mengubah menjadi kanker ganas. Dalam siklus sejarah kita, masyarakat tidak dapat menghancurkan faktor yang bermutasi seperti PKC ini dan tidak mempunyai pilihan selain hanya membiarkannya berkembang. Sebagai dampaknya masyarakat banyak menjadi terpolusi, komunisme maupun elemen komunis merajalela dalam skala luas. Penyebaran PKC secara mendasar telah menurunkan moralitas dan tatanan sosial masyarakat umat manusia.
PKC tidak percaya dengan prinsip-prinsip moralitas dan keadilan. Semua prinsip-prinsipnya digunakan sepenuhnya untuk kepentingan sendiri. Pada dasarnya ia egois, dan tidak ada prinsip yang dapat menahan dan mengontrol keinginannya. Sesuai dengan prinsipnya, Partai perlu untuk terus menerus merubah penampilan luarnya, menggunakan selubung baru. Pada masa awal ketika keberadaannya dipertaruhkan, PKC menempel kepada Partai Komunis Uni Soviet, kepada KMT, kepada pemerintahan KMT, dan kepada Revolusi Nasional. Setelah mendapatkan kekuasaan, PKC menempelkan dirinya pada berbagai macam bentuk kesempatan, kepada pikiran dan perasaan warga negara, kepada struktur sosial dan berbagai cara apa saja yang bisa dirambahnya. PKC telah menggunakan setiap krisis sebagai kesempatan untuk mengumpulkan kekayaan dan memperkuat dirinya untuk bisa mengendalikan kontrol.
"Senjata Ajaib" Dari PKC
PKC mengaku bahwa kemenangan revolusi tergantung dari tiga "senjata ajaib": konstruksi Partai, perjuangan bersenjata dan garis depan yang bersatu. Pengalaman dengan KMT memberikan PKC dua "senjata" lagi: propaganda dan mata-mata. Berbagai "senjata ajaib" Partai telah disuntikkan ke dalam sembilan Unsur Dasar PKC: jahat, menipu, menghasut, melepas berandalan, memata-matai, merampok, berkelahi, memusnahkan, dan mengontrol.
Secara mendasar Marxisme-Leninisme itu jahat. Ironisnya, Komunis Tiongkok tidak begitu mengerti Marxisme-Leninisme. Lin Biao [17] mengatakan bahwa hanya beberapa anggota PKC yang benar-benar membaca materi Marx atau Lenin. Publik menganggap Qu Qiubai [18] sebagai seorang ideologis, tetapi dia mengaku hanya membaca sedikit Marxisme-Leninisme. Ideologi Mao Zedong adalah versi kampung dari apa yang Marxisme-Leninisme angkat sebagai pemberontakan petani. Teori sosialis Deng Xiaoping mempunyai dasar-dasar kapitalis di dalamnya. Teori "Tiga Wakil"[19] dari Jiang Zemin dibuat tanpa dasar apa pun. PKC tidak pernah sungguh-sungguh mengerti apa itu Marxisme-Leninisme, hanya mengadopsi semua aspek jahatnya, yang kemudian direkayasa oleh PKC menjadi hal-hal yang lebih keji.
Garis depan persatuan dari PKC adalah gabungan dari penipuan dan solusi jangka pendek. Tujuan dari persatuannya adalah untuk menambah kekuatannya. Dengan menggabungkan kekuatan anti-Jepang, PKC bisa berkembang dari sendiri menjadi kelompok yang besar. Persatuan membutuhkan kearifan - agar dapat membedakan siapa teman dan lawan; siapa yang di kiri, di tengah, di kanan; siapa yang dilindungi dan siapa yang diserang, kapan bersahabat dan kapan bermusuhan. Mudah menjadikan lawan sebagai kawan dan kemudian berbalik menjadi lawan lagi. Misalnya selama periode revolusi demokratik, partai bergabung dengan borjuis; di masa revolusi sosialis memusnahkan borjuis. Misalnya, dalam periode meraih kekuasaan, pimpinan partai demokratis lain seperti Zhang Bojun dan Luo Longji dirangkul sebagai pendukung PKC, kemudian setelah selesai dan tidak dibutuhkan lagi, ditindas sebagai "sayap kanan".
Partai Komunis Adalah Kelompok Berandalan Profesional
Partai Komunis menerapkan strategi dua sisi, satu sisi lembut dan fleksibel serta sisi lain keras dan tegas. Strategi lembutnya meliputi propaganda, garis depan yang bersatu, memata-matai, bermuka dua, mencekoki pikiran orang, mencuci otak, berbohong dan menipu, menutupi kebenaran, melakukan teror mental dan menciptakan kondisi penuh teror. Dalam melakukan hal-hal ini PKC menciptakan sindrom ketakutan di dalam hati anggota partai yang membuat mereka mudah untuk melupakan kesalahan yang telah dilakukan partai. Berbagai metode ini menghilangkan sifat dasar manusia dan membentuk kebrutalan dalam diri manusia. Taktik keras dari PKC meliputi kekerasan, penindasan, gerakan politik, membunuh dan menghancurkan kehidupan, menculik, menekan pendapat orang lain, serangan bersenjata, penyingkiran pihak lain yang dilakukan setiap kurun waktu tertentu, dan lain-lain. Metode-metode agresif ini adalah jaminan bagi partai untuk terciptanya teror.
PKC menggunakan kedua metode halus dan kasar secara bersamaan. Sesaat mereka lakukan dengan ringan sesaat kemudian dengan tegas, atau mereka akan ramah untuk urusan eksternal tetapi kaku bagi urusan internal. Dalam suasana ringan, PKC mendorong orang untuk mengeluarkan pendapat yang berbeda, tetapi bagaikan memancing ular keluar dari sarangnya, yang mengeluarkan pendapatnya kemudian akan ditindas dan dilakukan pengawasan yang ketat. PKC sering menggunakan demokrasi untuk menantang KMT, tetapi ketika para intelektual PKC yang berada di bawah pengawasan ketat tidak setuju dengan partai, mereka akan disiksa dan bahkan dipenggal kepalanya. Misalnya kita bisa melihat "Insiden Bunga Lili Liar" yang terkenal, yang mana intelektual Wang Shiwei terkena gerakan penataan Yan'an dan dihukum mati oleh PKC pada tahun 1947.
Seorang pejabat korban gerakan penataan Yan'an mengingat kembali ketika dia di bawah tekanan berat, diseret dan dipaksa untuk mengaku, satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah mengkhianati hati nuraninya sendiri dan berbohong. Pada awalnya, dia merasa tidak enak untuk menyebutkan dan memfitnah teman-temannya sendiri. Dia begitu membenci dirinya sendiri sampai ingin bunuh diri. Kebetulan ada sepucuk pistol ada di atas meja. Diambil dan diarahkan ke kepalanya, dan menarik pelatuknya. Pistolnya kosong tak berpeluru! Orang yang menginterogasi masuk dan berkata, "Adalah baik karena kamu telah mengaku bersalah. Aturan-aturan partai sangatlah ringan." Melalui ujian yang diberikan, Partai Komunis tahu bahwa kamu telah mencapai batas, dan tahu bahwa kamu "setia" terhadap Partai, maka kamu telah lulus ujian. Begitulah caranya Partai Komunis menempatkan anda pada ambang kematian, setelah menikmati segala kesengsaraan dan penderitaan anda, di saat anda sekarat, dengan ramah ditawarkan buah simalakama dan menjadi malaikat penyelamat anda. Puluhan tahun berlalu, dan pejabat ini berkesempatan mempelajari Falun Gong di Hongkong, sebuah qigong dan latihan kultivasi yang diperkenalkan di Tiongkok. Dia menganggap latihan ini baik. Namun ketika penindasan Falun Gong dimulai, kenangan lama yang menyakitkan datang lagi, maka dia pun tidak berani lagi berkata bahwa Falun Gong baik.
Pengalaman dari Kaisar Puyi [20] mirip dengan pejabat tersebut. Di penjara dalam tahanan PKC dan melihat orang lain dibunuh, dia pikir dia juga akan segera mati. Agar tetap hidup, dia membiarkan dirinya dicuci otak dan bekerjasama dengan sipir penjara. Kemudian dia menulis otobiografi "Paro Pertama Kehidupan Saya", yang digunakan oleh PKC sebagai contoh dari pembentukan ideologi.
Menurut ilmu kedokteran modern, di bawah tekanan psikologis berat dan terisolasi, banyak korban cenderung jatuh pada kondisi di mana ia sangat tergantung pada pelaku siksaan, kondisi ini disebut Sindrom Stockholm. Kondisi emosional si korban ditentukan oleh pelaku, sedikit saja kebaikan diberikan, si korban akan membalas dengan rasa terima kasih yang meluap-luap. Juga terjadi hal di mana si korban bahkan jatuh cinta pada pelaku. Fenomena psikologis ini telah lama diketahui dan digunakan dengan sukses oleh PKC untuk melawan musuh dan mengontrol pikiran dari rakyat.
Partai Komunis yang Paling Jahat dan Paling Keji
Partai Komunis Memanfaatkan dan Membuang Pemimpin-Pemimpinnya untuk Menghindari Reformasi
Tanpa pengecualian, sebagian besar Sekretaris Jendral pertama PKC pernah disebut sebagai anti komunis. Jelas sekali bahwa PKC mempunyai roh, sebuah organisme hidup yang mandiri. Menjadi pemimpin partai tidak berarti dapat mengatur jalannya partai, sebaliknya partailah yang mengatur nasib si pemimpin. Di propinsi Jiangxi, selama masa perang dengan KMT, PKC melakukan operasi pembersihan internal, menghukum prajurit-prajuritnya sendiri - merajam sampai mati dan tidak menggunakan peluru karena penghematan. Di propinsi Shanxi ketika terjepit di antara Jepang dan KMT, PKC memulai gerakan penataan Yan'an yang dikatakan sebagai membersihkan massa, dan membunuh banyak orang. Pembunuhan massal yang berulang kali dalam skala besar ini tidak menghentikan PKC dalam mengembangkan kekuatannya ke seluruh Tiongkok. PKC mengimpor metode pembunuhan ini dari Uni Soviet. PKC layaknya kanker ganas: dalam perkembangannya yang cepat, akar kanker telah mati, namun ia telah merambah semua organisme sehat di sekelilingnya dan mengembangkan pengaruhnya. Organisme dan tubuh yang dirambah tertular menjadi kanker ganas. Tidak masalah apakah pada awal bergabung orang itu baik atau jahat, dia akan menjadi bagian dari kekuatannya yang merusak. Semakin lugu orang itu, dia akan berubah semakin rusak. Tentu saja, matinya tubuh yang tercemar oleh kanker adalah juga kematian kanker itu sendiri. Tetapi begitulah perilaku kanker PKC.
Pendiri PKC, Chen Duxiu, adalah seorang intelektual dan pemimpin dari gerakan 4 Mei. Dia menampilkan dirinya sebagai seorang yang tidak suka kekerasan, dan memperingatkan anggota PKC jika mereka ingin merubah KMT menjadi ideologi komunis atau terlalu ingin berkuasa, ini pasti akan membuat hubungan menjadi genting. Sebagai seorang yang paling aktif dalam generasi 4 Mei, Chen juga seorang yang mempunyai toleransi. Dialah yang pertama kali mendapat sebutan "oportunis sayap-kanan".
Pemimpin PKC lainnya, Qu Qiubai, percaya bahwa anggota PKC harus terlibat dalam pertempuran, pemberontakan organisasi, menjatuhkan pemerintahan, dan menggunakan cara-cara ekstrim untuk mengembalikan masyarakat Tiongkok kembali ke fungsi-fungsi normalnya. Tetapi sebelum meninggal dia mengaku bahwa dia tidak ingin meninggal sebagai seorang revolusioner, karena dia telah lama menanggalkannya. Dia menyalahkan bahwa sejarah telah mempermainkan dan menempatkan dia yang intelektual ke atas panggung politik revolusi dan membuatnya tetap di sana selama bertahun-tahun. Pada akhirnya, dia berkata dia tidak dapat melepaskan konsep-konsep baik yang ada dalam dirinya. "Saya tidak bisa menjadi pejuang proletar".
Menaati perintah Komintern, pemimpin PKC Wang Ming mempersatukan partai dengan KMT adalah dalam rangka perang melawan Jepang, bukan memperluas jangkauan PKC. Pada pertemuan PKC, Mao Zedong dan Zhang Wentian tidak dapat membujuk teman seperjuangannya ini dan juga tidak dapat mengungkapkan situasi yang sebenarnya: mengandalkan kekuatan militer Tentara Merah yang terbatas, mereka sendiri tidak akan dapat menahan tentara Jepang, menuruti emosi kala itu dengan mengerahkan bala tentara untuk bertempur, maka sejarah Tiongkok tentu akan berbeda. Mao Zedong dipaksa untuk diam di dalam pertemuan ini. Kemudian Wang Ming disingkirkan, pertama disebut sebagai penyimpangan "sayap kiri", dan kemudian disebut sebagai seorang oportunis dari ideologi sayap kanan.
Hu Yaobang, seorang Sekretaris partai lagi yang dipaksa mengundurkan diri pada Januari 1987, padahal dia berjuang demi keadilan korban-korban tidak bersalah yang telah dianggap sebagai kriminal pada masa Revolusi Kebudayaan. Dia ingin menghidupkan kembali komunisme di dalam hati rakyat. Tetapi pada akhirnya dia tetap digunakan sebagai kambing hitam. Zhao Ziyang adalah Sekretaris [21] terkini yang disingkirkan, dia ingin membantu PKC dalam reformasi selanjutnya, tetapi tindakannya malah membawa konsekuensi yang mengerikan.
Lalu apakah yang telah dicapai oleh setiap pemimpin PKC? Mereformasi PKC berarti adalah menentukan kematiannya, dengan cepat kekuasaannya akan dibekukan oleh PKC. Ada keterbatasan untuk merubah sistem PKC, dengan mengandalkan kemampuan diri sendiri, hanya akan terbentur pada satu taraf saja. Tidak ada reformasi yang sungguh-sungguh yang dapat berhasil dijalankan terhadap PKC.
Jika para pemimpin partai semuanya telah menjadi "orang jahat", bagaimana PKC bisa mengembangkan revolusinya? Banyak contoh di mana ketika PKC berada dalam kondisinya yang paling prima -juga paling jahat, pejabat-pejabat tingginya dipecat dari jabatannya. Ini dikarenakan taraf kejahatan mereka tidak memenuhi standar partai, yang selalu memilih yang terjahat. Banyak pemimpin partai yang kehidupan politik mereka berakhir dengan tragis, namun PKC terus bertahan. Pemimpin-pemimpin PKC yang dapat bertahan di posisi mereka bukanlah mereka yang dapat mempengaruhi Partai, tetapi mereka yang dapat memahami keinginan partai dan mengikutinya. Mereka memperkuat kemampuan PKC untuk bertahan selama masa krisis, dan menyerahkan diri mereka sepenuhnya kepada partai. Pantas saja mereka dapat menentang langit, memerangi bumi, dan melawan sesama umat manusia. Tetapi mereka tidak pernah bisa menentang partai. Dalam organisasi PKC, terutama pada tingkat tinggi, ada hubungan saling ketergantungan antara para pemimpin dan partai, mengejar kelangsungan hidup mereka masing-masing secara bersamaan.
Tidak tahu malu adalah kualitas terpuji dalam PKC masa kini. Menurut Partai, semua kesalahan yang dilakukan oleh pemimpin partai adalah kesalahan pribadi mereka, misalnya Zhang Guotao atau Geng Empat [22]. Mao Zedong dinilai oleh Partai mempunyai tiga bagian kesalahan dan tujuh bagian keberhasilan, sementara Deng Xiaoping menilai dirinya sendiri mempunyai empat bagian kesalahan dan enam bagian keberhasilan, tetapi Partai sendiri tidak pernah salah. Bahkan ketika partai bersalah, dikatakan ia dapat membetulkan dirinya sendiri. Oleh karena itu, partai memerintahkan anggotanya untuk "melihat ke depan" dan "jangan terikat dengan hal-hal masa lalu". Banyak hal dapat berubah: Surga Komunis dapat berubah rendah menjadi seperti tempat penampungan dan dapur umum sosialis; Marx dapat digantikan dengan "Tiga Wakil"; orang-orang tidak akan terkejut melihat negara menjadi lebih demokratis, terbuka dan bebas untuk menganut kepercayaan, mencampakkan Jiang Zemin dalam waktu semalam ataupun "merehabilitasi" Falun Gong bukan lagi hal yang aneh. Tetapi suatu hal tidak bisa berubah: yaitu target, eksistensi dan kekuasaan partai. Mempertahan dominasi dan kekuasaan partai senantiasa tidak akan berubah.
PKC telah mencampur-adukkan kekerasan, teror dan indoktrinasi tekanan tinggi untuk membentuk dasar teorinya, yang mana kemudian dijadikan sifat dan prinsip tertinggi Partai, dijadikan roh para pemimpinnya, dan pada akhirnya seluruh fungsi mekanisme partai dan tindak tanduk anggotanya berasimilasi dengan konsep ini. Partai Komunis adalah partai yang terbuat dari besi dan kedisiplinannya sekeras baja. Tujuan dari semua anggotanya harus disatukan, dan tindakan dari semua anggotanya harus sepenuhnya sesuai dengan agenda politik Partai.
Penutup
Kekuatan sejarah apakah yang telah memilih Partai Komunis? Mengapa memilih PKC dan tidak memilih kekuatan politik lainnya? Seperti yang kita ketahui, di dunia ini terdapat dua kekuatan dan dua pilihan. Yang satu adalah yang tua dan jahat, yang tujuannya adalah melakukan kejahatan dan memilih hal negatif. Satunya lagi adalah yang lurus dan baik, yang tujuannya melakukan kebaikan dan belas kasih. PKC dipilih oleh kekuatan lama. Alasan dari pemilihan ini adalah karena PKC telah mengumpulkan semua kejahatan di dunia, Tiongkok maupun asing, masa lampau ataupun sekarang. Ia mewakili kekuatan jahat. Pada kelahirannya, PKC menggunakan bakat dasar manusia yang bersifat polos dan belas kasih untuk berbuat curang, dan kini selangkah demi selangkah dia telah menang dalam mendapatkan kapasitas untuk menghancurkan.
Apa yang dimaksud oleh PKC dalam pernyataannya bahwa tidak ada Tiongkok Baru tanpa Partai Komunis? Sejak berdiri pada tahun 1921 sampai pada awal kekuasaan politiknya tahun 1949, bukti dengan jelas menunjukkan bahwa tanpa penipuan dan kekerasan, PKC tidak akan bisa berkuasa. PKC berbeda dari berbagai macam organisasi lainnya, ia mengikuti ideologi miring dari Marxisme-Leninisme dan berbuat sesuka hatinya. Ia menjelaskan semua perbuatannya dengan teori tinggi dan dengan cerdik menghubung-hubungkannya dengan bagian tertentu dari massa, sehingga tindakannya "dibenarkan". Setiap hari menyiarkan propaganda, menutupi strateginya dengan berbagai prinsip dan teori dan menyetujuinya sendiri dengan sebutan pasti benar.
Perkembangan dari PKC adalah sebuah proses yang mengakumulasi kejahatan. Sejarah PKC mengungkapkan pada kita akan ke-ilegal-annya. Orang Tiongkok tidak memilih PKC, tetapi PKC memaksakan komunisme, hantu jahat asing ini, terhadap rakyat Tiongkok dengan cara menjalankan perangai-perangai jahat yang diwariskan oleh Partai Komunis - jahat/ busuk, menipu, menghasut, melepaskan bajingan, memata-matai, merampok, berkelahi, memusnahkan, dan mengontrol.
CATATAN :
[1] Dari Lagu Kebangsaan Komunis "Internasionale"
[2] Dari laporan milik Mao "Laporan Penyelidikan Gerakan Petani di Hunan" (1927)
[3] Kaum proletar, secara kasar diterjemahkan sebagai pekerja kasar. Istilah ini mengidentifikasikan kelompok yang terbuang, bagian yang rendah atau bawah tanah yang membentuk kelompok populasi bagian tengah dari industrialis. Termasuk pengemis, pelacur, preman, pemeras uang, penipu, penjahat kecil, gelandangan, tuna karya, orang-orang yang telah disingkirkan dari industri, dan semua kelompok yang terbuang, direndahkan dan dihina. Istilah ini dibuat oleh Marx dalam Perjuangan Kelompok di Perancis, 1848-1850.
[4] Mao (1927)
[5] Zhou Enlai (5 Maret 1898 - 8 Januari 1976), orang penting kedua setelah Mao dalam sejarah PKC. Dia adalah sosok pemimpin PKC dan Perdana Menteri Republik Rakyat Tiongkok dari 1949 sampai kematiannya.
[6] Gu Shunzhang adalah salah satu dari pimpinan sistem agen rahasia PKC yang pertama. Pada 1931 dia ditangkap oleh KMT dan membantu mereka dalam menyingkap tempat sembunyi PKC. Kedelapan orang anggota keluarga Gu kemudian dicekik sampai mati dan dikuburkan di Area Konsesi Perancis di Shanghai. Baca "Sejarah Pembunuhan PKC" untuk informasi yang berhubungan dengan ini.
[7] Perang antara PKC dan KMT pada Juni 1946. Perang ditandai dengan 3 kampanye : Liaoxi-Shenyang, Huai-Hai dan Beiping-Tianjin, setelah itu PKC menjatuhkan kekuasaan KMT, dan menyebabkan berdirinya Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1949.
[8] Chiang Kai-shek adalah pemimpin dari KMT, dan kemudian dikucilkan dan menjadi pemimpin Taiwan.
[9] Hu Zongnan (1896-1962), seorang yang berasal dari Kabupaten Xiaofeng (sekarang bagian dari Kabupaten Anji), Propinsi Zhejiang. Dia adalah wakil komandan, asisten komandan dan kepala staff dari Pusat Militer dan Administratif Baratdaya dari KMT.
[10] Ketika PKC memulai reformasi darat, ia mengelompokkan orang. Diantaranya kelompok orang yang dianggap sebagai musuhnya adalah intelektual, pemilik tanah, kritikus, mata-mata, dll, dan diposisikan nomor 9.
[11] Dari sebuah puisi oleh Sima Qian, seorang sejarahwan dan sarjana pada Dinasti Han Barat. Karya puisinya yang terkenal berbunyi, "Semua orang pasti mati; seseorang mati dengan tenang bagaikan gunung Tai atau ringan bagaikan bulu." Gunung Tai adalah salah satu dari pegunungan utama di Tiongkok.
[12] Ekspedisi Utara adalah sebuah kampanye militer dari Chiang Kai-shek pada 1927 yang bertujuan untuk menyatukan Tiongkok dibawah kekuasaan KMT, dan menghentikan kekuasaan dari panglima perang. Tujuan ini sebenarnya tercapai. Selama Ekspedisi Utara, PKC bergabung dengan KMT.
[13] Gerakan revolusi selama gabungan PKC-KMT, ditandai oleh Ekspedisi Utara.
[14] Sun Yat-sen, pendiri Tiongkok modern.
[15] Tentara Revolusi Nasional yang dikendalikan oleh KMT, dulunya adalah tentara nasional dari Republik Tiongkok. Selama periode penggabungan PKC-KMT, didalamnya juga ada anggota PKC.
[16] Pada tanggal 12 April 1927, KMT yang dipimpin oleh Chiang Kai-shek melakukan operasi militer melawan PKC di Shanghai dan beberapa kota lainnya. Kira-kira 5.000 sampai 6.000 anggota PKC ditangkap dan banyak yang terbunuh di Shanghai antara 12 April 1927 sampai dengan akhir tahun itu.
[17] Lin Biao (1907-1971), salah satu dari pemimpin senior PKC, bekerja dibawah Mao Zedong sebagai anggota dari Politbiro Tiongkok, sebagai Wakil Ketua (1958) dan Menteri Pertahanan (1959). Lin dianggap sebagai dalang dari Revolusi Besar Kebudayaan. Lin dicalonkan sebagai pengganti Mao pada 1966, tetapi tidak disukai banyak pihak pada 1970. Karena merasa akan jatuh, Lin merencanakan untuk kudeta dan ketika rencana ini terbongkar, dia merencanakan untuk melarikan diri ke Uni Soviet. Ketika dalam pelarian, pesawatnya jatuh di daerah Mongolia, yang menyebabkan kematiannya.
[18] Qu Qiubai (1899-1935) adalah salah satu pemimpin PKC pertama dan penulis sayap kiri yang terkenal. Dia ditangkap oleh KMT pada 23 Februari 1935 dan meninggal pada 18 Juni 1935.
[19] "Tiga Wakil" pada awalnya disebutkan dalam pidato Jiang Zemin pada bulan Februari 2000. Menurut doktrin ini partai harus selalu mewakili; arah perkembangan dari kekuatan produksi Tiongkok yang maju, orientasi dari kebudayaan Tiongkok yang maju, dan minat fundamental dari mayoritas rakyat Tiongkok.
[20] Pu-yi, nama Manchurianya adalah Aisin Gioro (1906 - 1967), kaisar terakhir Tiongkok (1908 - 1912), memerintah dengan nama Hsuan T'ung. Setelah turun tahta, pemerintahan republik yang baru memberikan uang pensiun pemerintah dalam jumlah yang besar, dan mengijinkannya untuk tetap tinggal di Kota Terlarang - Beijing sampai tahun 1924. Setelah 1925, dia tinggal di daerah konsesi Jepang di Tianjin. Pada 1934, dengan nama K'ang Te dia memerintah sebagai kaisar di daerah pendudukan Jepang: Manchukuo atau Manchuria. Dia ditangkap oleh Rusia pada 1945 dan dipenjara. Pada 1946, Pu Yi bersaksi pada sebuah pengadilan kejahatan perang Tokyo bahwa dia telah dipaksa untuk menjadi alat militer Jepang, dan bukanlah atas keinginannya sendiri sebagai seorang Manchuria. Pada 1950 dia diserahkan kepada Komunis Tiongkok dan dipenjarakan di Shenyang sampai tahun 1959, ketika Mao Zedong memberikan pengampunan padanya.
[21] Sekretaris Jendral yang terakhir dari sepuluh Sekretaris Jendral PKC yang dipecat karena tidak setuju dengan penggunaan kekerasan terhadap demonstrasi siswa di Lapangan Tiananmen pada tahun 1989.
[22] "Geng Empat" didirikan oleh istri Mao Zedong; Jiang Qing (1913-1991), pejabat Departmen Propaganda Shanghai Zhang Chunqiao (1917-1991), kritikus literatur Yao Wenyuan (1931), dan penjaga keamanan Shanghai Wang Hongwen (1935-1992). Mereka menjadi kuat selama masa Revolusi Besar Kebudayaan (1966-1976), dan mendominasi politik Tiongkok selama masa awal tahun 1970-an

Tidak ada komentar: